Hyunjin tetaplah Hyunjin.
Ia kembali mengabaikanku.
Tidak. Aku yang mengabaikannya terlebih dulu.
Aku menghindar dan mendiamkannya selama beberapa hari setelah kejadian malam itu. Ku pikir Hyunjin akan meminta maaf dan membujukku agar tidak menghindarinya lagi. Tapi dugaanku salah.
Kembali ke kalimat pertama. Hyunjin tetaplah Hyunjin.
Pria yang tak pernah menyukaiku sejak awal.
Aku yang menghindar tidak berpengaruh apapun untuknya. Justru Hyunjin yang semakin menjauhiku.
Tapi disinilah aku yang bodoh. Seharusnya aku sudah mengakhiri hubungan menyakitkan ini sejak jauh-jauh hari.
Hyunjin terlalu berharga untukku. Aku sangat mencintainya. Bahkan rasa cintaku mampu membuatku melupakan rasa sakit yang terus ia berikan.
Aku menyesal. Sangat menyesal.
Seharusnya aku tak mengatakan hal itu padanya. Seharusnya aku tak mengatakan bahwa aku akan lebih memilih Bang Chan daripada dirinya.
Dasar bodoh!
Aku mencoba menghubungi Hyunjin. Aku ingin memperbaiki hubunganku dengannya.
Beberapa kali aku mengirimkan pesan padanya tapi tak ada satupun pesanku yang ia balas. Begitupun dengan pangilan teleponku. Hyunjin tak mengangkatnya.
"Hallo, Felix?"
"Heera-ya? Ada apa?"
"Apa Hyunjin bersamamu?"
"Hyunjin? Tidak. Dia sedang ada di club- akhh"
Terdengar suara gaduh setelahnya. Entah apa yang sedang terjadi pada Felix. Tapi aku mendengar seseorang berkata bodoh karena Felix telah memberitahu keberadaan Hyunjin padaku.
"Felix? Hyunjin ada di club?"
"Eum.. Tidak. Aku tidak tau dimana dia sekarang. Maaf Heera nanti kuhubungi lagi"
Tut
Aku mendengus. Felix berbohong padaku. Jelas-jelas ia mengatakan Hyunjin ada di club tadi. Dasar!
Buru-buru aku mengambil tas kecilku dan berlari keluar rumah. Setelah berhasil mendapat taxi, aku menuju ke club yang biasa Hyunjin kunjungi.
****
Aku meremas ujung rok yang aku pakai. Beberapa kali aku menghembuskan nafasku kasar. Apa aku benar-benar harus masuk ke tempat seperti ini?
Hyunjin kembali datang ke club setelah beberapa kali aku melarangnya untuk kemari. Hwang Hyunjin benar-benar keras kepala.
Aku memberanikan diri memasuki tempat mengerikan ini.
Aroma rokok bercampur alkohol menyambutku. Aku benci itu.
Beberapa pria disini juga sempat menggodaku. Heol.
Aku mengedarkan pandanganku mencari-cari pria bermarga Hwang.
Tempat ini terlalu gelap dan berisik. Aku mencoba menerobos sekumpulan orang yang sedang menari.
Mataku tertuju pada seorang pria dengan jaket kulit dan celana jeans yang sedang duduk di sofa besar.
Hwang Hyunjin, dengan 2 gadis disisi kiri dan kanannya.
Hyunjin bahkan merangkul kedua gadis itu dan tertawa bersamanya.
Mataku memanas. Aku berjalan kearahnya dengan kakiku yang mulai melemas.
"Hyunjin-ah.."
Hyunjin menoleh. Ia menatapku selama beberapa detik dan kembali fokus pada gadis-gadis itu setelahnya.
"Hyunjin!"
Ia tetap mengabaikanku. Karena kesal aku menarik tangannya membuat ia sedikit terkejut.
Dengan cepat, Hyunjin menghempaskan tanganku. "Wae?!"
"Ayo pulang!"
Aku juga meninggikan suaraku seperti Hyunjin. Bukan karena tempat ini yang berisik. Aku memang sengaja membentaknya.
Hyunjin tersenyum sinis.
"Kau siapa berani mengaturku seperti itu?"
Deg
Haruskah ia berkata seperti itu? Aku kekasihmu. Ke-ka-sih-mu Hwang Hyunjin!
"Aku kekasihmu, Hyunjin. Jadi aku berhak menyuruhmu pulang dari tempat seperti ini!" suaraku sedikit bergetar.
Hyunjin memutar bola matanya malas. "Kekasihku? Benarkah? Kupikir kau lebih menyukai Bang Chan daripada aku."
"Tidak, Hyunjin. Aku tidak bersungguh-sungguh mengatakannya. Maafkan aku"
Tangisanku pecah. Aku benar-benar menyesal.
"Hyunjin-ah.. Kumohon.."
Ia berbalik dan berjalan meninggalkanku. Buru-buru aku menghadangnya. "Maafkan aku, Hyunjin-ah.."
Hyunjin menatapku lekat. "Apa kau pikir dengan menangis seperti itu akan membuat hatiku luluh? Tidak sama sekali."
Aku menunduk. Mencoba mengontrol isakkanku agar tak semakin terdengar oleh Hyunjin.
"Hubungan kita sudah berakhir saat malam itu. Jadi-"
"Tidak. Aku mohon. Aku akan menuruti permintaanmu yang memintaku menjauhi Bang Chan. Aku akan melakukan apapun yang kau mau tapi kumohon jangan tinggalkan aku, Hyunjin"
Aku meremas kedua lengan Hyunjin. Masa bodoh dengan orang-orang yang risih karena melihatku menangis seperti anak kecil. Aku tidak peduli.
"Benarkah? Kau akan menuruti semua permintaanku?" Aku mengangguk mengiyakan.
Hyunjin tersenyum miring. Ia berbicara tepat di sebelah telingaku.
"Kalau begitu, kau harus mau tidur denganku."
****
Otw private :'v
Kok agak nyesel nulis part ini ya :3Satu vote dari kalian membuatku semangat memikirkan part selanjutnya. Apalagi sampe vomment, duh seneng banget gue mah :3
Next?
180507
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Hurt Me, Hwang Hyunjin
Fanfic"berhenti mengharapkan sesuatu yang tak akan pernah bisa kau dapatkan dariku" - h.hyunjin DON'T BE SIDERS OR GO AWAY! [SOME CHAPTER ARE PRIVATED]