22. Una Sakit

9.1K 438 78
                                    

Sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan rumah Jeki.

"Lo yakin mau turun disini?" Tanya pemuda tampan yang duduk di belakang kemudi.

"Ada pertanyaan yang lebih bermutu nggak?" Pemuda yang duduk di kursi belakang menyahut kesal

"Yaelah maksud gue, lo beneran mau pulang, nggak balik kantor aja? Tumben banget pulang sore"

Baru si pemuda yang duduk di belakang ingin menjawab, tiba-tiba pemuda sipit yang duduk di kursi depan samping pengemudi menyahut lebih dulu.

"Kan ada yang lagi kangen masakan istri ming, makanya pulang cepet, si Papah mau makan masakan mamah. Udah kelaperan itu dia, tadi siang kan nggak makan" katanya sambil tersenyum meledek

"Owh Iyah ade lupa, duh Papah kangen masakan mamah apa udah kangen pengen ekhem-ekhem sama si mamah wkwkwk"

Dua pria yang tidak lain dan tidak bukan adalah Aming dan Jimi saling terbahak sambil memandang Jeki dengan tatapan meledek.

Bunuh orang dosa nggak sih. Batin Jeki kesal bukan main. Tapi dia terlalu malas untuk meladeni kedua sahabatnya.

"Terserah bacot lo pada, gue pulang assalamualaikum!"

Jeki membuka pintu mobilnya dan langsung keluar tanpa mau berbasa-basi busuk pada dua makhluk ajaib itu.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Jimi dan Aming kompak.

"Hati-hati ya Jek, salam buat istri lo" teriak mereka dari balik kaca mobil, dan Jimi adalah orang yang teriak paling keras.

Jeki hanya mengibaskan tangannya mengiyakan, tanpa menoleh sedikitpun.

"Oh iyah Jek" teriak aming tiba-tiba

"Apaan?" dengan malas Jeki menoleh

"Mobil lo di kantor gimana? Mau gue anterin kesini apa biarin aja"

"Biarin aja, lo bisa jemput gue besok pagi kan"

"Siap boskuh, btw boleh gue pinjem nggak Jek? Hehe" aming tersenyum polos

"Terserah"

Tepat setelah itu pintu gerbang Jeki tertutup, bersama dengan hilangnya sang tuan rumah dibalik pagar kokoh itu.

"THANKS BRAY"

Aming tersenyum puas.

"Jangan macem-macem lo tem. Mau lo bawa kemana tuh mobil? Lecet dikit bisa ngamuk si Jeki"

Peringatan Jimi hanya dibalas kibasan tangan oleh aming.

"Tenang aja, si Jeki mah mulutnya aja tajem, hatinya lembut kayak hello kity haha"

"Terserah lo tem"

"Iyah sipit"

Jimi mulai marah saat dirinya dipanggil sipit.

"Udah gue bilang jangan panggil gue sipit item" teriak Jimi geram

"Gue juga udah bilang, jangan panggil gue Item sipit"

Perdebatan itu terus berlanjut sepanjang perjalanan mereka balik ke kantor

____oOo____

Jeki memasuki rumahnya dengan langkah pasti. Ia melirik jam di tangannya, masih pukul 4 sore.

Setelah kunjungan department store ia memutuskan untuk langsung pulang. Sebenarnya ia sudah tidak sabar ingin memberikan apron yang baru saja dibelinya pada Una.

Kawin Kontrak (eunkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang