💖48

1.8K 110 11
                                    

Adit mempercepat mobilnya. Ia harus bertemu Davina. Ia harus bicara dengan Davina. Davina harus tau bahwa Ia mencintai Davina.
Adit memakirkan mobilnya begitu saja di depan perkarangan  rumah Davina yang terlihat begitu Ramai. Tentu saja Ramai semua orang di sana sedang sibuk untuk mendekorasi kediaman Davina. Besok adalah pernikahan Davina dan Fero.
.
.
.
#flashback

"Gua ngga bisa berhenti lagi dit. Lu udah telat. Besok pernikahan gua dan Davina. Gua ngga mau ngelapasin dia dit. Gua ngga bisa"  ucap Fero

Adit menatap lekat Fero dan tanpa memikirkan apapun Adit berlari meninggalkan tempat itu. Fero akan mengejar namun Brivta menahan Fero.

.
.
.

Adit keluar dari mobilnya. Ia masuk begitu saja memanggil-manggil nama Davina.

"Davina.. Davina" panggil Adit dan terus berlari ke seisi rumah.

"Adit.. kamu kenapa?" Tanya Mira

"Davina dimana tante?" Tanya Adit.

"Kamu ngapain ke sini dit?" Tanya Ratih. Adit menoleh ke arah Ibunya.

"Mah... Davina dimana ?" Tanya Adit

"Kamu mau apa? Jangan macam-macam Adit" ucap Ratih. Adit mengambil tangan Ratih dan menggengamnya.

"Mah.. tolong aku harus bertemu Davina" ucap Adit.

"Tidak adit cukup. Cukup dit. Pulanglah. Biarkan Davina bahagia" ucap Ratih

"Davina ngga akan bahagia tanpa aku mah.. biarkan aku bertemu Davina. Sekali lagi saja" ucap Adit. Ratih menggelengkan kepalanya.

"Pulang Adit. Sudah terlambat." Ucap Ratih

"Mah.." ucap Adit mencoba memohon.

"Tidak Adit. Mamah tidak akan membiarkan kamu melukai Davina lagi. Pulanglah." Ucap Ratih

"Davina di paviliun belakang." Ucap Sarah. Mira menoleh kepada Sarah begitipun Ratih.

"Sarah" ucap Ratih

"Cepatlah temui dia" ucap Sarah. Adit mengangguk dan meninggalkan Ibunya yang mencoba menahannya.

***
Langkah Adit memelan ketika Ia menemukan sosok yang ia cari. Adit menatap punggung Davina yang sedang berdiri di atas jembatan kecil yang di bawahnya terdapat kolam Ikan. Rasanya ingin sekali berlari kesana dan memeluk erat wanita itu. Adit berjalan mendekat kepada Davina.

"Bukannya kamu takut sendirian saat malam?" Ucap Adit. Davina terkejut dan menoleh kepada Adit yang sudah berada di belakangnya.

"Adit.." ucap Davina.

"Hmm.. Adit" ucap Adit

"Emm.. engg..aku..aku masuk dulu" ucap Davina yang akan meninggalkan Adit namun Adit menahan tangan Davina.

"Sebentar saja Davina.. sebentar saja sebelum kamu benar-benar pergi" ucap Adit

Davina mencoba menenangkan hatinya sendiri.

"Kita harus bicara" ucap Adit. Davina menatap Adit dalam Ia sungguh merindukan pria itu. Kemudian Davina mengangguk.

"Ya..benar kita harus bicara" ucap Davina yang tak melepas pandangannya dari Adit begitupun Adit.

Davina menundukan kepalanya lalu mengalihkan pandangannya. Ia sungguh tak mampu jika harus terus menatap Adit. Davina berpegangan pada pembatas jembatan. Hatinya terasa begitu sakit saat ini. Tapi sungguh Ia tak ingin menangis. Adit berdiri di samping Davina Ia terus menatap wajah Davina. Rasa bersalah kembali memenuhi dirinya.

No Doubt,Just Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang