Penyelidikan terus berlanjut. Park Jungsoo, kepala pengawal kerajaan dan orang-orangnya ditangkap oleh kejaksaan sebagai tersangka. Termasuk di dalamnya Choi Siwon.
Dua hari berlalu sejak mereka ditangkap, namun belum ada satu pun yang mengaku. Padahal kejaksaan telah menggunakan berbagai metode interogasi pada mereka.
Situasi itu pun sampai ke telinga Raja Donghae. Sesuai permintaannya, Pak Kim harus terus melaporkan setiap kemajuan penyelidikan kasus Perdana Menteri Kim. Sekretaris Kim menyampaikannya dengan berat hati, karena keadaan Raja Donghae saat ini semakin mengkhawatirkan.
Kesehatan Raja memburuk sejak berita ditangkapnya Choi Siwon juga Park Jungsoo sampai padanya. Jantung raja yang rusak akibat sengatan listrik dulu semakin parah. Dokter pribadi Raja menyarankan agar Raja Donghae menjalani perawatan intensif di rumah sakit, namun Raja Donghae menolaknya.
Raja berkata dengan nada sinis, dengan sedikit serengit di bibir pucatnya yang membiru.
"Kau ingin aku umumkan ke seluruh negeri kalau aku sekarat?"
"Maaf Yang Mulia, tetapi anda sudah ada di daftar teratas penerima donor. Saya yakin sebentar lagi akan ada jantung yang cocok untuk anda, jadi anda bisa men ...."
"Aku tidak akan ke rumah sakit mana pun, sebelum jantung itu ada. Kalian mengerti? Dan pergilah! Kalian membuang waktuku,"potong Donghae, dia beranjak dari sandaran tempat tidur dan berjalan terhuyung mengambil mantelnya.
"Yang Mulia," cegah Sekretaris Kim, dia berjalan tergesa-gesa menghampiri Donghae dan membantunya berjalan.
"Antar aku ke kejaksaan. Aku sendiri yang akan membuat mereka bicara."
Raja Donghae masih ingin melakukannya sendiri. Mencengkeram kerah baju mereka dan bertanya langsung alasannya.
Apa akan terasa melegakan?
Benarkah?
Raja Donghae ragu, sepertinya dia tidak akan jumpa dengan rasa lega yang selama ini dia tunggu. Karena hanya dengan memikirkannya saja rasanya begitu menyakitkan.
Tbc
Habi 🐘
KAMU SEDANG MEMBACA
The King of Two Stars (Completed)
FanfictionA Lee Donghae Fanfiction Tidak pernah kubayangkan sebelumnya, demi indahnya langit sore tadi, menawan bak lazuardi, namun sendu pada waktunya berganti malam. Nikmatnya bahagia tergantikan dengan cepat, senyum lebar yang membuat pipiku pegal dengan m...
