19. Maaf

8K 465 118
                                    


“akhirnya selesai Juga” pekik Seje sambil merangkul bahu Una.

Gadis mungil itu tersenyum puas, melihat semua hidangan yang sengaja ia siapkan, sudah tersaji dengan apik diatas meja makan.

“siapa dulu dong Una gitu” katanya bangga

“udah jam 6 sore aja, kayaknya waktunya gue diusir nih” sarkas Seje sambil melirik jam tangannya.

“apaan sih, gue nggak sekejam itu mengusir sahabat gue yang paling baik ini. thanks ya Je! udah bantuin gue nyiapin ini semua, love you muuuaaach” Una mengecup pipi Seje mesra.

Alih-alih terharu gadis itu justru bergidik jijik, dan mengusap pipinya yang dicium Una.

“duhh udah nggak perawan deh pipi gue” sungutnya berpura-pura sebal

“sok suci lo” Una mencebikkan bibirnya

“kakak ganteng kemana sih Na, kok nggak keliatan dari tadi?”

Ternyata sejak tadi gadis ini kelimpungan nggak jelas, karena mencari kakak ganteng yang tidak lain, dan tidak bukan adalah Wonu.

“kakak ganteng siapa? Kak Wonu apa kak Jimi?” goda Una sambil menoel dagu sahabatnya

“kak Jimi? kak Jimi yang mana?” Seje mengernyitkan dahinya tak mengerti

“sok nggak tahu, padahal tempo hari abis ketemuan di Kafe Rainbow, main ujanan sambil dipayungin, udah gitu ongkos taxinya dibayarin. Duhh kurang drama apa sih kalian, Well bahkan romeo and juliet aja kalah romantis sama kalian hahaha” ledek Una

Akhirnya Seje mengerti kemana arah bicara Una. Ia memutar bola matanya jengah. Menyesal ia telah menceritakan pertemuannya dengan Jimi tempo hari.
Padahal seje tahu itu adalah makanan empuk bagi Una untuk menggodanya.

Entahlah terkadang sulit untuk menyembunyikan apapun dari sahabatmu, dengan sukarela kalian akan menceritakan semuanya, meskipun itu hal yang memalukan. Bukankah memang seperti itu yang namanya sahabat?

“dihh ngapain gue nanyain cowok modus itu, lagipula tingkahnya tempo hari bukan hal yang istimewa, karena bisa gue pastikan dia ngelakuin hal itu ke semua cewek”

“yakin banget, jadi maksudnya lo pengen di istimewain nih”

Seje mengerang frustasi, kupingnya serasa gatal setiap membahas laki-laki, dengan mata sipit yang kebetulan bernama Jimi.

“udah ah, mending gue pulang, sebelum suami lo sampe rumah dan gue terjebak disini sebagai obat nyamuk. Menyaksikan drama maaf-maafan kalian dengan suasana canndle light dinner, ughh romantisnya. Haruskan gue menaburkan kelopak bunga mawar atau menyalakan lilin-lilin kecil untuk menambah suasana romantis hmm?” tanya Seje dengan nada mengejek

“ngaco lo ah” Una mengibaskan tangannya ke depan wajahnya

“udah ah, gue mau balik. Mana hadiah gue?”

Una menyerahkan tupperware berisi lauk-pauk, beserta nasi dan desserrt yang mereka buat tadi.

“nih salam buat ibu ya, bilang gue kangen”

“siapp,” seje mengacungkan jempolnya

Una mengantar Seje sampe depan pintu rumah, dan melambai manja pada sahabatnya yang sudah dijemput abang ojek online.

“Byeee Unaa bawel, inget pake baju bagus, dandan yang cantik biar Jeki klepek-klepek dan langsung maafin lo” teriak Seje  saat motor itu mulai melaju.

Una hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Berjalan mundur, lalu menutup kembali pintu rumah mewah itu.

____oOo____

Kawin Kontrak (eunkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang