35. Plin-Plan

6.7K 400 110
                                    

Una mengernyit bingung melihat Jeki yang tertawa dengan ancamannya. apa laki-laki ini benar-benar tidak takut di kebiri? Biasanya itu adalah ancaman paling menyeramkan bagi kaum laki-laki. Nampaknya Jeki pengecualian dari teori itu.

"apaan sih kok ketawa, gue serius tahu" Una memukul lengan Jeki kuat

"hahaha, lagian lo lucu. Sok-sok'an mau ngebiri, emang berani megangnya. Ngeliat langsung aja belum tentu berani" cibir Jeki

Blusshhhh

Pipi una merona malu akibat ucapan Jeki yang terlalu frontal. Ia memalingkan wajahnya ke sembarang arah, untuk menghindari kontak mata langsung dengan Jeki. Jeki hanya terkekeh pelan melihat wajah malu-malu istrinya.

"tau ahh, pokoknya gue nggak mau honeymoon titik"

Una berdiri dari tempatnya, hendak melangkah pergi tapi sayang usahanya gagal karena Jeki menahannya. Membuatnya mau tidak mau kembali duduk.

"temenin gue sampe selesai makan. Emang abis ini lo mau kemana? buru-buru banget"

"gue mau ke kampus ada bimbingan sama dosen jam setengah 3. Sama mau ketemu Seje buat ngobrol, kan lo yang nyuruh gue buat ketemu sama dia"

"hmmm, bagus-bagus" jeki mengangguk setuju

"jek"

"hmmm"

"BTW karyawan lo ganteng-ganteng ya, tadi si Jackson-Jackson itu lumayan juga badannya bagus lagi"

Una tersenyum sendiri kala mengingat Jackson, membuat jeki menatapnya jengah.

"Allahu centilnya anak ini, heh lo nggak bisa liat yang bening dikit ya Na. Owh jadi sekarang karena Tiway udah pergi lo mau gaet si Jakcson gitu"

"kalo memang harus gitu kenapa nggak, dia lumayan keren kok buat jadi gandengan"

Tak

"awww" Una meringis sakit saat jeki menyentil dahinya

"cowok mulu yang dipikirin, skripsi lo tuh apa kabar?"

Una hanya mencebikan mulutnya sebal, sambil menggerutu pelan. Kebiasaan yang tak pernah Jeki lupakan dan seolah tidak terusik sama sekali oleh gerutuan Una. Dia justru bersyukur karena adanya Una membuatnya lebih tenang. Setidaknya kebawelan Una bisa mengalihkan sedikit perhatiannya tentang Sheren.

"owh iyah, buat karyawan gue yang nggak sopan sama lo tadi, enaknya diapain?"

"hah? owh itu. biarin ajalah kasian juga kalo di pecat. Kita nggak ada yang tahu kan, bisa aja mereka bekerja untuk ngasih makan banyak perut. Terus kalo dipecat, nanti makin banyak perut yang kelaparan, kan kita juga yang dosa. Jadi biarin aja, Cuma tolong lo kasih peringatan aja supaya mereka lebih sopan sama siapa pun. Sekalipun itu sama penipu. Lagian orang kayak lo mana bisa ditipu jek, yang ada penipu itu lo tipu balik" kata Una sekenanya

"jadi lo lagi mengakui kalo gue ini orang yang cerdas, makanya sulit ditipu hmm"

"bukan cerdas tapi licik" sinis Una

"huaahahahha" jeki benar-benar terbahak mendengarnya

"thanks buat pujian lo Na"

"ya sama-sama. Udah ahh gue mau ngampus dulu" sekali lagi Una berdiri, kali ini Jeki tidak menahannya ia justru ikut berdiri.

"Yaudah yuk gue anterin"

___oOo___

Untuk pertama kalinya jeki mengantarkan Una ke kampus. Jeki menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah gedung, bertuliskan Fakultas Ilmu Budaya. Una turun dari mobil, disusul dengan jeki yang menyembulkan kepalanya dari balik kaca.

Kawin Kontrak (eunkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang