15. Break Up

10.7K 1.6K 119
                                    

Hyunjin's sides.

"Ayo kita putus, Hwang Hyunjin."

Mataku yang semula terfokus pada objek lain kini beralih menatapnya.

Heera, mengatakan sesuatu hal yang sangat ingin kudengar. Tapi anehnya kenapa aku malah terkejut sekarang?

Kulihat Heera menunduk. Tangannya sibuk meremas tasnya.

"Maaf jika selama ini aku selalu membuatmu kesal, Hyunjin-ah.." ucapnya.

Aku tahu, Ia berusaha sangat keras untuk tidak menangis dihadapanku.

Heera mendongak. Ia memaksakan senyumannya.

"Wae? Apa karena Bang Chan?" tanyaku dengan sedikit kesal.

Tentu saja aku kesal. Heera tidak mungkin ingin berpisah denganku jika bukan karena Bang Chan.

Heera menggeleng. "Bukan, hanya saja aku sudah sangat lelah sekarang."

Aku mengerutkan dahiku. Tak mengerti dengan apa yang Heera maksud.

"Seseorang pernah bilang padaku jika aku harus berhenti melakukan sesuatu hal yang membuatku lelah. Seperti saat ini, Hyunjin-ah.. Aku lelah dengan semuanya. Lelah dengan hubungan ini, dan lelah karena cintaku yang bertepuk sebelah tangan."

"Tapi, percayalah bahwa aku sangat mencintaimu."

Deg

Heera tersenyum lagi. "Kau sangat membenciku 'kan?"

Aku hanya diam sambil terus menatap matanya dalam.

"Setelah ini aku janji tidak akan muncul lagi di hadapanmu dan tidak akan lagi mengganggu hidupmu. Aku akan pura-pura tidak mengenalmu nanti."

Heera mengusap kasar air matanya yang baru saja jatuh.

Ia merogoh ke dalam tasnya mengambil sesuatu yang akupun tak tahu itu apa.

"Ini. Kau boleh membuangnya atau apa saja. Aku tidak akan sanggup untuk menyimpannya karena itu akan membuatku kesulitan untuk melupakanmu."

Aku menatap foto album berukuran kecil yang baru saja Heera berikan.

Sebuah foto album bewarna biru muda dengan cover bertuliskan 'My Hyunjin Hwang'

Entah kenapa hatiku terasa sangat sakit saat melihatnya.

"Berjanjilah kau akan bahagia setelah ini, Hwang Hyunjin." ucap Heera dengan suara paraunya. Heera akhirnya terisak dihadapanku.

Sungguh, rasanya aku sangat ingin memeluknya sekarang. Bolehkah?

"Baiklah jika itu maumu." ucapku lirih pada akhirnya.

Heera mengangguk. Mata kami kembali bertemu selama beberapa detik sampai Heera mencium bibirku.

Hanya sekilas tapi entah kenapa terasa sangat membekas.

"Aku pergi, Hwang Hyunjin." Heera tersenyum samar dan sedetik kemudian ia berjalan melewatiku.

Mataku menatap lurus. Dadaku terasa sangat sesak.

Saat yang paling aku tunggu adalah berpisah dengan Heera. Tapi kenapa aku menjadi sedikit kecewa saat semua itu sudah terjadi?




****





Aku membanting kasar tubuhku diatas ranjang empuk milikku.

Sungguh rasanya sangat lelah. Ada sesuatu yang mengganjal di hatiku.

Apa karena Heera?

Tidak mungkin.

Aku yakin jika besok Heera akan menemuiku dan kembali mengemis untuk kembali padaku. Haha dasar.

Ia tidak akan tahan jika tidak melihatku dalam sehari. Jadi mana mungkin ia akan bisa berpisah denganku?

Karena bosan, aku memainkan ponselku sambil tetap berbaring.

Biasanya di jam seperti ini Heera akan menelfonku atau mengirimiku pesan. Memintaku untuk segera makan, segera tidur, dan lain-lain.

Tapi rasanya aneh tidak melihat notifikasi pesan atau panggilan tak terjawab darinya.

Tunggu. Kenapa aku jadi resah seperti ini? Aishh.. Menyebalkan!

Aku membuang ponselku asal dan beralih menutup mataku.

Tidur sejenak mungkin akan menghilangkan rasa lelahku.

"Aku mencintaimu, Hwang Hyunjin!"

"Tidak, jangan seperti ini. Kumohon.. Jangan tinggalkan aku."

"Jangan merokok, Hyunjin. Itu tidak baik untuk kesehatanmu dan juga orang-orang disekitarmu."

"Hyunjin-ah.. Semangat! Aku mencintaimu!"

"Tidak perlu berbicara atau berbuat manis padaku. Hanya melihatmu saja sudah cukup untukku."

"Ayo kita putus, Hwang Hyunjin."

Aku mengacak rambutku. Suara Heera teriang-iang di telingaku.

Bahkan bayangan semua tentangnya muncul seperti cd rusak dipikiranku.

Oh Heera. Aku ingin melihatnya malam ini. Gila sekali.

Haruskah aku menelfonnya?

Aku kembali membuka ponselku. Awalnya aku benar-benar ingin menelfonnya tapi niatku gagal saat aku melihat kontak Heera yang tiba-tiba menghilang dari ponselku.

Apa-apaan ini? Heera memblokirku?

Dia bahkan juga menghapus semua akun media sosialnya. Hah.. Sulit dipercaya.

Jadi, kau benar-benar ingin mengakhiri semua ini Oh Heera?





****

Hyunjin yang galau di malam minggu ciann :"

Sebenernya mau up setelah dapet 1k reads, tapi tanganku sudah sangat gatal buat publish chap ini :'v

So, silahkan dibaca~ tapi jangan lupa vote sama vommentnya yaw!

180519

Don't Hurt Me, Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang