Farhan & Hans - The Truth Behind

14 2 2
                                    

"Oy!"

Hans hampir menjatuhkan gelasnya. Farhan terkekeh geli tanpa merasa bersalah dan langsung duduk di hadapan Hans yang masih merutuk kesal. Pria pendek itu justru semakin terbahak melihat Hans bersungut-sungut.

"Buset gitu doang ngambek lu!" celoteh Farhan. "Mas, es teh satu sama bakmi goreng satu!" lanjutnya.

Omong-omong, saat ini mereka berada di alun-alun kota, dalam warung tenda lebih tepatnya. Hans yang mengajak Farhan bertemu. Kebetulan, si dokter bedah juga tak sedang sibuk dengan jadwal operasinya sehingga ia tak keberatan menghabiskan waktu dengan teman semasa sekolah dulu.

"Gimana kabar lo sekarang? Sunyi bener kaga pernah ada berita," tanya Farhan.

"Apaan! Yang ada mah elu yang lenyap!" balas Hans.

Farhan tergelak lagi. Memang benar kata Hans, Farhan yang seakan menghilang karena sibuk dengan pekerjaannya. Farhan juga tak ingat kapan terakhir kali ia bertemu teman-teman lamanya. Yang Farhan ingat hanya para pasien dan riwayat penyakitnya.

Hah, miris.

"Oh iya, kapan lo nikah sama... Duh siapa tuh tunangan lo? Be... Be..."

"Nikah apaan dah, udah bubar," potong Farhan cepat. "beneran ini kaga becanda gue," lanjutnya sebelum sempat Hans bertanya.

Tapi harusnya Farhan ingat, Hans tak semudah itu untuk dihentikan.

"Pasti lu yang minta bubar," tebak Hans.

"Tahu darimana?"

"Tunangan lu kayanya cewek baik hati,"

"Terus gue brengsek gitu?"

"Iya,"

"ANJ- oh tengkyu Mas,"

Giliran Hans yang tertawa. Bakmi Farhan yang datang tiba-tiba membuatnya gagal memaki Hans.

"Tapi bener kan? Lo yang minta bubar?" tanya Hans lagi.

"Iya,"

"Terus lo nyesel?"

"Tai,"

Hans tak peduli. Enteng saja ia memakan nasi gorengnya diiringi caci maki Farhan. Rasanya sudah cukup lama sejak ia bisa sesantai ini, apalagi bersama Farhan yang selama ini selalu sibuk.

Hans jadi tak menyesal sudah iseng mengajak Farhan untuk bertemu.

"Oh iya iya, gue inget si Jani pernah cerita dia ketemu tunangan lo bareng... Duh siapa dah namanya gue lupa,"

"Jay?"

"Iye bener! Jay yang jadi juri AGT tuh!"

"Gue udah tahu kok, Nyokap yang ngenalin," sahut Farhan santai. "dan tolong manggilnya 'Bella' aja, udah bukan tunangan gue,"

"Bentar... Gimana tadi? Nyokap lu yang ngenalin?"

Farhan menghela napas dan tersenyum miris sembari menganggukkan kepala. Ia paham dan sama sekali tak terkejut melihat Hans yang kebingungan.

"Nyokap udah nganggep Bella kayak anaknya sendiri, kebetulan kenal sama emaknya si Jay itu, yaudahlah dikenalin. Lah kok cocok," ujar Farhan.

"Emaknya Bella gimana?"

"Kayanya setuju aja sih. Nyatanya jalan berdua kan mereka? Bella mana mau kalo ayah bundanya ga setuju?"

Hans hanya menganggukkan kepalanya. Dirinya tak terlalu mengenal Bella sehingga tak bisa berkomentar banyak. Toh kalau Jani tak cerita, mungkin Hans juga lupa kalau Farhan sudah bertunangan.

Broken InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang