Hyukjin x Saebyeol - Radio Romance

45 9 10
                                    

"Good morning Abang!"

Hyukjin menoleh. Kepala Saebyeol menyembul di pintu ruangan timnya.  Gadis itu tersenyum riang, membuat Hyukjin mau tak mau ikut tersenyum.

"Tumben dateng pagi, ngapain?" tanya Hyukjin ramah.

"Belom pulang, Bang. Tadi abis siaran langsung bantu Kak Jiwon ngelarin naskah," Saebyeol langsung duduk di depan Hyukjin yang sibuk membolak-balikkan naskah. "ajarin ngomong dong, Bang. Gue kalo denger rekaman siaran sendiri masih aneh, slot tengah malem tapi cempreng,"

"Lah? Minta Suhyun lah, kan dia produser lo,"

"Bang Suhyun kalo ngajarin galak, gak suka. Kalo sama Bang Hyukjin kan enak, sama-sama cempreng, berbagi trik dong!"

Hyukjin yang awalnya berniat hanya mendengarkan Saebyeol akhirnya menutup naskahnya. Gadis itu menatapnya dengan dengan tatapan memohon.

"Lagian lo ngapain nurut disuruh ngisi slot tengah malem? Acara gue kan emang acara pagi, jadi cempreng masih aman buat nambah semangat,"

"Kalo nolak ya gue gak dapet duit, kan gue bukan penyiar tetap, gimana sih si Abang!"

Hyukjin terkekeh. Saebyeol baru bekerja sebagai penyiar di sini dua bulan lalu, itu pun bukan sebagai penyiar tetap. Berbeda dengan Hyukjin yang hampir lima tahun membawakan acara musik pagi hari. Benar kata Saebyeol, sebelum gadis itu bergabung Hyukjin satu-satunya penyiar bersuara cempreng di antara semua penyiar yang bekerja di sini. Karena suara cemprengnya itu lah Hyukjin langsung mendapatkan slot siaran pagi setiap hari.

"Ya harusnya lo tanya siapa kek, Pak Chiyeul gitu yang pernah siaran malem," Hyukjin kembali membaca naskahnya.

"Ah pelit!"

Hyukjin hanya melirik Saebyeol yang mencebik. Tanpa sadar Hyukjin tersenyum dan berusaha kembali fokus pada naskahnya walaupun jelas-jelas gagal.

Sial. Melirik Saebyeol yang kini fokus pada ponsel birunya saja sudah membuat jantung Hyukjin berdegup tak karuan. Hyukjin sampai menepuk-nepuk pipinya sendiri untuk mengembalikan fokusnya.

"Bang, enaknya gue ikut nganter adek-adeknya Kak Jiwon ke bandara nggak?" Saebyeol kini menatap Hyukjin lagi.

"Ha? Ngapa... Oh, ya terserah lah, kan lo yang punya... Gebetan?"

Hyukjin tak bisa pura-pura tak melihat wajah Saebyeol yang merona merah. Gadis itu sampai mengetuk-ketukkan telunjuknya di atas meja sambil menunduk dan tersenyum, tanda ia sedang malu.

Seminggu yang lalu Jiwon tiba-tiba menghebohkan studio dengan mengklaim Saebyeol adalah calon adik iparnya. Dengan bangga ia menceritakan awal mula Saebyeol bertemu dengan adik ipar Jiwon di rumahnya dan langsung dekat dalam waktu kurang dari sehari. Oh, jangan sampai lupa, Jiwon menceritakan semuanya dengan sangat detail, bahkan sampai bagian Saebyeol diantar pulang.

Sejak saat itu, orang-orang mulai menjuluki Saebyeol sebagai adik ipar Jiwon. Yang dijuluki demikian pun hanya tersipu malu lalu tenggelam dalam ponselnya sendiri, membuat orang-orang makin gemas untuk menggodanya.

Kecuali Hyukjin, tentu saja.

"Serius gue nanya, Bang. Menurut lo gimana? Gue takut dikira ngebet," tanya Saebyeol.

"Emang lo suka sama dia?" Hyukjin balik bertanya.

Saebyeol tersipu malu (lagi).

"Kita kenal baru seminggu tapi rasanya dah akrab banget. Chaejin asik diajak ngobrol,"

Oh, namanya Chaejin.

"Lo pas baru diterima sehari di sini juga langsung nyerocos di depan gue, lupa?" celetuk Hyukjin terdengar...

Kesal?

"Hehe..." Saebyeol lagi-lagi terkekeh. "kalo gue nganterin nggak bakal keliatan lebay kan?"

"Ya kalo lo emang suka sama dia, ngapain mikirin pendapat orang lain sih? Emang kalo lo emang beneran jadian sama dia orang lain ikut lo berdua pacaran? Nggak kan?" Hyukjin lalu tersenyum. "anter aja nggak apa-apa. Daripada nyesel kan susah. Jepang loh, beda negara,"

Saebyeol tiba-tiba berdiri dari duduknya dan tersenyum manis. Kedua lengannya membentuk lambang hati dengan penuh semangat.

"Makasih Bang Hyukjin, lo emang terbaik! Gue berangkat ya Bang!"

"Jin, ayo siaran. 10 menit lagi nih,"

Itu suara Gunwoo yang hanya sekilas melirik ke dalam ruangan dan tetap berjalan. Hyukjin hanya mengangguk ke arahnya lalu mengacak rambut Saebyeol pelan. Hyukjin langsung keluar menyusul Gunwoo tanpa memedulikan sumpah serapah Saebyeol dari dalam ruangan.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Gunwoo sambil membuka pintu studio.

"Lo nguping?" Gunwoo mengangguk, membuat Hyukjin menghela napas.

"Susah emang naksir bocah puber,"

"Ya lo juga nggak maju-maju, Jin. Gimana Saebyeol tahu lo suka sama dia?"

"Ya kali ada cowok mau dengerin ocehan nggak jelas kalo nggak ada rasa," Hyukjin lalu tersenyum pahit. "gue sabar kok, lo sama Yoomin juga dulu gitu kan? Kalo lo nggak sabar kan nggak mungkin ada Karel,"

Gunwoo hanya bisa menggelengkan kepalanya dan mendorong Hyukjin ke dalam ruang siaran. Gunwoo memang tak pernah bisa membantah Hyukjin, apalagi kalau sudah menyebut istri dan anaknya yang baru lahir. Lagipula Gunwoo hanya khawatir pada Hyukjin yang selalu baik hati, sampai rela menutupi perasaannya sendiri demi menyenangkan orang lain.

Dan eksistensi Saebyeol adalah bukti nyata kebaikan hati Hyukjin.

"Awas kalo lo baper pas siaran," ancam Gunwoo.

Hyukjin tertawa lalu mengacungkan jempolnya. Gunwoo langsung sibuk menyiapkan peralatan untuk siaran sambil memerhatikan timer. Pria bermata bulat itu langsung duduk di kursinya di sisa 10 detik menuju on air.

5

4

3

2

1

"Selamat pagi masyarakat! Selamat menjalankan hari baru, jangan lupa tersenyum walaupun si doi udah kecantol orang lain ya!"

Dan Gunwoo hanya bisa menepuk keningnya.

~DONE~

Broken InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang