Aku benar-benar merindukan aroma ginseng kering ini, tabib istana masih menjemurnya di samping paviliun lamaku.
Aku sengaja mencegah mereka mengangkat ginseng-ginseng itu, padahal sekarang sudah hampir gelap.
Menghirupnya lebih lama mungkin bisa menenangkanku.
Meredakan tanganku yang masih saja gemetar sejak pertemuan di aula utama siang tadi.
Sepertinya meminta Siwon Hyung mengantarkanku kemari adalah pilihan yang tepat.
Kamar ini membuatku lebih tenang, aromanya, suara-suara yang lama aku rindukan, benar-benar menenangkan.
Aku tidak setakut tadi, rasa cemasku juga banyak berkurang, namun kedua tanganku masih saja gemetar.
Mendengar langsung ancaman Paman Sungmin, melihat langsung bagaimana kedua mata ramahnya bisa mengeluarkan amarah, ternyata begitu menakutkan.
Membuatku kembali ragu, sudah benarkah jalan yang aku ambil, tepatkah pilihan yang telah aku buat.
Terpenting dari itu semua, bisakah aku bertahan sampai akhir, hingga aku bisa menyelesaikan apa yang telah aku mulai.
Pilihanku, jalan yang aku ambil, aku punya dasar yang kuat untuk itu semua.
Bukan hanya satu dua hal yang aku lalui untuk menentukan keputusan besar ini.
Ini bukan selalu tentang aku yang telah di takdirkan akan membawa kehancuran untuk kerajaan kami.
Bukan pula karena ramalan itu.
Aku sudah banyak kehilangan, Ayah, Kakak, bukan hanya sosok mereka, tapi semua tentang mereka, yang harus mereka berikan padaku, aku tidak mendapatkannya.
Kasih sayang, perhatian, kritikan, saran, nasehat, pukulan, dan pelukan, aku kehilangan semua itu, di tempat ini, oleh kerajaan ini.
Tempat ini pula yang menjeratku, bagai penjara sempit yang menyesakan.
Aku benar membencinya.
Semakin mengutuknya ketika aku tahu dengan siapa aku tinggal, orang macam apa yang setiap hari aku ajak bercanda dulunya.
Orang-orang yang mendewakan harta dan kekuasan, menomor satukan kepentingan pribadi dan golongan, padahal mereka hidup dengan uang rakyat.
Sayang sekali, namun kata 'rakyat' sekalipun tidak terlintas di otak dan hati mereka.
Aku muak. Sungguh.
Aku tidak bisa lari dan meninggalkan kerajaan ini yang perlahan membusuk.
Aku akan membawanya menghilang bersamaku, menuliskan sesuatu yang indah dan membanggakan tentang dinastiku dalam buku sejarah negeri ini.
Tbc
Habi 🐘
KAMU SEDANG MEMBACA
The King of Two Stars (Completed)
FanfictionA Lee Donghae Fanfiction Tidak pernah kubayangkan sebelumnya, demi indahnya langit sore tadi, menawan bak lazuardi, namun sendu pada waktunya berganti malam. Nikmatnya bahagia tergantikan dengan cepat, senyum lebar yang membuat pipiku pegal dengan m...