~ 8 ~

935 36 3
                                    

PERTEMUAN TERAKHIR.

Satu hari menjelang pernikahan, sengaja Fathan menyibukan diri dengan pekerjaannya. Walau kadang pikiran mampu fokus pada setiap detail pekerjan itu, tapi hati Fathan selalu berkhianat. Terus teringat nama Kayana. Dan nama itu masih melekat dihati bahkan jiwanya.

Ia sudah berusaha melupakan, tapi pikiran itu selalu membuka kenangan demi kenangan bersama Kayana. Seharusnya ia lebih keras lagi melupakan nama yang selalu mengganggunya itu. Tetapi, apalah daya. Enam tahun bukanlah waktu yang sekejap mata ia jalani bersama Kayana. Manis-pahit juga rasa getir sudah ia lalui. Baik buruknya pun Fathan hafal seperti apa Kayana.

Dan esok adalah hari dimana Kayana akan berubah status. Hatinya sangat tidak rela melepaskan Kayana dari sisinya.

Braaak.. Fathan menggebrak meja kesal pada pikirannya sendiri. "Aaaagh.. brengsek, kenapa sih pikiran gue gak bisa jauh dari Kayana..??" Teriak Fathan sendirian. Semua karyawan dikantornya sudah pada pulang dari jam 5 sore tadi.

"Kenapa Kay, kenapa lu mau dijodohin sama Fathir? Kenapa lu juga rela ngelakuin itu sama gue..??"

Aaaaargh.. teriak Fathan sekali lagi.

Srreeegh.. bruuuk.. membuang semua file-file dimejanya. Ia tampak kesal. Pernikahan Fathir dan Kayana tinggal menunggu datangnya pagi. Fathan masih belum bisa melepaskan Kayana untuk Fathir. Bibirnya selalu saja bisa berbohong pada orang lain, tapi hatinya selalu saja terluka tentang dia, kamu dan mereka.

Jari jemari mengusap rambutnya kebelakang. Tampilan Fathan tidak seperti pagi tadi, rapih dan wangi. Lalu.. jari jemari itu menjenggut rambutnya sendiri. Dahinya mengkerut. Giginya gemelutuk, sengaja ia adu satu sama lainnya.

"Gue gak bisa.. gak bisa ngelupain lu.. sampai kapan pun gue tetep sayang sama elu. Gue sangat sayang sama elu. Gue bener-bener gak tau harus ngapain lagi agar otak dan hati ini bisa ngelupain lu selamanya."

"Fathan..??" Suara lembut membuyarkan lamunannya. Fathan mendongak, melonggo dengan sosok yang sekarang didepannya.

"Ka..kay..!!" Fathan berdiri cepat. Bibirnya pun bergegas tersenyum.

Kayana tersenyum. Seperti senyuman yang hampir tak bisa dilupakan benak Fathan.

Fathan berjalan kearah Kayana. Hatinya yang kangen pada sosok wanita didepannya sedikit terobati. Ia terdiam kemudian..

Fathan memeluk Kayana..

Dan..

Blaaast.. Kayana menghilang. Ia tak ada dipelukan Fathan.

"Ka..kay.." Fathan mencari sosok Kayana disetiap tempat dalam ruangan. Tak ada siapapun selain dirinya. Hanya dirinya yang berada disitu. Sendirian.

Ilusi.

"Kay.. lu dimana Kay.. kay..??"

"Fathan..!!" Sosok itu kembali muncul. Pikiran Fathan tak lepas dari sosok Kayana. Kali ini, Kayana duduk disofa.

Fathan mengejarnya.

Dan lagi, sosok itu menghilang saat tangannya dibentangkan. Ilusi kembali terjadi. Yang menguasai hati dan pikirannya saat ini.

"KAYAANAAAA..!!" teriak Fathan histeris.

Aku tak akan berhenti..
Menemani dan menyayangimu..
Hingga matahari tak terbit lagi..
Bahkan bila aku mati..
Ku kan berdoa pada ilahi..
Tuk satukan kami disurga nanti..

Dering ponselnya menggema. Fathan berlari sebentar dan meraih ponselnya. Dan..

"Kayana..!!" Nama Kayana tertera dilayar. Tanpa menunggu lama, jari jempol Fathan menekan userface berwarna hijau.

SERPIHAN CINTA YANG HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang