18. Yes, I miss Her

10.4K 1.5K 93
                                    

Hyunjin's sides.

Heera benar-benar menepati janjinya.

Ia bilang tidak akan muncul lagi dihadapanku setelah kami berpisah. Dan benar saja.

Sudah seminggu ini aku jarang sekali melihatnya di sekolah.

Biasanya, dimanapun aku berada pasti akan ada Heera disampingku.

Memang terasa sangat aneh. Mungkin karena aku belum terbiasa dengan keadaan ini.

Disinilah aku sekarang. Berbaring di atas rumput sambil menatap langit yang mulai berubah warna menjadi gelap.

Dulu aku sering melakukannya bersama Heera. Hanya berbaring sambil menatap langit dengan pikiran kami masing-masing.

Terkadang Heera juga menceritakan hal-hal yang membosankan padaku.

Seperti saat dia memimpikanku. Menurutku mimpinya itu sangat membosankan dan tak masuk akal.

Bagaimana bisa aku mati hanya karena tersedak semut pada makananku? Lucu sekali bukan.

Tunggu dulu. Kenapa aku jadi memikirkannya?

Aishh... Aku mengacak rambutku frustasi.

"Hyunjin!"

Aku menoleh. Changbin sedang berlari kecil ke arahku.

"Sedang apa kau disini?" tanyanya.

"Tidak ada." jawabku singkat.

Changbin ikut berbaring di sampingku. Kami berdua sama-sama menatap langit.

"Kenapa kau kemari? Bukankah anak-anak yang lain sedang menyiapkan pesta barbeque? Kenapa tidak bergabung?" ucapku memecah keheningan.

"Kau sendiri? Kenapa tidak bergabung dengan mereka?" Changbin membalikkan pertanyaanku. Kebiasaan sekali.

"Aku hanya sedang ingin sendiri."

"Apa karena kau putus dengan Heera?"

Aku bangkit dan menatapnya tak percaya. "Tidak ada hubungannya dengan dia. Putus atau tidak dengannya tidak mempengaruhiku sama sekali."

Changbin tersenyum. Membuatku semakin kesal saja. Ia juga ikut bangkit dan duduk di sampingku.

"Aku bertemu dengan Heera tadi."

"Kau bertemu dengannya? Kapan? Dimana?" tanyaku penasaran.

Bukannya menjawab pertanyaanku, Changbin malah tertawa sangat keras.

"Lihat. Kau bilang dia tidak mempengaruhimu. Tapi baru mendengar namanya saja kau sudah sangat menggebu-gebu. Haha Hwang Hyunjin!!"

Aku mendengus. Omong kosong macam apa lagi itu? Aku menggebu-gebu karenanya? Hah.. Yang benar saja!

"Tenanglah, Hyunjin. Dia terlihat baik-baik saja." ucap Changbin.

"Mengingat Heera yang sangat mencintaimu, kupikir ia akan terpuruk dalam kesedihan saat berpisah denganmu. Tapi ternyata tidak."

"Dia justru menjadi lebih ceria dari sebelumnya."

Mendadak jantungku berdebar sangat cepat.

Apa Heera benar baik-baik saja? Apa ia tak merasa kehilangan diriku sama sekali?

Changbin menepuk pundakku, membuat lamunanku terbuyar.

"Hyunjin, kau merindukannya 'kan?" tanya Changbin. Ia terlihat sedikit serius.

"Tidak! Untuk apa aku merindukannya!" elakku.

Memang benar. Aku tidak merindukannya.

"Bibirmu bisa saja berbohong dan berkata tidak. Tapi hatimu? Kau bisa saja berbohong padaku atau orang lain, tapi kau tidak bisa membohongi hatimu, Hyunjin."

"Aku ulangi. Jawab sepenuhnya dengan hatimu. Kau merindukan Heera bukan?"

Aku diam. Dadaku benar-benar sangat sesak. Apa itu artinya aku benar-benar merindukan Heera?

"Hyunjin, kita sudah berteman sejak lama. Aku sangat mengenalmu. Memang kau selalu bersikap dingin dan kasar pada Heera, tapi aku tahu kau juga menarik perhatian padanya."

"Aku juga yakin. Diluar dari semua sikap kasarmu padanya, kau juga mencintainya. Dulu saat kalian masih bersama, mungkin kau tak menyadari rasa itu. Tapi setelah kalian berpisah, apa yang kau rasakan? Kau merasakan sakit 'kan?Dan bohong jika kau tidak selalu memikirkan Heera."

Aku mencerna kata-kata Changbin.

Entah sejak kapan mataku mengabur. Dan sedetik kemudian cairan bening menetes dari mataku.

Iya. Aku merindukannya. Sangat merindukannya.

Aku merindukan seorang Oh Heera.

Masa bodoh dengan aku yang menangis seperti anak kecil didepan Changbin. Aku tidak peduli.

Sungguh. Hatiku terasa sangat sakit.

Ini semua salahku. Aku lah penyebab Heera pergi meninggalkanku.

Kupikir aku akan baik-baik saja dan terbiasa tanpanya. Tapi ternyata tidak.

Aku tidak bisa. Sangat sakit saat bangun dari tidur dan mengetahui Heera sudah tidak menjadi milikku lagi.

Heera. Aku terlalu bodoh karena mengabaikanmu dulu. Sungguh aku pria yang sangat bodoh!

Changbin mengusap pelan punggungku. Mungkin ini kali pertama ia melihatku seperti ini.

Hwang Hyunjin yang menjadi lemah karena seorang Heera.

"Dengarkan aku, penyesalan selalu datang di akhir. Dan sebelum itu terjadi, lakukanlah sesuatu. Jangan lepaskan Heera begitu saja, Hyunjin."






****

Ini gue yg nulis tapi gue juga yg baper sendiri 😢

Chapter ini baru gue ketik dan langsung gue publish loh gengs :"

Dan ingat. Ini baru awal!! Next chap masih part Hyunjin dengan kegalauannya :'v

Next? Vote or Vomment pls!

180524

Don't Hurt Me, Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang