Demi indanya pohon Sakura yang sedikit demi sedikit menyerap kehidupan musim semi. Aku tidak pernah menyiapkan hatiku untuk menghadapi situasi menyakitkan ini lagi.
Aku mungkin tidak akan sanggup, aku pasti tidak akan bisa bertahan kali ini.
Pernah terlintas di benakku. Jika memang kehidupan ini tidak pantas untukku, akan aku biarkan kematian membawaku pergi.
Hingga aku tidak harus merasakan lagi sakitnya.
Bukan ini yang aku inginkan. Bukan dia orangnya yang ingin aku tuntut penjelasan. Namun lagi-lagi kehidupan seakan tidak pernah berpihak padaku.
"Yang Mulia, apa Anda baik-baik saja?"
Siwon Hyung bertanya dengan begitu lembut, padahal aku ingin memakinya tadi.
Dia mendekatkan kursinya padaku, menghindari tumpukan berkas di meja jaksa yang menghalangi kami.
Kedua tangannya diborgol dan wajah tampan dengan rahang tegas itu mulai terlihat kurus. Aku tidak sanggup melihatnya.
Siwon Hyung adalah orang yang selalu mendukung dan menjagaku selama ini. Namun dia juga yang membunuh Ayah dan Kakakku.
Kesialan apalagi ini?
"Kenapa Yang Mulia keluar jika masih sakit? Anda harus banyak istirahat Yang Mulia."
Aku ingin dia berhenti bersikap seolah dia peduli padaku.
"Kalian yang melakukannya?"
Sial, aku bahkan tidak sanggup hanya untuk melantangkan suaraku.
"Yang Mulia?"
"Ke ... Kenapa?"
"Maafkan saya Yang Mulia."
"Maaf? Jadi, benar kau yang melakukannya Hyung? Katakan padaku apa alasannya, apa mau kalian sebenarnya?"
Siwon Hyung meminta maaf dan itu artinya dia mengakui semuanya.
"Maaf Yang Mulia."
"Berhenti meminta maaf! Jawab pertanyaanku!"
Jantungku berdenyut sangat menyakitkan. Dengan tenaga yang tersisa, aku berusaha berdiri, dan menopang tubuh pada meja dengan tangan kiriku.
"Jika Hyung tidak bisa menjawabnya, bawakan aku Park Jungsoo. Di mana dia? Aku sendiri yang akan menghajarnya, sampai dia mau bicara."
Napasku mulai tersengal menyakitkan.
"Bawakan Park Jungsoo pad ...."
Aku tidak sanggup lagi menyelesaikan kalimatku.
Kemudian hanya gelap yang merajai. Tubuhku seolah mengambang, dan aku berharap aku tidak mengingat apa pun ketika bangun nanti.
Atau
Aku harap aku tidak pernah terbangun lagi.
Bersambung
Ini udah selesai ketik semalem, tapi eh tapi, ketiduran 😂✌
Voment juseyo.... 😊
Habi 🐘
KAMU SEDANG MEMBACA
The King of Two Stars (Completed)
FanfictionA Lee Donghae Fanfiction Tidak pernah kubayangkan sebelumnya, demi indahnya langit sore tadi, menawan bak lazuardi, namun sendu pada waktunya berganti malam. Nikmatnya bahagia tergantikan dengan cepat, senyum lebar yang membuat pipiku pegal dengan m...