💖26

1.2K 94 6
                                    

Sarah berbisik kepada Adit yang duduk di sampingnya.
"Siapa dia?" Tanya Sarah.
"Bukan siapa-siapa" ucap Adit
"Kamu mengenalnya?" Tanya Sarah lagi. Adit menoleh kepada Sarah.
"Kenapa? Kamu tertarik sama dia?"tanya Adit dan terlihat tak suka. Sarah tersenyum mendengar ucapan Adit.
"Kamu ngga lagi cemburu kan?" Bisik Sarah lagi. Adit hanya mengedikan bahunya.
"Tenang lah. Dia juga tidak akan menyukai ku" ucap Sarah. Adit menatap Sarah tajam.
"Jadi kalau dia suka kamu mau?" Tanya Adit.
"Kenapa engga dia tampan,seperti kaya dan yang paling penting dia single" saut Sarah. Adit menatap galak Sarah membuat Sarah tersenyum semakin lebar. Ia mengusap bahu Adit.

"Aku bercanda. Jangan menggemaskan seperti ini" ucap Sarah. Adit pun terlihat masih merajuk namun Ia mengambil tangan Sarah lalu menggenggamnya. Shakila yang berada di belakang mereka pun menusuk tangan mereka membuat mereka menoleh.

"Apa kalian sudah tidak waras? Disini banyak orang bagaimana jika ada yang lihat lalu mengadukannya kepada Davina." Omel Shakila. Sarah pun menarik tangannya sedangkan Adit hanya tersenyum.

"Hmm..lihat lah sepertinya tuan Ice kita bahagia sekali di dekat Sarah" ledek Shakil. Adit mengusap bibir Atasnya mencoba untuk menahan senyumnya.

"Dia bahkan cemburu padaku" ledek Sarah dan hanya di jawab decakan oleh Shakila.

***
Adit membuka kan pintu mobilnya untuk Davina,sedangkan Sarah harus terima membuka pintu sendiri dan turun dari mobil Adit. Davina bergelayut manja pada lengan Adit,Ia berceloteh banyak hal dan Sarah hanya bisa berjalan satu langkah di belakang mereka dan mendengarkan percakapan mereka yang tentu saja menyakiti hatinya. Mereka bertiga masuk ke rumah Davina dan di sambut oleh Mira.

"Sudah pulang kalian, wah pas sekali makan malam baru saja siap. Tumben Davina tidak tidur?" Tanya Mira dan mengusap kepala Davina

"Aku tidur tapi tadi kaget karna Adit ngerem tiba-tiba. Aku masih trauma gitu" ucap Davina manja.

"Yaudah-yaudah. Ayo kalian masuk. Makan malem sekalian ya disini. Kalian kuliah pulang sampai malam terus" ucap Mira

"Macetnya yang bikin pulang malem" saut Sarah

"Sarah kan baru pulang,siapa yang masak ? Mbok Minah atau tante?" Tanya Davina

"Anda punya Chef baru Nona Davina" ucap seseorang yang suara sangat di kenal oleh Davina ya siapa lagi kalau bukan Fero. Fero tersenyum begitu mempesona. Ia mengedipkan matanya menggoda Davina.

"Lo! Ngapain disini!" Bentak Davina

"Kamu bilang mau balas dendam ke aku. Ya aku mempermudah kamu saja." Ledek Fero dan melipat kedua tangannya di depan dada. Davina benar-benar tak tahan lagi akan sikap Fero. Davina pun mendekat kepada Fero dan mencoba memukul Fero namun seperti biasanya Fero sangat jago menghindar.

"Keluar kau dari rumah ku!" Maki Davina dan mencoba melempari Fero dengan apapun yang ada mulai dari tasnya,jaketnya,sepatunya atau bahkan bantal yang Ia ambil dari Sofa ruang tamu. Ia terus mengejar Fero yang justru meledeknya.
"Apa kaki mu hanya sepanjang itu Davina?" Ucap Fero

"Fero! Sini ngga!" Bentak Davina yang akhirnya mulai merasa lelah setelah memutari ruang tamu itu beberapa kali untuk mengejar Fero. Sedangkan Adit memilih untuk tidak melihat ke arah mereka. Kepalanya terlalu sakit mendengar keributan-keributan yang di buat oleh mereka. Menghadapi Davina saja Adit sudah merasa menyerah kini Ia harus juga menghadapi Fero kembali.
"Hei..hei kalian ini masih saja seperti dulu. Sudah-sudah." Ucap Mira

"Dia menyiram ku dengan es teh dan jus hari ini tante" ucap Davina kesal dan masih terus berusaha menangkap Fero.

"Aku hanya membantu Davina Mandi tan" sanggah Fero.

No Doubt,Just Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang