Sudah dua hari mereka berdiam diri di Villa. Jeki sibuk dengan laptopnya dan Una sibuk bulak balik Villa-pantai, Villa-pantai, seperti tidak ada tempat lain yang bisa ia tuju saja.
Una bosan tapi seolah tidak ada yang mengerti dirinya saat ini. Keadaan ini benar-benar membuat Una frustasi.
Brak
Una membuka pintu kamar kasar lalu menghempaskan bokongnya di kasur. Menatap jengah ke arah Jeki yang masih menatap layar datar dengan berbagai tulisan di dalamnya.
Ini tidak bisa dibiarkan, kalo gini terus Una bisa mati bosan. Una langsung bangkit dan berjalan mendekati jeki.
“jek, jalan-jalan yuk, gue bosen disini. Lo kan udah janji mau ngajak gue jalan-jalan keliling Bali,” Una menarik-narik tangan Jeki manja
“nanti ya kalo kerjaan gue udah selesai” jawab Jeki tanpa mengalihkan pandangannya dari layar datar itu.
“hhhhh, dari kemarin ngomongnya gitu terus tapi mana buktinya? Kita masih aja di Villa” una menghentakkan kakinya kesal.
“kerjaan gue masih banyak Una” jawab jeki lelah
“kerja mulu ihhhh, kerja tuh di kantor bukan di Bali. Kita tuh lagi honeymoon Jeki... bukan perjalanan bisnis. Ayo jalan-jalan, Jek” rengek Una sambil terus menarik tangan Jeki.
Jeki menghentikan aktifitasnya sejenak, matanya kini beralih menatap Una dalam-dalam, membuat gadis itu sedikit gelagapan.
“lo..ng..ngapain ngeliatin gue kayak gitu?”
“jadi lo nganggep honeymoon kita ini serius Na?”
“i...iyalah masa bercanda” jawabnya ragu.
“yaudah kalo gitu nggak usah jalan- jalan, tuh kasur luas. Gimana kalo kita honeymoon dikasur aja kayak pasangan-pasangan lain. tujuan mereka honeymoon kan untuk berduaan, saling menghangatkan dan......”
“stop! Jangan macem-macem lo ya Jek” kata Una sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
“gue nggak mau macem-macem kok Cuma mau satu macem aja” goda jeki dengan tatapan seduktif
Una bergidik ngeri dan sedikit cemas, mendadak ekpresinya berubah tegang.
“ishhh, dasar mesum. Yaudah lupain”
Una memilih pergi menjauh sambil menghentakan kakinya kesal.
Bruk,
Dengan kasar gadis itu membanting pintu kamar. Jeki tersenyum penuh kemenangan.
“baru ditatap aja udah tegang, apalagi di sentuh” gumamnya sambil geleng-geleng kepala.
___oOo___
“aarghhhhh, bt..bt..bt..bt” Una mengacak rambutnya frustasi.
Jeki benar-benar kejam sudah mengurungnya di Villa terkutuk ini. ya meskipun pemandangan di Villa memang indah, tapi belum cukup buat Una. ia ingin pergi ke tempat-tempat lain yang lebih indah dari pantai Kuta.
Una masih sibuk misuh-misuh di sofa ketika Pak wayan nggak sengaja lewat di depannya.
“maaf Non, si non kenapa ya? Kok marah-marah begitu?” tanya pak wayan dengan logat balinya.
“eh, pak wayan, emmm nggak apa-apa kok pak hehe”
“owh yaudah kalo gitu saya permisi non”
“ehh..eh, pak, Pak sini dulu, saya mau tanya sesuatu”
Pak Wayan menghentikan langkahnya karena seruan Una yang tidak santai, gadis itu menegakkan badannya kembali saat Pak Wayan berbalik menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawin Kontrak (eunkook)
Fanfiction"ayo kita bikin kontrak" "Kontrak apaan?" "Kontrak nikah lah apalagi" berawal dari KAWIN KONTRAK akankah pernikahan mereka bisa berlanjut atau berakhir sesuai Kontrak yang mereka buat sendiri. Who knows?