💖32

1.2K 112 25
                                    

Davina menghabiskan malamnya dengan Adit malam ini. Cr-V merah Adit sudah berhenti di depan rumah Davina.
"Udah sampai sana turun" ucap Adit. Davina mengembungkan pipinya.

"Kenapa sih harus cepet banget. Adit turun juga yuk. Nginep aja" ucap Davina dan memeluk tangan Adit.

"Udah sana turun." Ucap Adit. Davina menggeleng.

"Masih kangen Adit. Lagi juga aku males turun ada Fero." Ucap Davina. Adit melepas rangkulan Davina. Ia membuka sabuk pengaman Davina dan juga sabuk pengamannya. Adit turun lebih dulu lalu membuka pintu untuk Davina. Davina menggeleng tak mau turun. Adit membungkuk menyetarakan wajahnya dengan wajah Davina.
"Ayo masuk. Aku tidak mau di pukul lagi sama Fero karna bikin kamu sakit" ucap Adit.
"Adit ngga bikin Davina sakit kok Adit..." ucap Davina yang langsung di potong oleh Adit.
"Iya Adit tau. Tapi ayo masuk Adit ngga mau Kamu sakit" ucap Adit. 
"Tapi Adit jangan pulang dulu" ucap Davina. Adit mengangguk dan mengulurkan tangannya. Davina dengan semangat menggandeng tangan Adit. Mereka berdua masuk ke dalam rumah yang sudah terlihat sepi. Tentu saja karna jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Adit mengantarkan Davina menuju kamarnya namun sialnya Ia justru bertemu dengan sarah.

"Hai Sarah" sapa Davina ramah.
"Hai. Baru pulang?" ucap Sarah dan tersenyum. Adit menundukan kepalanya. Davina merangkul lengan Adit manja.
"Iya.. kamu tau ngga. Hari ini Adit manis banget. Adit juga mau menginap di sini" ucap Davina. Adit tak mengatakan apapun hanya terdiam.
"Wah.. senangnya aku iri sekali. Sayang sekali aku tidak punya pacar ya" ucap Sarah
"Kamu sama Fero aja. Kalian cocok. Ya kan dit?" Tanya Davina.
"Hmm" ucap Adit. Sarah tersenyum lagi. Ia membenarkan rambut panjang dan hitam Davina.

"Mau aku buat kan sesuatu?" Tanya Sarah.

"Engga usah aku sama Davina udah makan" ucap Adit.

"Tapi aku pengn sandwich" ucap Davina. Sarah tersenyum.

"Yaudah aku bikinin. Aku juga belum bisa tidur. Mau apa lagi?" Tanya Sarah. Davina mengambil tangan Sarah menggenggnya erat.

"Yeay.. terimakasih sarah. Youre the best. Ngga usah itu aja. Eh aku mau lime squash juga deh. Adit mau apa?" Tanya Davina

"Engga usah" ucap Adit

"Euhm minta air hangat aja ya buat Adit. Makasih sarah maaf ya Davina ngerepotin" ucap Davina dan mengedipkan kedua matanya lucu. Sarah tersenyum kecil dan mengangguk. Davina memeluk Sarah.

"Makasih kakak ku" ucap Davina dan tersenyum manja. Adit dan Sarah menatap Davina terkejut. Keduanya saling bertatapan tak menyangka dengan ucapan Davina.

"Kamu panggil aku apa?" Tanya Sarah ragu.

"Kakak... aku pikir tidak ada salahnya menganggap kamu kaka. Sejauh ini kamu juga baik dan tidak menyakiti ku. Aku rasa aku juga suka kalau punya kaka yang tidak menyebalkan seperti Dava." Ucap Davina. Sarah terdiam mendengar ucapan Davina.

"Aku bener kan dit?" Tanya Davina kepada Adit. Adit mengangguk membenarkan.

"Aku percaya kamu orang baik dan pasti kamu tidak akan menyakiti ku. Buktinya selama di Bali saja kamu udah jaga Adit aku. Jadi, apa yang bisa ngebuat aku untuk ngga percaya sama kamu" ucap Davina lagi. Wajah Sarah memucat seketika. Ia sungguh tak tau harus mengatakan apa. Bagaimana jika Davina tau bahwa Ia tak pernah menjaga Adit di sana melainkan mengambil Adit darinya.

"Kamu ngga seneng aku panggil kakak?" Tanya Davina dan menkrucutkan bibirnya lucu. Sarah memaksakan diri untuk tersenyum. Ia mengusap kepala Davina lagi lembut.

"Aku senang.. aku juga suka. Yaudah kamu masuk ke kamar kamu ya. Nanti aku bawain sandwich" ucap Sarah. Davina mengangguk senang. Ia pun menarik Adit pergi. Adit menatap kepada Sarah mencoba meminta persetujuan Sarah. Sarah mengangguk singkat.
.
.
.
Davina sudah berganti pakaian dengan pakaian tidurnya. Adit merebahkan tubuhnya di atas kasur Davina dengan membaca buku yang dia ambil dari koleksi Davina.
Davina ikut naik ke kasur. Ia ikut tidur di sana namun dengan arah yang berlawanan hingga kepala mereka masing-masing berada pada bantal yang sama. Davina menatap atap kamarnya dan seakan-akan menerawang sesuatu. Kegiatan yang ia dan Fero sangat suka mereka lakukan.

No Doubt,Just Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang