Sudah beberapa hari sejak kedatangan Fero. Adit sama sekali tidak pernah datang lagi ke rumah Davina. Ia pun tak datang ke kampus membuat Davina dan Sarah tentu saja merasa sangat khawatir.
.
.
.
Davina duduk di Sofa ruang tamunya lebih tepatnya Ia berjongkok di atas Sofa dengan gemasnya. Saat ini Ia sedang menelfon Adit sambil Menangis.Davina : Adit ngapain sih di bandung? Kapan pulang?
Adit:hari ini. Ngga usah nangis
Davina: abiss Adit perginya ngga kasih tau. Davina takut,pas Davina kerumah Adit kata orang rumah Adit udah 3 hari ngga pulang keruma.
Adit:iya Adit di bandung kan
Davina:Davina kangen.
Adit:besok juga ketemu. Ngga usah berlebihan. Berhenti nangis
Davina pun menghentikan tangisannya walaupun terlihat sulit.
Davina: udah ngga nangis
Adit:yaudah aku mau beres-beres dulu.
Davina:besok Adit jemput Davina kan?
Adit: ya
Davina:yaudah Adit hati-hati di sana ya. I love you
Dan tanpa menjawab peryataan Cinta dari Davina Adit pun menutup telfonnya begitu saja. Sarah mendekat kepada Davina.
"Apa Adit baik-baik saja?" Tanya Sarah yang juga khawatir. Sialnya Adit bahkan tak mau mengangkat telfon darinya. Ya,mungkin dia sudah keterlaluan terlalu banyak bertanya tentang Fero. Tetapi Sarah sungguh tidak tau apa yang terjadi dengan Adit dan Fero.
Davina mengangguk menjawab pertanyaan Sarah."Dia akan pulang hari ini. Dia di bandung" ucap Davina masih sedikit terisak.
"Apa dia melarikan diri dari ku?" Ucap Fero dan duduk di lengan sofa dengan memegang es cream di tangannya.
Davina menoleh kepada Fero yang berbicara tanpa merasa bersalah sedikit pun."Diam lah. Aku tidak punya energi untuk bertengkar dengan mu!" Ucap Davina
"Aku tidak mengajak bertengkar aku hanya bertanya" ucap Fero
"Kenapa juga dia harus menghindari mu? Memangnya kamu siapa!" Ucap Davina kesal
"Ya mungkin karna merasa di bawah ku"ucap Fero
"Jangan mengkhayal Fero. Adit di atas segala-galanya dari mu" ucap Davina. Fero pun hanya menganggukan kepalanya.
"Baiklah.. ini cobalah. Aku membuat es cream hari ini. Sebagai perayaan karna besok aku akan mulai kerja" ucap Fero dan mengulurkan es creamnya. Davina melirik Fero.
"Kerja?" Tanya Davina
"Yups.. Sarah tau kok. Ya kan Sar" ucap Fero. Davina menoleh kearah Sarah yang mengangguk.
"Ohh.. tidak penting juga untuk ku" ucap Davina. Fero pun masih mengulurkan Es creamnya. Davina bersiap mengambil namun dengan jahilnya Fero menariknya lagi.
"Tidak jadi,ku pikir ini lebih baik untuk Sarah. Silahkan Sarah" ucap Fero dengan tersenyum dan mengulurkannya kepada Sarah. Davina menggigit bibir bawahnya menahan kesal. Sarah akan menerima es cream tersebut namun lagi-lagi Fero menariknya.
"Ah.. tidak jadi. Ku pikir aku ingin menghabiskannya sendiri saja. Sudah ya aku pergi. See you ladies" ucap Fero dan berdiri dari duduknya.
"Hah... kenapa semua gadis cantik di rumah ini sibuk memikirkan Adit. Apa aku harus menculik Adit saja lalu memotongnya menjadi sebelas. " gumam Fero cukup keras yang tentu saja langsung mendapat lemparan bantal dari Davin.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Doubt,Just Love!
Romance"Cinta itu bukan tentang memberi dan menerima.Tetapi tentang terus memberi tanpa pernah berfikir apa yang akan kamu terima."