24. It's Over

9.4K 1.5K 193
                                    

Hyunjin's sides.

"Kau benar-benar telah berubah sekarang. Kau menepati janjimu yang ingin melupakanku." ucapku

Aku tersenyum miris. Harapan Heera akan kembali dan menjadi milikku lagi, mungkin tidak akan tercapai untuk saat ini.

Sangat diluar dugaan seorang Hwang Hyunjin. Aku pikir, Heera sangat menderita saat berpisah denganku. Gadis itu akan kesulitan untuk tidur, makan, dan hidup. Tapi nyatanya tidak.

Semua itu justru berbalik pada diriku sendiri. Semenjak berpisah dengan Heera, aku sangat kesulitan untuk tidur di malam hari. Tak memilik nafsu makan dan bahkan bernafas saja membuat dadaku sangat sesak.

Mungkin aku terlalu percaya diri.

Heera yang sekarang terlihat baik. Bahkan sangat baik dimataku.

"Semudah itu untukmu, Oh Heera?" Tanyaku

Kulihat, Heera memutar bola matanya malas. Ia mendengus dan kemudian berbalik berniat ingin pergi.

Buru-buru aku menarik tangannya, membuat Heera menghadapku lagi.

"SEMUDAH ITU UNTUKMU?!" Teriakku.

"IYA!" Balas Heera tak mau kalah.

Terjadi keheningan selama beberapa saat. Hanya ada deruan nafas kami yang terdengar.

Aku menatapnya lekat. Begitu juga dengan sebaliknya. Heera juga menatapku lekat.

Heera menepis tanganku yang menggenggam tangannya dengan kasar.

"Hubungan kita sudah berakhir. Itu artinya, aku dan kau sudah tidak ada hubungan lagi."

"Jadi, anggap saja bahwa kita tidak pernah saling mengenal dan jangan pernah bertemu lagi setelah ini." Lanjutnya.

Aku mengepalkan tanganku. Mataku sedikit mengabur karena air mata. Sungguh, ucapan Heera membuatku sakit hati.

"Lalu bagaimana dengan kenangan kita? Kau akan melupakannya begitu saja?" Tanyaku sinis.

Heera tertawa. "Hey.. Kenangan mana yang kau maksud, Hwang Hyunjin?"

"Kenangan saat kau mengabaikanku? Kenangan saat kau mendorongku? Kenangan saat kau memukulku? Atau kenangan saat kau menyakiti hatiku?"

Deg

Pertanyaan bertubi-tubi Heera, membuatku seperti terhantam batu. Apa hanya itu definisi dari kenangan menurut Heera?

"Bagiku, kenangan saat bersamamu adalah kenangan yang sangat ingin aku lupakan. Jika bisa, aku juga ingin kenangan itu tidak pernah terjadi."





****




Aku datang ke dance room. Bukan untuk berlatih, tapi untuk menumpahkan seluruh amarahku.

Saat sedang marah, biasanya aku akan melakukan free style dance untuk melupakan sedikit masalahku.

Tapi kali ini berbeda. Sudah sekitar 10 lagu dan berbagai macam gerakan dance telah aku lakukan. Namun tetap saja, tak bisa membuat emosiku reda.

Segala ucapan Heera yang ia katakan padaku kemarin, masih sangat terdengar jelas di telingaku.

"Kenangan saat kau mengabaikanku? Kenangan saat kau mendorongku? Kenangan saat kau memukulku? Atau kenangan saat kau menyakiti hatiku?"

"Bagiku, kenangan saat bersamamu adalah kenangan yang sangat ingin aku lupakan. Jika bisa, aku juga ingin kenangan itu tidak pernah terjadi."

Don't Hurt Me, Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang