29. Curhat

7K 431 127
                                    




Malam ini una kembali tidur di kamar Jeki, karena kak Wonu sudah kembali menginap di rumah Jeki otomatis kamar tamu di huni oleh kak Wonu.

Jam menunjukkan pukul 10 malam, namun Jeki belum juga masuk kamar. Laki-laki itu masih betah di ruang kerjanya. Una yang sudah siap dengan baju tidur motif kelinci kesukaannya, segera naik ke kasur dan bersiap untuk tidur.

Namun, matanya enggan sekali terpejam, Una mencoba berbagai cara mulai dari membaca buku, mendengarkan musik sampai menghayal, tapi rasa ngantuk belum juga datang. Karena merasa frustasi Una pun memilih bangun dari tempat tidurnya.

Una melirik ke arah luar, dan tanpa sadar ia melangkahkan kakinya menuju balkon kamar. Dihirupnya udara malam yang terasa dingin sampai menusuk kulit. Una menatap langit. Tidak ada satupun bintang yang muncul, sepertinya malam ini akan turun hujan.

Cklek

Suara pintu terbuka, sontak membuat Una menoleh. Ternyata jeki sudah memasuki kamarnya, Una kira pria itu akan tidur di ruang kerjanya. Una kembali menatap langit tak berbintang.

"lo ngapain Na?" tanya Jeki saat melihat Una yang berdiri di pinggir teralis Balkon kamar Jeki

Una menoleh dan mendapati Jeki sudah bersandar di ambang pintu kaca yang membatasi kamarnya dengan balkon.

"nggak ngapa-ngapain Cuma lagi nikmatin udara di malam hari aja" jawabnya sambil tetap fokus menatap langit.

"gaya lo nikmatin udara malam, masuk angin baru tahu rasa lo"

Jeki berjalan menghampiri Una.

"tuh kan punya mulut selalu aja doain orang yang nggak baik"

"hahaha, lo udah minum obat belum?"

"udah Jek, buset bosen gue denger lo nanya itu terus"

"kan gue khawatir Na, lo kalo dipeduliin sama orang bukannya makasih malah protes mulu. Udah ayo masuk, udah malem waktunya tidur"

"gue nggak bisa tidur, sana lo tidur duluan aja"

"kenapa? lo lagi ada masalah?" Jeki menyandarkan tubuhnya di pembatas balkon

"nggak, Cuma lagi nggak bisa tidur aja"

Jeki memandang wajah Istrinya dengan sungguh-sungguh, air mukanya menunjukkan sesuatu yang berbeda. Una seperti menyimpan sesuatu,tapi sulit untuk mengungkapkannya.

"kalo ada masalah cerita aja, gue dengerin kok."

Tawaran yang cukup membuat Una kaget, ia menoleh sebentar. Menatap jeki penuh keragu-raguan.

Haruskah ia menceritakan masalahnya pada Jeki, tapi kalo bukan sama Jeki dia juga bingung harus cerita pada siapa? karena satu-satunya teman yang bisa diajak curhat hanya seje. Sedangkan Una sedang ada masalah dengan Seje.

Suara dering telepon dari ponsel Una memecahkan keheningan diantara keduanya.

"Hp lo bunyi tuh"

"Biarin aja, paling dari Seje"

Jeki mengernyit bingung

"loh kenapa nggak di angkat, kalian lagi berantem?"

"nggak Cuma males aja jawabnya bosen"

Fix Una lagi ada masalah sama Seje. Jeki merasa ini tidak benar, dia pun beranjak ke dalam dan meraih ponsel Una. mengangkat panggilan Seje yang sudah 10 kali tak terjawab.

"Hallo Je kenapa?"

"eh, kok lo yang angkat, Unanya mana?"

"ada lagi ngelamun,"

Kawin Kontrak (eunkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang