Serri x Jungsang - Ex

59 10 11
                                    

"Gue mau kita putus!"

"Terserah, gue gak peduli,"

"Apa sih yang lo peduliin selain diri lo sendiri? Capek gue ngadepin orang egois kayak lo!"

"Bagus! Gue juga capek ngadepin cewek kebanyakan minta kayak lo! Kita kelar!"

Percakapan tak bersahabat itu tiba-tiba muncul dalam pikiran Serri saat ia melihat sesosok pria berkemeja putih dibungkus vest abu-abu berdiri di dekat meja minuman. Wanita cantik ini hampir berbalik dan memilih untuk menahan hausnya sampai acara selesai andai pria itu tak memanggil namanya.

"Serri?"

Serri memalsukan senyumnya. Canggung ia meraih segelas minuman di atas meja dan menyesapnya.

"Hai Jungsang, apa kabar?" sapa Serri ramah.

"Baik. Sangat baik. Nggak nyangka aja ketemu lo di acara nikahan Mbak Jiwon," Jungsang menunjuk kedua mempelai di pelaminan. "suaminya mantan lo setelah gue kan?" lanjut Jungsang membuat Serri mendengus malas.

Ya, ini alasan Serri ingin menghindar dari Jungsang. Tak seperti hubungannya dengan Seyong yang bisa menjadi teman baik, hubungannya dengan Jungsang sangat buruk. Kilas balik kenangan saat mereka berpisah juga tak pernah bisa Serri buang jauh-jauh. Ingatan itu selalu muncul tiap kali Jungsang muncul di hadapannya.

Jungsang dan Serri memang cukup sering bertemu. Jungsang adalah salah satu dari pemilik saham terbesar di radio tempat Serri bekerja. Serri yang berstatus sebagai sekretaris direktur mau tak mau selalu bertemu Jungsang dalam rapat saham.

Serri mengerti mengapa Jungsang hadir di acara ini. Jiwon adalah penulis naskah senior sehingga beberapa kali ikut dalam pertemuan pejabat penting di radio dan Jungsang salah satunya. Jiwon yang ramah tentu saja mengenal baik semua orang.

Toh ini acara milik Jiwon dan Seyong, bukan acara Serri.

"Lo nggak baper ngeliat mereka? Sakit hati gitu?" lagi-lagi Jungsang mencecarnya.

"Nggak. Ngapain gue sakit hati? Mereka berdua temen gue kok,"

"Masa? Gue sakit hati waktu denger lo jadian sama Seyong,"

Serri membelalak. Jungsang mengambil sepotong cake dari meja dan melahapnya dengan tenang, seperti tak terjadi apa-apa.

"Apa lo bilang tadi? Sakit hati?" Jungsang menatap Serri lekat-lekat.

"Iya," jawabnya. "bahkan setelah kalian putus, gue masih nggak suka ngeliat lo masih deket sama Seyong. Oh, bukan nggak suka. Gue iri dia bisa dengan mudah jadi temen lo, sementara gue selalu jadi musuh yang lo benci sampai hari ini,"

Pening menyerang kepala Serri. Entah karena minuman yang terlalu manis atau kalimat Jungsang yang sama sekali tak tertebak.

Kalau dipikir-pikir, memang tak ada alasan yang jelas mengapa hubungan Serri dan Jungsang tak akur bertahun-tahun. Serri terlanjur malas melihat Jungsang, sedangkan pria itu sendiri juga seperti tak punya rem untuk menghentikan sindirannya. Hubungan mereka memburuk secara alami.

"Bukannya lo seneng putus sama cewek kebanyakan minta kayak gue?" gertak Serri, namun Jungsang justru tersenyum.

"Ya, dan gue nyesel seperti lo yang nyesel setelah putus dari Seyong,"

Serri mendengus lagi. Entah mengapa ruangan ini mendadak terasa panas. Susah payah Serri menahan diri agar tak menjadi pusat perhatian.

"Dulu gue kira gue bakal bahagia setelah lepas dari lo, tapi gue baru sadar gue bisa sesukses ini karena lo. Kalo dulu lo nggak maksain gue serius sekolah, gue nggak mungkin bisa diterima di kampus impian gue dengan beasiswa. Kalo lo nggak maksa gue buat ngurangin clubbing dan mulai olahraga, mungkin badan gue udah rusak sekarang. Kalo lo nggak maksain semua hal yang dulu gue nggak suka, hari ini gue nggak akan berdiri di sini. Barangkali gue ada di luar sana, luntang-luntung nganggur nggak jelas. Lo mengubah gue jadi lebih baik dan gue baru sadar setelah lo pergi,"

Serri tak menemukan gelagat bercanda apalagi menyindir dalam setiap patah kata yang keluar dari mulut Jungsang. Sepenuhnya pria itu terlihat tulus sekaligus menyesal. Ia bukan Jungsang yang biasa melontarkan kalimat pedas untuknya.

"Gue tahu sikap gue selama ini memuakkan, gue minta maaf. Gue iri ngeliat lo ketawa riang, sementara gue susah sendiri karena kangen sama lo. Gue sadar gue masih sayang sama lo. Gue nyesel bener-bener ngiyain pas lo minta putus, gue nyesel gue nggak ngejar setelah itu. Gue nyesel cuma bisa iri ngeliat lo bahagia sendiri,"

Iri.

Kangen.

Sayang.

Menyesal.

Apa ini? Mengapa Jungsang tiba-tiba seperti ini?

"Lo kalo bercanda jangan sembarangan,"

"Gue nggak bercanda. Gue serius,"

"Lo sadar gak sih lo itu udah..."

"Dan gue bakal berjuang ngebuat lo jatuh hati sama gue lagi,"

Gadis cantik itu tercekat. Ia benar-benar tak tahu harus bersikap seperti apa. Serri salah tingkah dan satu-satunya yang ia inginkan adalah seseorang menariknya pergi dari sini.

Grep!

"Maaf lama, pulang sekarang?"

Seorang pria berkacamata tiba-tiba menggenggam tangan Serri dan tersenyum manis. Serri menarik napas lega.

Pria itu Gunmin, teman Daewon yang menemani Serri ke acara ini.

"Hm. Ayo, kamu besok kerja kan?" Serri langsung menggamit lengan Gunmin kemudian menoleh pada Jungsang. "gue duluan," ucapnya lalu beranjak dari sana.

Jungsang hanya menatap punggung mereka yang semakin jauh. Riuh ramai orang-orang di sekitarnya tak membuat fokus Jungsang pecah. Bahkan ia tersenyum tipis tanpa melepaskan pandangannya.

"Bawa pacar palsu ya? Gengsimu memang luar biasa..." desis Jungsang lalu menghabiskan minumannya dalam sekali tegak. Serri dan Gunmin telah menghilang dari pandangannya.

"Ayo pulang,"

Jungsang menoleh. Wanita bergaun merah itu terlihat hampir meledak entah kenapa. Ia melangkah sambil menghentakkan stilettonya, membuat beberapa orang memerhatikannya. Jungsang yang menyadari hal itu langsung mendekat.

"Kenapa, Ji?" tanya Jungsang lembut.

"Moodku jelek! Kalo yang nikah bukan kenalanmu sama Papa, gak bakal aku mau dateng!"

Jungsang mengangguk dan menggandeng Yoonji keluar. Jemarinya merasakan benda kecil yang melingkari jari manis Yoonji, membuat Jungsang melirik ke arah jarinya sendiri yang juga dilingkari hal yang sama. Warnanya perak, hanya saja milik Jungsang tak berhiaskan apapun. Jungsang lagi-lagi tersenyum.

Cincin pertunangan.

Sebuah benda yang menurut Jungsang mudah saja dilepaskan, selama itu membuat Serri kembali padanya.

~DONE~

Broken InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang