💖29

1.1K 103 22
                                    

Davina terus merangkul lengan Adit. Mereka berdua berjalan menuju parkiran. Seperti biasanya Davina akan bercerita banyak hal dan Adit hanya akan diam saja.
Mereka berdua sudah sampai di sana. Entah kebetulan atau apa Fero pun sudah ada di parkiran. Mobil sport mewah dan barunya terparkir rapi di samping Cr-V lama milik Adit.

"Kalian mau pulang?" Tanya Fero ramah.

"Bukan urusan kamu" ucap Davina galak.

"Ayo sama aku aja Vin. Enakan juga naik mobil aku" ajak Fero. Davina menginjak kaki Fero dengan kencang. Lalu memelototi Fero dengan galak.

"Ayo Adit. Ngga usah dengerin dia. Dia emang rese" ucap Davina dan menarik tangan Adit. Adit pun hanya mengikuti langkah Davina. Davina membuka pintu mobil sendiri dan masuk ke dalamnya tak lama mobil itu pun menghilang dari tempat parkir tak lupa Davina mengacungkan jari tengahnya kepada Fero yang hanya menanggapinya dengan tawa.
.
.
.
.
Davina menatap jalanan yang begitu macet. Malam di jakarta begitu terang berkat lampu-lampu jalanan yang begitu banyak. Davina menaikan kakinya dan memeluknya. Adit menoleh ke arah Davina.

"Ada jaket aku di belakang pake aja" ucap Adit datar. Davina menoleh kepada Adit. Kemudian Ia menggeleng dan tersenyum.

"Vin.." ucap Adit.
"Iya.."jawab Davina dengan suara riangnya.

"Ada yang mau aku bilang" ucap Adit.
"Apa?" Tanya Davina dan kini menatap Adit penuh senyum cerianya. Adit terdiam sesaat.  Ia mencoba menguatkan hatinya untuk mengatakan kepada Davina.

"Kenapa Adit?" Tanya Davina lagi masih dengan menatap Adit intens.

"Kita makan di luar. Adir lapar" ucap Adit datar. Davina tersenyum lebar dan mengangguk.
Adit pun kembali menjalankan mobilnya. Membawa dirinya dan Davina ke sebuah warung tenda pecel Ayam pinggir jalan.

"Kita makan di sini" ucap Adit. Davina menoleh menatap warung tenda itu.

"Kenapa? Ngga mau?" Tanya Adit. Davina menggigit bibir bawahnya. Kemudian dengan ragu membuka sabuk pengamannya.

"Kalau tidak mau tunggu di mobil saja" ucap Adit dan meninggalkan Davina. Davina pun dengan cepat turun dari mobil dan mengekori Adit. Sungguh terlihat sekali betapa tidak nyamanya Davina di tempat itu.
Adit memesan makanan namun tidak dengan Davina. Ia sunggub tidak bisa makan di pinggir jalan seperti itu.

"Kenapa ngga pesen?" Tanya Adit. Davina pun terdiam.

"Adit kan tau Davina trauma makan di pinggir jalan"ucap Davina sendu

"Hanya karna saat itu kamu sakit perut?" Tanya Adit. Davina mengangguk.

"See bukankah kita tidak cocok Davina? Aku suka makan di sini dan kamu tidak. Kamu suka makan di cafe mahal dan aku tidak." Ucap Adit

"Maksud Adit apa? Adit marah karna Davina ngga makan? Yaudah Davina pesen" ucap Davina dan dengan cepat Ia berdiri untuk memesan makanan seperti yang Adit lakukan tadi.

"Bukan itu Davina. Adit cuma mau bilang kalau kita.."

"Davina akan makan di mana pun yang Adit suka dan Adit ngga perlu makan di tempat yang Adit ngga suka. Tapi jangan bilang kaya gitu."ucap Davina.

"Vin.."

"Engga.. kita cocok. Davina aja yang manja. Davina yang salah karna ngga bisa ngertiin Adit. Tapi Davina janji akan terus ngertiin Adit" ucap Davina memohon kepada Adit. Adit menghela napasnya.

"Kamu lebih cocok dengan Fero. Lihatlah kalian sama. Kalian menyukai hal yang sama dan tidak menyukai hal yang sama. Davina dengar dengan fero kamu akan lebih bahagia" ucap Adit

No Doubt,Just Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang