4. Sorry

10.9K 1.6K 175
                                    

"Heera!"

Buru-buru aku melepaskan pelukanku pada Bang Chan.

Aku menoleh dan mendapati seseorang yang meneriaki namaku sedang berjalan ke arahku.

Hyunjin dengan kedua tangan mengepal dan nafas yang terengah-engah berjalan menghampiriku dan Bang Chan

Bugh!

Satu pukulan keras mendarat di wajah Chan dan membuatnya jatuh tersungkur di atas tanah.

Hampir saja Hyunjin melayangkan pukulan kedua jika aku tidak segera memeluknya dari belakang.

Bang Chan meringis. Mengusap bibirnya yang berdarah karena pukulan dari Hyunjin.

"Kau benar-benar tidak tahu diri hyung! Kau lupa siapa gadis yang kau peluk tadi?"

"Hyunjin-ah.."

Hyunjin berbalik dan melihat kearahku dengan tatapan amarahnya.

"Dan kau Heera! Kau mengabaikan pesanku demi berpelukan dengan dia?" Ucap Hyunjin sambil menunjuk ke arah Bang Chan.

Jujur aku tidak tau jika Hyunjin mengirimkan pesan padaku. Kalaupun aku tau, pasti aku akan langsung membalasnya 'kan?

"Aku tidak-"

"Tidak usah banyak alasan!"

Aku menunduk.

Memang bukan kali pertama Hyunjin membentakku seperti ini. Tapi baru kali ini aku melihat Hyunjin semarah ini.

"Jangan membentak Heera, Hwang Hyunjin!" Pekik Bang Chan.

"Itu bukan urusanmu!"

Aku benar-benar tak tahu harus berbuat apa sekarang.

Bang Chan dan Hyunjin saling menatap satu sama lain dengan tatapan yang benar-benar menakutkan.

Beberapa kali aku menarik jaket yang Hyunjin kenakan agar ia sedikit menjauh dari Bang Chan, tapi tenaga Hyunjin lebih kuat dariku.

Hyunjin justru semakin mendekat kearah Bang Chan dan mencengkram kerah bajunya.

"Jika sampai aku melihatmu menyentuh kekasihku lagi, aku tidak akan segan-segan untuk menyakitimu hyung"

Hyunjin melepaskan cengkeramannya pada leher Bang Chan dan berganti menarik tanganku.

Meninggalkan Bang Chan yang tersenyum miris setelah mendengar kalimat terakhir Hyunjin.

"Hyunjin lepas! Tanganku sakit!"

Aku mengeluh kesakitan tapi sama sekali tak dihiraukan oleh Hyunjin.

"Masuk" ucap Hyunjin dingin menyuruhku masuk kedalam mobilnya.

Aku hanya menurut untuk masuk ke dalam mobilnya.

Selama didalam mobil, tidak ada percakapan apapun antara aku dan Hyunjin.

Aku terlalu takut untuk mengajak Hyunjin berbicara sekarang.

Aku membulatkan mataku saat Hyunjin tetap melajukan mobilnya melewati kawasan rumahku.

Jadi dia tidak sedang mengantarkanku pulang?

"Hyunjin, kau melewati rumahku. Sebenarnya kita mau kemana? Ini sudah larut malam"

"Larut malam? Cih. Kau bahkan berpelukan dengan Bang Chan tanpa memperdulikan waktu. Dan sekarang kau bilang sudah larut malam padaku?"

"Hyunjin-ah.. Bukan seperti itu maksudku. Aku hanya-"

"Diam atau aku turunkan kau disini"

Dan benar saja, aku diam setelahnya. Berdebat dengan Hyunjin bukan keahlianku. Dialah yang selalu menang atas diriku.

Aku pikir, Hyunjin akan membawaku ke suatu tempat yang sangat jauh dari rumahku. Tapi beruntunglah, Hyunjin hanya membawaku ke rumahnya.

Aku mengekori Hyunjin masuk ke dalam rumahnya.

Hyunjin memang tinggal sendirian dirumah sebesar ini. Orang tua Hyunjin memiliki rumah sendiri di kawasan lain jadi itulah sebabnya kenapa rumah Hyunjin bisa sesepi ini.

Hyunjin berjalan ke arah dapur rumahnya.

Aku mendekat ke arah Hyunjin yang sedang meneguk segelas air.

"Hyunjin-ah kau masih marah? Bang Chan memelukku hanya karena ingin membuatku tenang, tidak lebih"

Hyunjin membanting gelas yang ada ditangannya tepat didepanku. Membuatku sedikit berjalan mundur karena terkejut.

"Hanya? Kau bilang hanya Oh Heera?!"

Hyunjin kembali menarik tanganku dan mendorong tubuhku ke arah tembok.

Hyunjin benar-benar gila! Apa dia ingin mematahkan tulang punggungku?

"Apa kau menikmati pelukannya? Ingin merasakannya lagi hm?" tanya Hyunjin lembut tapi terdengar seperti ancaman ditelingaku.

Hyunjin mengunci pergerakanku. Ia menumpukan kedua tangannya pada tembok dibelakangku dan membuat tidak ada jarak diantara kami.

Melihat Hyunjin dari jarak sedekat ini membuat jantungku berdebar.

Selain tampan, dia juga sangat menakutkan.

Hyunjin menyeringai sambil mengusap lembut pipiku.

Aku mendorong tubuh Hyunjin agar menjauh dariku, tapi lagi-lagi tenaga Hyunjin jauh lebih kuat.

Hyunjin semakin mendekatkan wajahnya. Membuatku dapat merasakan hembusan nafasnya yang hangat itu.

Ini sudah tidak benar! Apa yang ingin kau lakukan Hwang Hyunjin?!

Hyunjin mendaratkan bibir tebalnya di atas bibirku. Melumatnya dengan kasar.

Aku mendorong tubuh Hyunjin dengan sangat keras membuat ia melepaskan ciumannya.

"Kau sudah gila Hwang Hyunjin!"

Aku mengusap bibirku sambil terus menatap Hyunjin tak percaya.

"Kau bahkan diam saja saat Chan memelukmu. Tapi lihat sekarang. Kau menolak ciumanku" Hyunjin tersenyum miris.

Aku tidak bermaksud membuatnya kecewa, aku hanya tidak ingin Hyunjin melampaui batasnya. Itu saja.

"Hyunjin, bukan begitu. Aku hanya tidak mau kau-"

"Sudahlah. Aku akan mengantarkanmu pulang"

Hyunjin yang ingin mengantarkanku pulang, semakin membuatku merasa bersalah.

Aku menarik tangan Hyunjin membuat ia menghentikan langkahnya.

"Maafkan aku Hyunjin" ucapku lirih sambil menundukkan kepalaku.

Hyunjin mengusap kepalaku lembut. Membuatku sedikit tersentak.

Bagaimana tidak, seorang Hwang Hyunjin yang selalu dingin dan sering membentakku, baru saja mengusap kepalaku! Oh my god!







****

Tbc.

Maaf part ini agak warning 😄

Next? Vote
👇

180408

Don't Hurt Me, Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang