8. Awal hidup baru

118K 5.9K 129
                                    

Kalau kamu terbiasa dengan dia, otomatis kamu akan cinta dengan dia.

-Ferisca mama Sun

🔥🔥🔥

   Sunny memandang pantulan diri nya dari cemin. Cantik, ia memakai gaun yang dibelinya kemarin dengan Kei. Ia merasa gugup karena saat ini ia berada di kamar sedangkan Kei berada di ruang tamu sedang membacakan ijab qobul.

   Pikiran Jelek Sun muncul untuk segera kabur dari rumah nya dengan meloncat lewat jendela kamarnya.

  "Adu ya engga lah, jendela kamar gue tinggi, Kalo gue loncat nanti gue mati. Gimana ni ya ampun," gerutu Sun sambil terus memandang ke jendela.

   Sun terus mondar mandir sambil menggigiti kuku nya karena gugup. Tiba tiba pintu terbuka dan munculah sosok ibunda nya.

   "Sayang, maafin mama ya. Kalau dulu mama sering ninggalin kamu sendirian dirumah, dan tiba tiba sekarang kamu sudah menikah. Sayang, ini hidup baru kamu, kamu udah menjadi seorang istri. Turuti apa yang Kei bilang jangan membantah, karena sekarang kamu tanggung jawab dia. Sekali lagi mama minta maaf ya sayang." ucap Ferisca sambil terisak dan memeluk Sunny.

   Sunny ikut menangis dan membalas pelukan hangat dari mama nya.

   "Maafin sun juga ma, Sun sering ngebantah ucapan mama dan belum bisa bahagiain mama," balas Sun dengan sesenggukan.

   "Kamu sekarang udah bisa buat mama bahagia kok, dengan kamu bisa menerima Kei dengan sepenuhnya." Ferisca tersenyum.

    "Tapi, pernikahan itu kan di dasari oleh hati dan perasaan mah. Kalo aku gak cinta sama Kei aku takut nanti di tengah jalan kita cerai, mama tau kan? Sun cuma mau menikah satu kali seumur hidup," Sun tersenyum miris.

   "Tapi hati dan perasaan bisa di ikat dengan pernikahan, cinta muncul karena keterbiasaan. Kalau kamu terbiasa dengan dia, otomatis nanti kamu akan cinta dengan dia." Ferisca lembut mengusap pipi Sun.

   "Iyaa ma, Sun ngerti." balas Sun sambil tersenyum.

Cklek

   "Sun ayo ke bawah, Kei udah selesai baca nya," ucap cindy.

   Sun menghela nafas panjang dan menolehkan pandangan nya ke Ferisca. Ferisca tersenyum kemudian mengangguk.

   Sun turun dengan didampingi oleh Ferisca dan Cindy. Sun duduk di samping Kei sambil menundukan kepalanya.

   "Jangan gugup," bisik Kei.

   Sun mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Kei yang menatap nya datar, Kemudian Sun tersenyum.

   "Malu maluin." ucap Kei lagi dengan nada yang datar membuat senyum Sun luntur.

🍀🍀🍀

   Saat acara selesai, Keluarga Sun dan keluarga Kei mengumpul dan makan malam bersama.

    "Nanti kalian akan tinggal satu rumah ya." ucap Andrea yang diangguki Fero.

   "WHATT?" Ucap Sun spontan dengan nada yang sedikit berteriak, membuat Kei yang berada di sampingnya reflek menyikut lengan Sun.

   "Iya betul, rumah nya sudah kami sediakan kok kalian tinggal tau beres aja," ucap Fero.

   "Ma, Sun gak mau tinggal bareng sama Es batu berparas tembok itu. Sun gak mau ma, pa plis. Help me ma," rengek Sun ke Ferisca dan Andrea.

   "Maaf Sun, Mama gak bisa bantu kamu. Lagian kata papa benar kok, kalian kan sudah menikah," ucap Ferisca lembut.

   "Tante, om. Ngidam apa si anak nya bisa beku banget, Sun gak suka yang dingin dingin nanti Sun menggigil,"  Sun membuat semua terkekeh kecuali Kei yang masih fokus di makanan nya.

   "Kok manggil nya masih tante sama om sih?" Cindy terkekeh.

   "Oh iya lupa hehe," balas Sun.

   "Yasudah kalian beres beres ya selesai ini kalian langsung berangkat," ucap Fero.

    Setelah makan malam selesai, Fero dan Cindy berpamitan untuk segera pulang karena juga sudah larut malam dan besok mereka akan kembali bekerja. Kemudian Andrea dan Ferisca juga meninggalkan meja makan dan tersisa lah Sun dan Kei yang masih berada di meja makan dengan suasana yang canggung.

   "Kei, lo gak mau ngelak ke bonyok? Masa kita satu rumah sih? Ih ogah, entar gue harus beres beres, terus nanti gue gak bersih lagi karena beresin ini itu terus nanti gue--"

   Kei membekap mulut Sun yang cerewetnya kumat lagi. Kei menurunkan tangan nya.

   "Gue juga ogah," ucap Kei singkat.

   "Ya udah, mangkanya kita bilang ke orang tua kita masing masing supaya kita pisah aja." ucap Sun.

   "Can't."

   "Coba lah, yaudah deh nanti gue aja yang coba," ucap Sun yang diangguki Kei.

   Sun menghampiri Ferisca yang sedang nonton TV di ruang keluarga dan duduk di sampingnya.

   "Ma," panggil Sun membuat Ferisca menengok dan mematikan televisi nya.

    "Kenapa sayang?" sahut Ferisca.

   "Ma, bisa gak aku sama Kei gak tinggal satu rumah? Aku gak mau ma,"

   "Sun dengerin mama ya, kamu itu sekarang udah jadi istri, lagian kamu gak akan satu kamar dengan dia kok."

   "Tapi tetap aja ma, walau pun gak satu kamar tapi aku gak mau ma. Ma, plis bantu aku bilang ke papa, aku gak mau ma."

   "Maaf Sun, kali ini mama gak bisa bantu kamu." ucap Ferisca dan meninggalkan Sun di ruang keluarga.

   Sun menutup wajah nya dengan telapak tangan nya. Ia menangis, mengapa ini terjadi pada diri nya. Sungguh Sun tak sanggup menjalani ini semua.

   Kei yang melihat Sun dari kejauhan menghela nafas panjang nya dan hendak menghampiri Sun.

   Gatau kenapa gue jadi merasa gak enak -batin kei.

   Setelah dekat, Kei mendekap tubuh Sun dan menyandarkan kepala Sun di dada bidang nya.

   "Sst, kita jalanin aja," ucap Kei lembut.

   Sun berhenti menangis dan menjauh kan tubuhnya dari Kei. Ia mengusap pipi nya yang dibanjiri air mata, dan menunjuk Kei.

   "Lo siapa?! Lo bukan es batu gue kan? Es batu gue gak pernah ngomong lembut kaya gitu, ngaku lo? Lo siapa?! Wuaaa ES BATU BERPARAS TEMBOK TOLONG GUE, ADA SETAN JADI JADIAN YANG NYAMAR JADI LO,"  Sun histeris membuat Kei yang menatap nya datar berdecak.

   "Dasar bule sableng." gumam Kei.

   "AAA!!! DIA NGATAIN GUE BULE SABLENG, ES BATUU TOLONG GUEE!!!" Ucap Sun lagi membuat Kei melemparkan bantal Sofa ke arah nya dan tepat mengenai wajah nya.

   "Ini gue!" geram Kei.

*******

[Hasil revisi]

MY COLD BOY (CLOSE PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang