Junkyu x Euna Kim - Trauma

49 9 5
                                    

"Lepas!"

Junkyu pura-pura tak mendengar. Ia tetap menarik Euna dengan paksa tanpa peduli gadis itu sudah meronta. Beberapa pasang mata tampak menatap mereka, namun Junkyu tak peduli. Ia tetap menarik Euna sampai lorong kampus yang sepi.

"Junkyu gue bilang lepas ya lepas!"

"Fine!"

Junkyu memang benar-benar melepas tangan Euna, namun kemudian ia mendorong Euna sampai menabrak dinding. Gadis itu meringis kesakitan. Junkyu menyadari pergelangan tangan Euna memerah, bekas tarikannya tadi.

Tapi rasa khawatir Junkyu masih kalah dengan emosinya yang terlanjur meluap.

"Lo apa-apaan sih?!"

"Lo yang apa-apaan! Ngapain lo jadian sama Heedo hah?!"

Euna membuang muka. Ia sadar Junkyu masih susah payah menahan emosinya.

"Lo nggak berhak ikut campur urusan gue,"

"Gue berhak! Clara nitipin lo ke gue!"

"Gak usah bawa-bawa Clara! Lo nggak tau apa-apa!"

"Apa yang gue nggak tau? Lo jadian sama Heedo padahal lo sama sekali nggak cinta sama dia? Atau orang-orang yang ngomongin lo karena nganggep lo ngerebut Heedo dari Semmi? Apa yang gue nggak tau, Na?! Jawab gue!"

Junkyu tahu Euna menahan air matanya agar tak terlihat lemah di depannya. Euna yang hanya berpura-pura menatapnya penuh amarah agar Junkyu tak merasa bersalah. Euna yang diam-diam memukul tembok di belakang untuk meredam emosinya sendiri juga Junkyu tahu.

Junkyu merasa tahu semuanya.

"Lo tahu kenapa gue ngiyain maunya Heedo? Lo tahu kenapa gue rela pacaran sama dia walaupun itu berarti gue jadi omongan orang-orang?"

Junkyu membisu. Suara Euna yang bergetar membuatnya sedikit melunak. Ia tak bisa berbohong, tatapan Euna mengalahkannya lagi.

"Gue takut untuk ngakuin gue masih cinta sama lo, Jun,"

"Na..."

"Karena tiap kali ngeliat lo gue selalu keinget Clara dan semua kebodohan gue yang nggak sadar pengorbanan Clara buat gue,"

Mulut Junkyu mengatup rapat. Ia berani bersumpah ini pertama kalinya ia mendengar suara putus asa Euna. Euna saat ini terdengar jauh lebih merana daripada saat Clara meninggal dunia.

"Lebih baik gue denger semua omongan busuk orang-orang daripada gue tenggelam dalam rasa bersalah,"

Junkyu tak menyahut lagi. Ia bersandar pada sisi dinding yang lain dan menunduk sebelum akhirnya merosot jatuh ke lantai. Euna membuang muka. Melihat Junkyu hanya akan membuatnya melemah.

Euna tak mau perjuangannya untuk terlihat kuat di depan semua orang menjadi sia-sia.

"But he doesn't love you," lirih Junkyu.

"I know,"

"He's a jerk,"

"I know that too,"

"Semmi loves him,"

"Everybody know that fact,"

"And I still love you,"

Keputusan Euna untuk pergi dari sana mendadak buyar mendengar pengakuan Junkyu. Suaranya lirih, namun siapapun tahu ada rasa yakin yang kuat di sana.

"Bahkan setelah lo nyatain rasa bersalah lo tentang Clara, gue masih sayang sama lo, Na,"

"Lo nggak bisa seenaknya..."

"Bisa Na. Gue pengen dan gue bisa untuk egois," Junkyu bangkit dari duduknya. "karena gue mau bayar rasa bersalah gue yang nggak jujur di depan Clara," lalu mengecup puncak kepala Euna dan melangkah pergi.

Meninggalkan Euna yang masih susah payah menahan tangis, masih susah payah menguatkan diri.

~DONE~

Karena jujur jauh di dalam hati saia suka menghancurkan kapal saia sendiri......

Broken InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang