~ 5 ~

1K 29 1
                                    

RASA PAHIT.

Fathan menyupir mobil keluarganya. Malam yang cerah, rembulan setengah lingkaran bertengger males ditengah tebaran bintang yang berkelap-kelip.

Suasana jalan sangat sepi, hanya beberapa mobil yang melewati mobilnya.

Tetapi tidak dengan Jantung dan hati Fathan. Hatinya tak mau diam selalu ada kata yang membentuk kalimat pertanyaan.

Degh.. jantungnya kian berdegub tak menentu kala ia mengingat jalan yang akan ia dan keluarganya lalui. Perumahan yang sama, belokan jalan yang tak salah lagi dugaannya.

"Ini kan..?" Suara hati Fathan mulai bergumam. "Apa benar kak Fathir dan Kayana akan..?? Aah.. gak mungkin, gak mungkin tumangannya kak Fathir adalah Kayana..!!" Pikirannya mulai kalut. Pertanyaan demi pertanyaan datang tanpa diundang untuk mengungkap kebenaran yang akan dia dapatkan sebentar lagi..

"Belok kiri didepan, Than." Kata Fathir memberi petunjuk. Dan tak salah lagi, jalan ini menuju rumah Kayana. Ia ingat betul arah dan jalannya. Terlalu susah buat dia melupakan jalan yang selalu ia datengi selama enam tahun saat mengapel kerumah Kayana.

Deg..

Deg...

Deg....

Semua dugaannya tak meleset. Semua tebakannya benar adanya. Kayana dan Fathir..

Aah.. Fathan tak bisa membayangkan semua itu. Ia terlalu takut untuk menerima kenyataan. Namun, semua itu tak datang tiba-tiba. Ternyata kedua orang tuanya menjodohkan Fathir dengan Kayana. Tapi kenapa? Fathan tak pernah bisa menjawab semua itu. Dia butuh penjelasan kedua orang tuanya.

Amarah yang sesaat tadi terpendam dihati dan mulai memaafkan tapi..

Matanya menatap tajam kearah Fathir dibelakang. Ia juga membenci Tania dan Rama. Kali ini, ia seolah tak bisa memaafkan mereka. Fathan merasa ditipu keluarganya sendiri. Terabaikan sendiri oleh kedua orang tuanya. Ia juga merasa Fathir merampas semuanya.

"Didepan yang ada tenda, kita berhenti." Kata Fathir lagi menunjuk rumah Kayana. Bukan ia tak tau jalannya, tapi Fathan sangat hafal dan tau dimana rumah calon tunangan kakaknya itu.

Mesin mobil pun berhenti disamping tenda. Hati Fathan ragu untuk keluar dari mobil.

"Than.. ayo turun..!!" Ajak Fathir. Keraguan membuat ia menimbang-nimbang kakinya untuk turun. Menatap kedepan dimana rombongan keluarganya berjalan.

Dengan amat sangat terpaksa ia pun turun setelah didesak Fathir.
Ada beberapa orang menyambut kedatangan keluarga Rama beserta rombongan. Saling bersalaman, saling tertawa dalam kebahagiaan. Tapi, tetap saja Fathan merasa hatinya terpukul oleh rencana orang tuanya. Tak ada sedikit pun wajahnya terlihat bahagia.

Ia berdiri sebentar, menghela nafas panjang yang seolah tiada ujungnya.

Fathan mengekor dari belakang. Kakinya berjalan malas, tak ada tenaga sedikit pun. Dan kotak cincin dipegangnya. Kotak itu dibuka Fathan perlahan. Matanya menangkap nama dicincin itu 'Kayana' berada dicincin buat Fathir.

Keluarga Fathan mulai masuk kerumah Kayana. Didalam, kerabat Kayana sudah menunggu kedatangan keluarga Rama.

Ada sesuatu yang menarik perhatian para kerabat Kayana termasuk kedua orang tua Kayana. Mereka terlihat bingung melihat wajah Fathir yang mirip Fathan. Baik Kayana maupun kedua orang tuanya tidak pernah tau Fathan adalah anak kembar.

"Ka..kamu?" Kata Iqbal berhenti bicara. Kaget. Sama sepertinya Vina, Ibunya Kayana.

"Nah.. ini anak saya, Fathir..!!" Kata Rama mengenalkan. Perjodohan membuat tidak pernah sekalipun kedua orang tua dan Kayana bertemu Fathir sebagai laki-laki yang akan dijodohkan dengan Kayana.

SERPIHAN CINTA YANG HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang