~ 11 ~

846 33 4
                                    

"Ma..maafin gue, Kak..! Gu..gue emang pacaran sama dia. Kita udah pacaran selama 6 tahun lebih. Kita putus karena kesalahan gue yang gak pernah menanggapi permintaannya. Sampai akhirnya Kayana dijodohin sama orang. Awalnya gue gak tau, kalo dia akan dijodohin sama elu." Terang Fathan.

Mendadak dada Fathir terasa perih. Sangat menyakitkan. Ia meremas sedikit menekan dadanya. Ia meringis, mengaduh pelan ditahan agar Fathan tidak tau.

"Maafin gue kak.. maafin gue, karena gue belum bisa ngelepasin dia untuk elu.. gue masih sayang sama dia."

Degh..!! Ungkapan kebenaran Fathan begitu menyakitkan hati Fathir. Bahkan lebih sakit dari rasa sakit didadanya yang ia rasakan saat ini. Dadanya terasa nyeri. Sakit jantungnya kambuh lagi.

Keringetnya mulai bermunculan. Satu persatu menetes mengarungi jenjang leher Fathir. Ia menarik nafasnya, menahan sakit dihadapan Fathan. Berbalik badan setelah peluh sudah tak ada lagi.

"Tapi kenapa Than..? Kenapa gak sekalipun lu bilang sama gue, mamah dan papah tentang hubungan lu itu. Dan andaikan elu bilang, gue gak akan meneruskan pernikahan ini. Gue akan menolak perjodohan ini, Than."

Fathan menggeleng.. "gak kak.." lalu kakinya maju selangkah, ia meletakan tangannya dipundak Fathir. "berjanjilah demi gue, kak.. berjanjilah untuk tetap menikah dengannya. Gue akan melepaskan Kayana demi elu, gue akan melupakannya untuk lu."

"A..apa? Maaf Than.. gue gak bisa.. gue gak mau lu mengorbankan perasaan lu demi gue, elu juga berhak bahagia."

Lagi, Fathan menggeleng.. "please kak.. menikahlah dengannya.. menikahlah demi gue untuk Kayana, bahagiakan dia."

"Ta..tap--"

"Kak.. hanya ini yang bisa gue berikan untuk lu.. untuk kebahagiaan elu. Dan gue yakin elu pasti bisa bahagia dengan Kayana. dan gue janji, gue gak akan ganggu lagi hubungan lu dan Kayana."

Fathir memeluk erat tubuh adiknya. "Baiklah.. gue akan menikahinya.. tapi gue mohon, elu harus bahagia demi gue."

"Iya.. gue janji.." kata Fathan mencoba ikhlas melepaskan Fathir. Walau sebenarnya didalam hati Fathan belum sepenuhnya merelakan.

Fathan menyimpan helaan nafas panjangnya. Tertahan dan biarkan tertahan agar Fathir tak lagi berubah pikiran.

Tania berjalan menghampiri mereka. Langkahnya berhenti, matanya tertuju pada kedua anaknya yang masih berpelukan. Senyumnya mengembang. Ada nafas lega sesaat dihembuskan dari lubang hidungnya.

****

Rombongan Fathir sudah sampai ditempat parkiran masjid megah dibilangan Jakarta Selatan. Semua rombongan berbaris rapih kebelakang. Didepan sudah ada beberapa orang menunggu kedatangan rombongan Fathir. Lalu ada dua orang jawara sedang bersiap-siap menghalangi pengantin masuk sebelum bisa melawan dua jawara itu. Adat betawi.

"eeed.. mau kemane bang? Maen nyelonong aje." Jawara dari pihak Kayana menahan lengan jawara Fathir.

"Aye mau ketemu penganten wanitanye.. emang kenape bang?"

"Gak bisa seenak jidat bang, kalo mau ketemu penganten wanitenya dan Kalo ente mau ketemu penganten wanitanye.. boleh aje, tapi ente harus bisa ngelawan due jawara ane dulu." Ujar jawara pihak Kayana.

"Oke.. siapa takut..!!" Balas Jawara Fathir menantang. Para jawara itu beradu pantun, tak ada yang mau mengalah. Dan akhirnya pertarungan antar jawara pun terjadi. Mereka mengeluarkan jurus-jurus silat andalan mereka. Namun, itu hanya sebagian prosesi dari rangkaian acara pernikahan Fathir dan Kayana.

Jawara dari pihak Kayana pura-pura kalah dan membiarkan rombongan Fathir masuk. Tuan rumah menyambut gembira. Bunga dikalungi dileher Fathir.

Jauh dimata Fathir dan kebahagian yang tersirat dari wajahnya. Fathan sudah mengikhlaskan dirinya untum Kayana. Dan Fathan berjanji akan pergi jauh untuk menghindari Kayana deminya.

SERPIHAN CINTA YANG HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang