10. Unexpected

9.5K 1.6K 127
                                    

Hyunjin's sides.

Aku berjalan memasuki kamarku. Langkah demi langkah, aku mendekati Heera yang tengah tertidur di ranjangku.

Aku mengusap rambutnya pelan. Menyisipkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah pucatnya.

Sedetik kemudian aku beralih menggenggam tangannya. Tangan mungil dengan beberapa luka dan lebam karena perbuatanku.

Yeah. Aku memukulnya. Tidak. Aku menyiksanya.

Emosiku tak terkendali saat melihatnya dengan Chan tadi. Entahlah. Aku tidak suka hal itu terjadi.

Aku tidak suka jika Heera dekat dengan pria lain apalagi Bang Chan.

Memang awalnya aku tidak masalah dengan kedekatan mereka berdua. Justru aku merasa harus berterima kasih kepada Bang Chan yang secara tidak langsung menjadi jarak untuk Heera agar tidak terlalu dekat denganku.

Aku memang membenci Heera. Aku memang tidak tulus saat memintanya menjadi kekasihku. Aku juga merasa muak saat dia ada didekatku. Dan aku bahkan sering mengabaikannya.

Tapi itu dulu. Semuanya menjadi terbalik saat Bang Chan terang-terangan mengatakan bahwa ia menyukai Heeraku. Ia bahkan bersumpah untuk mengambil Heera dariku. Aku tidak mau itu terjadi.

Demi neptunus, aku tidak akan membiarkan Bang Chan menyentuh Heeraku sehelai rambut pun. Tidak akan!

Aku membersihkan luka-luka di tubuh Heera dan mengobatinya dengan obat merah.

Hanya luka kecil tapi hampir diseluruh tubuhnya. Iya. Aku yang menyebabkan luka-luka itu.

Aku mendorongnya ke lemari kaca hingga lemari itu pecah dan mengenainya. Bukan hanya itu saja, aku juga memukulnya dan membiarkan ia kedinginan di bawah shower sambil terus memarahinya.

Aku tau perbuatanku keterlaluan tapi aku tidak menyesal sama sekali. Heera pantas mendapatkan itu semua. Tujuanku hanya satu, agar Heera tidak berani mendekati Bang Chan lagi. Itu saja.

Perlahan, aku melihat Heera membuka matanya.

"Heera-ya.. Kau sudah bangun?" tanganku masih setia menggenggam tangannya.

Heera menatapku sendu, membuatku sedikit merasa kasihan padanya.

"Kau mau makan? Aku sudah buatkan makanan yang enak untukmu"

Heera menutup mulutnya rapat-rapat. Ia hanya terus menatapku dengan mata sayunya.

"Heera-ya.. Kau baik-baik saja? Apa kita perlu ke dokter?"

Lagi-lagi Heera tak mau menjawabku. Oh ayolah, jangan seperti ini!

Heera merubah posisinya menjadi duduk. Ia juga meringis kesakitan memegangi lengannya yang sedikit lebam.

"Ayo kita makan, setelah itu kau bisa kembali ti-"

"Aku mau pulang"

Sulit dipercaya. Heera tidak pernah mau jika aku menyuruhnya pergi atau pulang saat sedang bersamaku. Tapi sekarang?

"Kenapa tiba-tiba sayang?"

Aku tersenyum getir. Heera menepis tanganku yang ingin menyentuh wajahnya.

"Antarkan aku pulang!!"

Plak

Aku menamparnya tepat setelah ia meneriakiku. Masa bodoh dengan Heera yang sekarang menangis didepanku.

"Menangislah sepuasmu, aku akan kembali lagi nanti"

Aku beranjak pergi keluar dari kamarku tapi sebelum itu Heera berhasil menghentikan langkahku dengan ucapannya.

"Pria brengsek"

Tanganku terkepal. Aku berbalik dan menghampirinya lagi. Heera benar-benar tidak takut denganku setelah apa yang aku lakukan padanya tadi.

"Ucapkan sekali lagi!"

"Pria brengsek!!"

Karena terlanjur emosi, aku kembali mendorongnya sampai terjatuh dari ranjangku. Air matamu itu tidak akan mempengaruhiku sama sekali!

"Aku sedang berusaha untuk memperlakukanmu lebih baik, tapi apa yang kau bilang padaku? Brengsek? Apa aku tidak salah dengar?"

Aku mencengkram rahang Heera kuat. Membuatnya kesusahan untuk menjawab perkataanku.

"Heeraku sudah benar-benar berubah sekarang. Ia jadi lebih berani dan suka membantahku. Apa Chan yang mengajarimu?"

"Aku sudah bilang jangan membawa Chan dalam kekesalanmu Hwang Hyunjin!"

Hampir saja aku menamparnya lagi. Tapi aku mengurungkan niatku mengingat aku sudah terlalu banyak memukulnya hari ini. Kau seharusnya berterima kasih padaku Oh Heera!

"Kukira Chan benar-benar istimewa dimatamu. Kau terus saja membelanya, Heera."

Heera terus membalas tatapan mataku dengan tak kalah marahnya. Heera yang aku kenal tak mungkin berani menatapku seperti ini. Tapi lihatlah sekarang, ia berubah.

Chan benar-benar sudah mempengaruhi Heeraku. Awas saja kau Bang Chan!

"Karena Chan Oppa tidak pantas menjadi kambing hitam kemarahanmu dan dia jauh lebih baik darimu!"

"Benarkah? Kenapa kau tidak memintanya menjadi kekasihmu saja dulu?"

Aku mengatur nafasku agar tidak terlalu tersulut emosi.

"Kau lupa? Kau mengemis meminta cinta padaku, Oh Heera. Kau mengatakan kau mencintaiku dan ingin menjadi kekasihku. Cih menjijikan! Kau harusnya beruntung karena aku mengabulkan permintaan bodohmu itu. Kenapa kau tak melakukannya pada Bang Chan saja dulu?"

Heera terus menatapku lekat. Hanya ada raut kebencian diwajahnya. Dan aku tak peduli itu.

Memang seperti itu faktanya. Heera yang mengemis cinta padaku. Jika menurutnya Bang Chan lebih baik dariku, kenapa tidak pacaran saja dengannya?

Heera mengusap air mata yang mengalir di pipinya tanpa mengalihkan pandangannya dari mataku.

"Jika aku bisa memutar waktu, aku akan lebih memilih mendekati Chan daripada harus mengemis cinta padamu, Hwang Hyunjin!"

Deg







****



Helloww.. Maafkeun diriku yg telat update dan malah update malem2 gini :"

Adakah yg nungguin ff ini? :"

Next? Vote

👇

180501

Don't Hurt Me, Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang