~ 13 ~

851 30 7
                                    

KEHAMPAAN.

Disini ada adegan dewasanya, walau tak sedetil cerita dewasa lainnya tapi saya mohon untuk anak dibawah umur jangan baca ya..

****

Pesta itu telah usai, semua tamu telah bubar. Gedung, keterbatasan waktu pesta itupun tak bisa berjalan lama. Fathir dan Kayana duduk bersebrangan saling membelakangi diranjang yang bertebaran bunga mawar.

Ada masalah dengan pernikahan itu sedari awal. Hati Kayana belum sepenuhnya rela untuk meninggalkan Fathan. Ia juga tak pernah bisa suka pada suaminya walau wajah mereka sama. Tapi rasa itu tak pernah bohong.

Fathir menghela nafas panjang, menoleh kebelakang sesekali. Seharusnya, malam pertama itu adalah simbol dari sebuah kebahagiaan dari pernikahan mereka. Hadiah istimewa yang seharusnya mereka nikmati berdua di ranjang yang bertabur bunga. Tetapi, keduanya hanya diam mematung. Hati mereka disibukan dengan pikiran mereka masing-masing. Tentang praduga, tentang rasa, tentang keputusan dan juga hal lainnya yang bikin mereka tetap terbungkam dalam sepinya kamar berhiaskan bunga-bunga didinding.

Fathir tak bisa berdiam diri terlalu lama. Rasa jengah-nya bikin ia tak ingin berlarut-larut dalam kebisuan seperti ini. Tanpa bicara, tanpa suara desahan maupun adegan ranjang yang biasa dilakukan pengantin baru.

Dan ini baru pertama ia jatuh cinta pada wanita. Biasanya, dulu, ia selalu menutup diri. Semenjak kejadian salah paham waktu itu, Fathir merasakan indahnya jatuh cinta pada seorang wanita. Ia ingin menikmati surganya dunia saat ini.

Kakak kembar Fathan itu menaiki ranjang. Dihampiri istrinya yang enggan menoleh ataupun disentuh olehnya. Tangannya menyentuh pundak cewek yang baru saja dinikahi. Namun Kayana menepisnya. Fathir cukup kaget dengan reaksi istrinya. Ia mencoba lagi.

Kali ini, tangannya menyematkan di pinggang. Dipeluknya Kayana dengan erat. Deru nafasnya terdengar memburu. Ada nafsu diantara keinginan dan cinta yang terus memburu, mendorong dirinya untuk berani lebih jauh lagi.

Fathir mulai mencium aroma tubuh Kayana. Ada reaksi diawalnya, tetapi..

"Aku cape, mau tidur." Ujar Kayana menyingkirkan tangan suaminya dari pinggang. Menarik selimut lalu membiarkan Fathir dalam kekecewaan yang penuh birahi.

Fathir tak dapat melawan, hanya raut wajah kekecewaan yang terpampang jelas sambil menatap Kayana yang sudah terlelap. Hening beberapa saat, lalu terdengar suara berisik Fathir yang ikut tidur menghadap pintu kamar.

Mata itu tak terpejam. Suara Hela nafasnya terdengar sesak. Menyesalkah ia? Fathir pun tak tau apa artinya suara hela nafas yang terdengar berat.

Dikamar Fathan, persis bersebelahan kamar kakak kembarnya itu. Ia berdiri didepan cermin, bertelanjang dada. Memperhatikan tiap inci wajah dan tubuhnya.

"Bukankah gue lebih menarik dari pada kakak gue itu?" Pikir Fathan menyentuh dada bidangnya. Matanya mulai terpejam, meresapi semua rasa yang tiba-tiba menjalar. Sentuhan itu, sama persis yang pernah dilakukan Kayana. Walau keduanya belum pernah sampai fatal melakukan hal tabu. Tangan itu kebagian perutnya yang six pack.

Pikiran Fathan melayang, membayangkan ia sedang disentuh Kayana. Dicium Kayana. Dijilati Kayana. Lalu tangannya berpindah kebawah, diremas Batang dalam celananya itu. Ia pun mendesah.

Bayangan itu semakin liar. Tangannya membuka boxer hingga selutut. Dan tangan itu mulai turun naik disekitar batangnya. Lalu..

"Aaaagh.." ia mengakhiri khayalannya dengan beberapa tetes cairan putih ditangan. Mengerang keras bak lolongan serigala mencari sekelompok kawanan ditengah hutan.

SERPIHAN CINTA YANG HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang