14. Pria bermata Sipit

8.6K 414 96
                                    


Jam 10 pagi akhirnya kelas pertama selesai, Seje segera menyusul Una yang keluar lebih dulu. Gadis cantik itu memutuskan untuk menunggu Seje di kantin fakultas. Seje mengernyit bingung menatap sahabatnya yang sedang mengaduk-aduk Juice di depannya sambil cekikikan sendirian.

Una nggak kesambet kan. batinnya ngeri sendiri

"woi ngapain lo senyum-senyum sendiri? udah gila lo ya"" tegur Seje lalu duduk di kursi berhadapan sama Una

"iyah ni je gue emang udah gila hehe"

Wahh kesambet beneran nih anak. batin Seje tak percaya

Mata Seje tiba-tiba terfokus pada setumpuk kertas dihadapan Una. Dia membaca sekilas tulisan di covernya. "Proposal Kegiatan Festival Musik Nusantara."

"proposal siapa tuh Na?" tanya Seje tiba-tiba

"owh ini, lo tau Je! ini tiket masuk gue ke hatinya kak Tiway hahahha" respon Una sambil cekikikan riang.

Ok satu kesimpulan yang Seje dapet, sahabatnya gila karena Tiway.

"tiway lagi tiway lagi, inget woi lo udah punya suami"

Kalimat Seje benar-benar membuat Una tertohok, senyum sumringah yang sejak tadi tercetak di wajah imutnya langsung luntur seketika. Berubah jadi tatapan nyalang ke arah Seje.

Una menengok ke kanan dan kiri memastikan tidak ada oarang yang berpotensi mendengar pembicaraan mereka. kalo pernikahannya ini sampe go publik matilah Una.

"lo bisa jaga bacot lo nggak si Je, kalo ada yang denger gimana?" sewot Una

"biarin aja, emang kenyataannya gitu kok. Lagian lo sih lebay banget sama si Tiway, mending di notice, si Tiway aja masih cuek gitu. udahlah Na lupain aja dia, Jeki lebih sempurna dari Tiway, baik secara fisik maupun materi"

"elo kok jadi belain Jeki sih, jangan-jangan lo naksir ya sama Jeki. Iyah kan ngaku deh lo"

"sory gue bukan pelakor, gue cuma nggak mau rumah tangga temen gue berantakan hanya karena cinta sepihaknya" tukas Seje telak

"udahlah nggak usah dibahas lo bikin mood gue ilang aja" respon Una dengan wajah tertekuk, ia malas bertengkar dengan Seje jadi lebih baik perbincangan ini dihentikan saja.

"Eh iya Na, gue kan udah dapet kontak si Jimi, terus ngajak ketemuannya gimana ya bingung gue bilangnya? Terus mau ketemuan dimana juga gue bingung nyari tempatnya, lo ada saran nggak?"

Jika biasanya Una semangat untuk menggoda sahabatnya setiap kali Seje membahas soal Jimi. Kali ini mulutnya benar-benar malas mengeluarkan kalimat apapun. Dia benar-benar unmood sekarang,  Una hanya merespon pertanyaan Seje sekedarnya saja.

"tanya aja sama Jiminya langsung" responnya datar sambil menyedot minumannya sampai tandas.

Seje yang menyadari perubahan sikap Una memilih untuk tidak meneruskan pertanyaannya. dia tahu Una benar-benar kesal saat ini. ia memilih untuk ikut diam dan berkutat dengan ponselnya.

Sesuai saran Una, seje pun bertanya langsung kepada Jimi mengenai waktu dan tempat mereka bertemu. Seje ingin sekali menuntaskan kewajibannya mengembalikan saputangan Jimi supaya dia tidak lagi berurusan dengan pria itu.

Jimi yang sedang sibuk memeriksa laporan bulanan dari tiap divisi di perusahaan tempatnya bekerja, terkejut ketika mendengar notifikasi di smartphonenya. Dia melihat satu pesan diterima dari no tak dikenal. Buru-buru ia membukanya, siapa tahu dari jodoh yang datang tiba-tiba.

From: 08xxxxxxxxx

Hai gue shela sahabatnya Una yang waktu itu lo pinjemin saputangan. Hari ini niatnya gue mau balikin saputangan lo, kira-kira lo bisa ditemuin dimana ya?

Kawin Kontrak (eunkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang