Una panik bukan main melihat Wonu sudah berdiri di ujung meja makan sambil memperhatikan mereka. Sedangkan Jeki masih asik menyuap makan malamnya.
"jadi kenapa? kok diem aja?"
"i..itu soalnya..." Una berpikir sejenak mencari alasan kuat yang masuk akal
"ya emang kenapa kak, terserah kita dong mau manggil apa" jawab Jeki datar
Bisa-bisanya jeki bersikap sangat cuek seperti itu, sedangkan Una sibuk memutar otaknya untuk mencari alasan yang tepat agar kakak iparnya tidak curiga.
"Ya aneh aja, biasanya suami istri kan punya panggilan sayangnya masing-masing"
"suka-suka gue dong mau manggil istri gue dengan sebutan apa. toh Una juga nggak protes"
"kok lo ngegas Jek, gue kan Cuma mau tahu"
"ya abis lo sendiri ngapain kepo-kepo soal urusan rumah tangga orang"
"Jek, lo yang sopan dong sama kakak sendiri" bisik Una pelan sambil menggenggol lengan Jeki
"siapa yang mau kepoin rumah tangga orang, gue Cuma nanya, kalo emang lo nggak seneng bilang, nggak usah nyolot gitu lah" balas Wonu sambil mengambil air putih di kulkas
Una melihat aura permusuhan yang sangat kuat diantara keduanya. Sepertinya hubungan adik kakak ini tidak terjalin dengan akur. Una merasa terjebak di antara dua srigala yang siap menampilkan taringnya. Una kudu ngapain guys?
"gue Cuma nggak suka aja lo terlalu mau tahu kehidupan gue, urusin aja hidup lo sendiri yang nggak jelas sama Aming pasangan maho lo itu"
Wonu yang sedang meneguk air putih langsung tersedak mendengar kalimat yang diucapkan Jeki barusan. Nggak Cuma Wonu yang kaget, Una juga kaget. Apa-apaan ini, jadi Wonu maho? Terus si aming itu pasangan mahonya gitu apa gimana sih? jadi wonu belok gitu? Aduh Una pusing.
"kok lo jadi bawa-bawa si Aming Jek, apa hubungannya coba"
"kenapa? lo nggak seneng kan kalo urusan pribadi lo gue usik, sama lah gue juga"
"ya tapi pertanyaan gue nggak ada kaitannya sama Aming ya. Lo udah terlalu jauh kalo nyangkutin soal itu sama pertanyaan gue tadi"
"kenapa? lo malu atau lo nggak seneng karena sekarang gue udah tahu hubungan lo sama si aming-aming itu kak"
"Jek jaga bicara lo ya, jangan melewati batas" ancam Wonu dengan nada bicara yang begitu dingin dan jangan lupakan tatapan tajamnya, bahkan Una yang melihatnya merasa aura-aura pembunuh melekat kuat di dalam diri Wonu saat ini.
"makanya lo juga jangan melewati batas, kalo mau tinggal disini silahkan aja, kalo mau minta duit juga gue kasih, tapi jangan campurin urusan rumah tangga kita. Gue sama Una beneran nikah, kalo lo nggak percaya cek aja ke KUA jakarta selatan"
Una tertegun mendengar pernyataan Jeki, dia mengakui pernikahan ini layaknya lelaki gentlemen, membuat Una sedikit kagum. Meskipun sikap jeki ke kakaknya agak kasar, tapi beruntungnya Una tidak perlu mencari-cari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan kak Wonu.
Sedangkan Wonu mukanya sudah merah padam menahan emosi. Adiknya ini sudah benar-benar keterlaluan. Harus diberi perhitungan sekarang juga.
"Jek kayaknya kita harus bicara berdua, tapi sebelumnya mending lo suruh istri lo pergi darisini kasian dia ketakutan gitu."
Jeki memandang Una yang sedikit Pucat, dia lupa kalo istrinya masih menyaksikan perdebatan antara dia dan kakaknya.
"Na lo ke kamar duluan ya, nanti gue nyusul. Ada yang harus gue bicarain sama kak Wonu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawin Kontrak (eunkook)
Fanfic"ayo kita bikin kontrak" "Kontrak apaan?" "Kontrak nikah lah apalagi" berawal dari KAWIN KONTRAK akankah pernikahan mereka bisa berlanjut atau berakhir sesuai Kontrak yang mereka buat sendiri. Who knows?