1. It's Okay

26.2K 2.2K 146
                                    

"Hyunjin!"

Seperti biasa, dia menatapku dengan tatapan jijiknya.

Entahlah, aku sama sekali tidak masalah dengan sikapnya yang jelas-jelas tak menyukaiku.

Sudah hampir 3 bulan ini aku menjalin hubungan dengannya. Dan hampir 3 bulan ini juga sikapnya selalu dingin kepadaku.

Kadang aku berpikir, apa dia benar-benar mencintaiku?

Dilihat dari sikapnya yang seolah-olah tak menganggapku, mungkin dia memang tidak mencintaiku.

Tapi aku percaya, selama aku berada disampingnya dan selalu memperhatikannya, rasa cinta itu akan ada pada dirinya untukku suatu saat nanti.

Aku memberanikan diri untuk menghampirinya yang sedang duduk sendirian di bawah pohon besar.

"Sedang apa kau disini? Kau tahu aku mencarimu kemana-kemana. Aku sangat merindukanmu, kenapa kau ti-"

"Cepat katakan apa maumu. Aku tidak punya banyak waktu."

Aku berusaha mengulas senyum diwajahku.

Kata-katanya benar-benar menusuk.

Dan lagi-lagi, aku sudah terbiasa dengan semua kata-kata menusuk itu.

"Tidak ada. Aku hanya ingin melihatmu saja" ucapku sambil terus tersenyum.

Hyunjin mendengus. Ia bediri dan berjalan menjauhiku tanpa mengucapkan sepatah kata.

Aku berlari kecil untuk menyamakan langkah kakiku dengannya.

"Kau mau kemana? Mau kutemani?"

Dia tak menjawab. Hanya terus berjalan dengan tatapan dinginnya.

"Hyunjin! Jangan berjalan terlalu cepat aku lelah mengikutimu" keluhku.

Hyunjin menghentikan langkahnya yang juga otomatis menghentikan langkahku.

"Bukankah aku tidak pernah menyuruhmu untuk mengikutiku? Kau benar-benar menyebalkan!"

Dia sedikit membentakku. Aku tidak bisa menatapnya jika ia sedang marah seperti ini.

"Ma.. Maaf"

Aku menunduk. Memainkan jari tanganku sambil menunggu jawaban darinya.

Hyunjin kembali melanjutkan langkah kakinya.

Dengan cepat aku menarik tangannya. Memaksa agar dia kembali menatapku.

"Wae?!!" Bentak Hyunjin lagi.

Kali ini ia juga menghempaskan tanganku dengan sangat keras.

Aku terjatuh karena hempasan kerasnya itu.

Darah segar keluar dari telapak tanganku karena bergesekkan dengan aspal saat aku jatuh tadi.

Hyunjin mengusap wajahnya kasar.

"Aku muak denganmu! Jangan mengikutiku lagi!" Ucapnya.

Sakit. Itu yang aku rasakan. Bukan karena luka di telapak tanganku. Tapi luka yang baru saja Hyunjin goreskan.

Dan lagi, aku sudah terbiasa.

"Kau tak apa?" Tanya seorang laki-laki yang berjongkok didepanku.

Aku berharap itu Hyunjin. Aku berharap dia kembali hanya untuk sekedar membantuku berdiri.

Tapi ternyata aku salah.

Dia adalah Bang Chan. Teman Hyunjin.







****







Chan membantuku berdiri dan membopongku untuk duduk di bangku terdekat.

"Apa Hyunjin lagi yang melakukannya?" Tanyanya sambil melihat luka di telapak tanganku.

"Bisa dibilang begitu, sudahlah aku tak apa Oppa" ucapku sambil tertawa.

Chan menatapku sendu. Seperti tahu bahwa aku sedang berbohong dengan mengatakan bahwa aku baik-baik saja.

"Berhentilah. Lepaskan Hyunjin"

"Aku baik-baik saja Oppa, ini hanya luka ke-"

"Luka kecil dan kau akan membiarkannya menjadi luka besar begitu? Kau tau kau cantik dan bisa mendapatkan yang lebih dari Hyunjin"

"Tapi aku mencintainya.." Ucapku lirih.

Aku menunduk, menahan air mataku agar tidak menetes di depan Chan.

Aku tidak mau Chan semakin mendukungku untuk melepaskan Hyunjin.

Seperti tau aku sedang bersusah payah menahan air mataku, Chan membawaku ke dalam pelukannya.

"Menangislah. Aku yang akan menghapus air matamu"

Chan mengusap lembut kepalaku.

Aku tak kuasa lagi menahan air mataku.

Aku benar-benar menginginkan Hyunjin yang memperlakukanku seperti ini.

Mengkhawatirkan, mengusap kepalaku, dan bersedia memelukku ketika aku sedang menagis.

Tapi aku tahu diri. Aku tidak akan mendapatkan itu semua.










****

Tbc?

Vote

Don't Hurt Me, Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang