💖17

1.3K 109 21
                                    

Juan mengambil potongan roti bakarnya yang ketiga. Ia sudah terlihat sehat hari ini. Rendy sedang menghabiskan nasi gorengnya,Shakila sibuk dengan soupnya sedang Adit berusaha menghabiskan potongan sandwich pertamanya. Konsentrasi makannya hilang begitu saja karna Sarah lagi-lagi tak ikut bergabung dengan mereka. Adit berusaha menahan diri untuk tak bertanya namun Alhasil Ia menjadi begitu gelisah.
"Sarah mana?"tanya Juan yang mengakhiri kegelisahan Adit.
"Di kamar. Dia masih kurang enak badan jadi mau sarapan di kamar aja" ucap Shakila. Juan pun mengangguk.
"Dia ngga ikut acara kita hari ini?" Tanya Adit.
"Tadi dia bilang sih ikut." Ucap Shakila. Adit pun hanya mengangguk singkat.
"Dit, hp lu kemana sih? Pacar lu neror gua nih" ucap Rendy
"Neror gimana?" Tanya Shakila
"Nih chat terus di IG." Ucap Rendy
"Block aja" ucap Shakila
"Iya dia juga chat gua nanyain lu gitu. Ya gua jawab aja seadaanya. Abis dia ngancem mau nyusul gitu" ucap Juan.
"Hp lu kemana sih?" Ucap Shakila dengan nada tak suka.
"Jatuh." Ucap Adit singkat.
"Rusak? Ganti yang baru lah dit" ucap Juan. Adit hanya diam dan tak kembali merespon. Ini bukan tentang Ia ingin membeli ponsel lagi atau engga. Tapi ini tentang Ia hanya ingin merasa tenang dan menikmati liburan ini sesaat tanpa kehebohan dari Davina.
***
"Lu ngga masuk?" Tanya Shakila pada Sarah yang tidak ikut masuk ke dalam candi di tanah lot. Sarah menggeleng.
"Gua lagi halangan dan ngga boleh masuk ke sana. Gua tunggu di luar ya" ucap Sarah. Shakila pun mengangguk.
"Oh yaudah kita masuk ya"ucap Shakila. Sarah mengangguk lalu meninggalkan mereka.
Sarah mengisi waktunya menunggunya dengan berjalan-jalan di kawasan tanah Lot dan sesekali berbelanja. Sarah sedang mengantri untuk membeli sosis bakar hingga tanpa Ia sadari Adit pun ada di sampingnya dan juga memesan sosis bakar. Sarah menoleh mendengar suara yang cukup di kenalnya. Dengan cepat Sarah membuang mukanya dan tak mengatakan apapun lagi. Begitupun dengan Adit hingga mereka mendapatkan sosis mereka masing-masing lalu Sarah meninggalkan Adit. Dengan langkahnya yang lebar tak sulit bagi Adit untuk menyamai langkah Sarah.
"Masih marah?" Tanya Adit
"Tidak" ucap Sarah dan mencoba mempercepat langkahnya meskipun sia-sia saja.
"Gua ngga maksud.."
"Tolong ngga usah di bahas ya, mungkin itu lucu untuk kamu. Tapi ngga untuk aku" ucap Sarah dan kembali berjalan. Adit pun tak mengatakan apapun lagi. Ia tak lagi mengikuti langkah Sarah. Ia terdiam di tempatnya menatap punggung Sarah yang menjauh. Ia melihat Sarah berhenti dan menempelkan ponsel pada telinganya. Dalam detik berikutnya Sarah berbalik. Sarah menatap Adit entah dengan tatapan apa. Tatapan kesal tatapan malu dan perpaduan lainnya. Sarah menghela napasnya jengkel namun Ia berjalan kembali menuju Adit. Sarah menyodorkan ponselnya kepada Adit. Adit mengeryitkan keningnya.
"Davina" ucap Sarah. Adit menggelengkan kepalanya. Sarah memelototi Adit dan memaksa Adit untuk menerima telfon itu. Adit pun mengela napasnya dalam lalu mengangkat telfon dari Davina itu.

Adit : Halo
Davina: Adit! Kamu kemana aja sih? Kamu sehat kan? Ponsel kamu kenapa sih? Jatuh ya kata Sarah. Beli lagi dong sayang. Aku kan jadi susah ngehubungin kamu. Aku kangen sama kamu. Kamu kapan pulang?
Adit: 4 hari lagi
Davina:lama Banget.. Davina kesana ya
Adit: ngga usah macam-macam. Kalau kamu mau aku cepat selesai, jangan teror teman" aku.
Davina: aku kan cuma mau tau kabar kamu
Adit:aku baik dan akan selalu begitu.
Davina:yaudah tapi Adit cepet pulang ya.
Adit:hmm
Davina: I love you 
Adit pun menutup panggilannya dan memberikan ponsel Sarah pada Sarah. Mereka berdua saling bertatapan.
"Sorry" ucap Adit
"Aku udah bilang ngga usah di bahas" ucap Sarah
"Bukan itu,sorry karna gua lu jadi di ganggu Davina. Dia pasti ngga berhenti untuk nerus tanya tentang gua" ucap Adit. Sarah terdiam sesaat. Kemudian mengangguk.
"Wajar bukan? Dia pacar kamu. Mungkin dia khawatir sama kamu. Lagi pula aku kakaknya udah kewajiban aku buat ngadepin dia" ucap Sarah. Adit hanya diam tak mengatakan apa-apa lagi.
***
Entah bagaimana ceritanya kini Adit dan Sarah sudah duduk bersama di salah satu kursi yang ada di sana. Mereka berdua hanya saling diam dan memakan sosisnya. Namun kini mereka juga sudah membeli 2 minuman masing-masing satu untuk mereka.

No Doubt,Just Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang