Jeki masih asik nyemil di ruang tengah sambil nonton acara kartun kesukaannya. Entahlah meski umurnya sudah dewasa Jeki seneng banget sama film kartun. Sekilas ia melirik jam dinding di depannya. Waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB.
"tuh anak nggak jadi ke kampus" gumamnya lirih
Entah bicara dengan siapa yang jelas dalam kalimatnya sedikit bernada perhatian, namun sesegera Jeki menyangkalnya.
Bagi Jeki Itu hanya implementasi dari kemampuan mengingatnya yang sangat baik. Jeki ingat tadi Luna sempat bilang bahwa jam 10 nanti dia akan berangkat ke kampus. ini sudah jam 10 dan wanita itu belum juga keluar dari kamarnya.
"Tuh anak molor kali ya, apa kelupaan atau jangan-jangan kelelep di bak mandi lagi. Ah bodo ah, emang gue pikirin, dia ini yang telat apa hubungannya sama gue" gumamnya acuh tak acuh
Alih-alih melupakan justru dia makin kepikiran sama Luna. Apalagi jam sudah menunjukkan pukul 10 lewat 15 menit.
"arghhhh kenapa juga sih gue harus peduli" Jeki mengacak rambutnya frustasi, namun dia tetap bangkit dan beranjak menuju kamar Luna
Tok...tok..tok
Hening, nggak ada jawaban dari dalam, wahh beneran molor nih anak. pikir Jeki saat itu.
"Na.. udah jam 10 nih lo nggak jadi ke kampus"
Tetap hening tidak ada jawaban sama sekali
"dobrak aja kali ya" gumamnya pelan
To...tok...tok
"Na, lo nggak kelelep di kamar mandi kan" teriak Jeki
Luma melepas headphonenya saat ia merasa ada suara lain yang mengganggu pendengarannya.
Tok..tok..tok
"Na lo ada di dalem kan" teriak Jeki sekali lagi memastikan
"hhh ngapain sih tu anak"
Dengan malas Luna beranjak dari kasur untuk membuka pintu.
"apaan?"
"i...itu lo nggak jadi ke kampus?" tanyanya gugup
Duhh kenapa lo jadi gugup si Jek, bukan gaya lo banget sumpah. Rutuknya dalam hati
"emang udah jam berapa?"
Jeki melirik jam dinding sekilas untuk memastikan sekarang jam berapa.
"jam 10 lewat 20 menit"
"APA" mata bulatnya membesar sempurna, Luna panik luar biasa saat jeki menyebutkan jam berapa sekarang.
"kok lo nggak bilang dari tadi sih"
"kan gu....."
Bruk
Baru mau menjelaskan pintu kamar itu sudah dibanting lebih dulu oleh Luna, membuat Jeki harus menahan nafasnya karena emosi.
"hufttt, sabar jek sabar"
Jeki mengurut dadanya dan kembali duduk di ruang tengah sambil menonton TV. Lima menit kemudian Luna keluar dengan keadaan cukup rapi lebih tepatnya mendekati Rapi sih, karena kemejanya belum dimasukan sempurna, sepatunya juga belum terpasang dengan benar. Luna masih sibuk memainkan ponselnya entahlah sedang menghubungi siapa.
Jeki hanya memperhatikan tingkah istrinya dengan seksama, memandangnya dari atas sampai bawah. Rambut belum disisir dengan rapi, wajahnya polos tanpa make up, pake baju asal-asalan. Tali sepatunya belum terikat dengan rapi, kalo keinjak terus keserimpet gimana, kan dia juga yang bakal celaka. Jeki menggelengkan kepalanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawin Kontrak (eunkook)
Fiksi Penggemar"ayo kita bikin kontrak" "Kontrak apaan?" "Kontrak nikah lah apalagi" berawal dari KAWIN KONTRAK akankah pernikahan mereka bisa berlanjut atau berakhir sesuai Kontrak yang mereka buat sendiri. Who knows?