20. She's Gone

10.6K 1.4K 55
                                    

Author's sides.

Setelah selesai membaca surat dari Heera, Hyunjin langsung menyambar kunci mobilnya.

Udara malam ini cukup dingin, tapi Hyunjin tak memperdulikan itu. Ia bahkan tak menggunakan jaket saat keluar dari rumahnya.

Mobil sport merah milik Hyunjin membelah jalanan Seoul yang sedang ramai lancar.

Hyunjin pandai mengendarai mobil. Tak jarang pula dirinya mengikuti balap liar bersama teman-temannya. Itulah sebabnya untuk urusan mengebut seperti ini, Hyunjin ahlinya.

Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah Heera.

Pikirannya benar-benar buntu. Satu-satunya yang Hyunjin pikirkan adalah Heera. Ia ingin bertemu dengan gadis itu sekarang juga.

"Sh*t!" umpat Hyunjin saat ia tak berhasil menerobos lampu merah.

Sungguh. Jika hukum tak ada di negara ini, mungkin Hyunjin akan menabrak satu per satu mobil yang menghalanginya itu.

Setelah berhasil terbebas dari jebakan lampu merah, Hyunjin kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Itulah sebabnya tak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk Hyunjin sampai ke rumah Heera.

"Heera! Heera-ya!!"

"Heera! Buka pintumu! Heera!"

Beberapa kali Hyunjin mencoba memanggil nama pemilik rumah itu tapi sama sekali tak ada jawaban yang ia terima.

Bahkan tangannya sangat memerah karena terlalu kencang saat mengetuk pintu rumah Heera.

"Mencari Heera?"

Hyunjin menoleh, ia mendapati seorang wanita paruh baya tengah berjalan menghampirinya.

"Ne, saya mencari Heera, Bibi." jawab Hyunjin sambil membungkuk hormat.

"Apa Heera sedang tidak ada dirumah?" lanjutnya.

Bibi itu menatap Hyunjin heran. "Apa Heera tidak memberitahumu?"

"Maksud Bibi?"

"Heera sudah tidak tinggal lagi disini. Ia pindah ke luar kota tadi pagi."

Deg

Seperti pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, Hyunjin yang sakit karena merindukan Heera dan ingin bertemu dengannya semakin merasakan sakit saat mengetahui gadis itu pergi entah kemana.

"Apa Bibi tahu kemana Heera pergi dan kapan ia kembali?" tanya Hyunjin dengan suara paraunya.

"Dia tidak mengucapkan apapun selain salam perpisahan tadi. Jadi, aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu. Cobalah untuk menghubunginya."

Setelah menepuk pelan pundak Hyunjin, wanita paruh baya itu kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Meninggalkan Hyunjin yang masih tidak mengerti dengan keadaan yang sedang di alaminya.

Hyunjin terduduk lemas di depan pintu rumah Heera sambil menangkup wajahnya dengan kedua tangan. Menutupi air mata yang sudah siap keluar dari pelupuk matanya.

Apa ini balasan dari Tuhan karena perbuatannya pada Heera dulu?

Jika iya, Hyunjin ingin sekali menebus dosanya itu. Bertemu dengan Heera dan meminta maaf setelahnya.

Menangis dan menyesali semuanya memang tidak akan bisa membuat Heera kembali lagi padanya. Tapi ia juga tidak bisa membohongi bahwa air mata itu adalah air mata kerinduan dan penyesalannya untuk Heera.

Sesaat, nama Bang Chan muncul di pikirannya.

Ada kemungkinan jika Chan tahu keberadaan Heera bukan?

Don't Hurt Me, Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang