Suji x Junyoung - Reasons

57 13 18
                                    

"Kita udahan aja ya?"

Rahang Junyoung mengeras. Tangannya berusaha meraih tangan Suji namun gadis itu bergerak lebih cepat.

"Ji, please. Kita udah pernah ngomongin ini,"

"Iya pernah, tapi kamu berubah? Nggak,"

Suji menegakkan duduknya. Ia masih tersenyum walaupun jelas-jelas Junyoung panik. Bahkan Suji sangat santai saat pelayan mengantarkan minuman mereka.

"Dulu kamu deket sama Kak Jinye, alasanmu dia saudara jauh, oke aku fine. Terus Kak Euijin, ya aku berusaha oke kalian deket, dia ketua klub dance kamu wakilnya, that's still fine," Suji menarik napasnya dalam. "sekarang Yebin, kamu minta aku oke lagi?"

Hal yang disukai sekaligus dibenci Junyoung dari Suji adalah ia tak pernah kehilangan ketenangannya.

"Ji, Yebin nggak lebih dari tetangga baru. Aku cuma bantu dia aja, udah,"

"Tetangga yang kamu temenin kemana-mana kan? Yang apa-apa nyarinya kamu, apa-apa sama kamu, iya kan?" Suji menghela napas lagi. "aku suka kok pacarku suka bantu orang lain, supel, tapi nggak sampai aku diabaikan juga,"

"Kapan aku..."

"Kapan kamu gituin aku? Oke, inget kita janjian makan bareng tapi karena Yebin minta tolong benerin lampu kamar mandinya akhirnya kita batal? Inget aku minta tolong kamu nganter aku ke dokter tapi kamu malah nemenin Yebin ke stasiun? Inget aku nitip beliin red velvet tapi kamu belinya blackforest, ketuker sama curhatan Yebin? Tetangga ya Jun? Tetangga?"

Jun tak menyahut. Ia berusaha menghindari manik mata Suji yang masih menatapnya.

Semua pernyataan Suji memang benar. Jun tak bisa mengelak apalagi membantah.

"Kamu deket sama Yuchan aku nggak pernah protes," celetuk Jun, berusaha mencari pembenaran.

"Emang deket, aku juga tahu Yuchan suka sama aku," jawab Suji, masih sangat tenang. "tapi kapan aku ketemu Yuchan nggak bilang kamu? Kapan kalo kita ketemu Yuchan aku nggak megang tangan kamu?"

Bungkam lagi.

"Aku jaga jarak sama Yuchan walaupun dia lebih sering ada buat aku daripada kamu, tahu kenapa?"

"Kamu nggak suka Yuchan?"

"Aku jaga perasaan kamu, Jun. Kepikiran?"

Junyoung benar-benar tak sanggup membalas Suji. Ia memilih menunduk dalam diam. Bersuara lagi hanya akan membuatnya terlihat bodoh.

Karena menyianyiakan kebaikan hati Suji selama ini sudah jadi kebiasaan bodoh Junyoung.

"Aku mau kita putus baik-baik. Mungkin butuh beberapa saat buat aku nyembuhin hati aku sendiri, tapi aku berharap setelahnya kita bisa temenan akrab lagi,"

"Tapi Ji..."

"Aku pamit,"

Suji langsung berdiri dari kursinya dan beranjak dari sana tanpa memedulikan Junyoung yang memanggil namanya. Suji tak peduli orang-orang memandang mereka dengan tatapan aneh. Suji hanya ingin cepat-cepat pergi dan menenangkan diri.

Bohong kalau Suji tak sedih, tapi keputusan Suji sudah bulat. Ia dan Junyoung harus berpisah dan tak boleh ada rengekan apalagi air mata dalam perpisahan mereka.

Karena Suji tahu hanya dengan cara ini Junyoung akan benar-benar menyesal. Karena Suji mau Junyoung benar-benar belajar. Karena Suji berharap cukup ia perempuan terakhir yang bersabar menghadapi Junyoung.

Cukup Suji yang sakit, jangan yang lain.

~DONE~

karena menghujat dan menistakan karakter adalah hobi😂

Aku shipper sujijun kok, cuma saia sedikit sadar saia lebih punya bakat nyakitin daripada nyenengin😂😂😂

Broken InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang