~ 27 ~

607 20 1
                                    

SEBUAH CATATAN.

Ia duduk dimeja kerjanya. Ruangan kerja yang sengaja papahnya buatkan untuknya. Segelanya ia dapatkan dengan mudah, tapi tidak bagi Fathan. Adiknya justru berusaha apapun yang ia inginkan.

Dibuka buku catatan hariannya. Mata pena mulai menggores tinta hitam diatas kertas putih bergaris itu.

Untuk istriku tersayang.. tulisnya sambil menyeka air mata yang mulai susah untuk dihentikan.

Bila kamu menemukan dan membaca tulisan dalam buku ini, maka disaat itu aku sudah pergi untuk selamanya..

Wahai wanita pujaanku..

Kaulah wanita pertama dalam hidupku..

Kau wanita yang menumbuhkan cinta dalam hati..

Saat pandangan pertama, aku merasa kamulah jodohku..

Aku mencintaimu, sangat mencintaimu sampai kapanpun. Tapi sayangnya, kau bukan milikku, melainkan milik adikku..

Aku tau aku salah, salah memilihmu sebagai pasangan hidupku. Salah menjadikan kamu sebagai wanitaku dihari pelaminan itu.

Wahai istriku tercinta, aku tau, aku sadar semua yang aku rasakan salah. Aku terlalu memikirkan diriku sendiri tanpa peduli siapa pemilik hatimu.

Kau berjuang untuk melupakan lelakimu yang tak lain adalah adikku. Aku merasa telah mengambil semua milik adikku termasuk dirimu.

Sayang, maafkan aku yang tak pernah membuatmu tersenyum. Maafkan aku tak pernah membuatmu bahagia. Walau kau berkata 'aku bahagia bersamamu' tapi aku tau hatimu tidak berkata demikian.

Dan..

Aku tau kamu hamil, bukti testpack-mu ini yang membuktikan kalau di dalam rahimmu ada janin. Aku tau, dia bukan anakku. Tapi anak dari adikku. Awalnya, aku ingin sekali memberi kamu kejutan, tapi malah aku yang terkejut saat menemukan bukti testpack ini di bawah bajumu dilemari.

Salahkah aku? Salahkah aku yang mencintai kamu? Salahkah aku yang ingin memiliki dirimu seutuhnya tanpa harus menyakiti hati adikku? Salahkah aku yang ingin menyerahkan kembali dirimu ke sisi adikku, yank?

Aku tak mau jadi selimut tetangga yang hanya menyakiti hatimu. Tapi aku ingin jadi selimut tetangga yang memberikan dirimu satu kata C.I.N.T.A sekarang dan selamanya hingga kamu selalu tersenyum ikhlas padaku.

Pelan-pelan sayang, pelan-pelan saja kalau kamu ingin melepaskan ku, aku rela, aku ikhlas bila kamu membukakan hati untuk adikku.

Sangat ikhlas sayang.

Dia yang lebih dulu mengenalmu, tapi kenapa harus aku yang berlabuh ketepian cintamu.

Aku tak ingin mendapat karma dari cinta terlarang ini, toh, kamu dan aku tak pernah ada cinta sebelumnya. Tapi cintamu untuknya. Aku tak mau separuh jiwamu hilang hanya gara-gara kamu telah memilihku dan memaksakan diri untuk tersenyum saat bersamaku.

Doaku untuk mu sayang, baik-baik sayang kamu disini bersama anak itu. Hanya ini yang bisa kukatakan 'kembalilah pada Fathan agar dia menjadi kekasih abadi dalam hidupmu' demi anak itu, demi cinta putih kalian yang suci.

Sekali lagi, aku minta maaf telah menjadi suami yang selalu membuatmu sedih.

Fathir.

Goresan tinta itu berhenti. Gerak tangan Fathir berhenti di garis terakhir buku hariannya. Ada banyak rasa yang ingin dia sampaikan dibuku itu untuk Kayana dan Fathan. Tapi, ia merasa waktunya tak akan cukup untuk dituliskan dalam bentuk kata-kata.

SERPIHAN CINTA YANG HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang