06. Duel

18.9K 1K 28
                                    

Setelah pelajaran Mr. Kent selesai masuk seorang pria lain.


"Halo semua! Saya Mr. Ferdinant," ucapnya sambil tersenyum lebar yang otomatis memperlihatkan giginya yang tajam alias taringnya, dia seorang vampire.

"Halo Mr. Ferdinant!" jawab mereka serempak kecuali Rissa.

"Kita akan berlatih dengan senjata, sekarang kita ke taman belakang," ucapnya lalu pergi.

Mereka semua pergi, tapi Rissa tetap diam. "Kenapa lu tetep diem?" tanya Leon bingung.

"Teleport," ucap Rissa datar.

"Oh iya, lu kan bisa teleport. Bareng dong.." pinta Leon.

Rissa menjulurkan tangannya dan menatap Leon seolah berkata: "Pegang tangan gue kalo mau ikut."

Leon menerima juluran tangan Rissa dan mereka teleport ketaman belakang, disana belum ada seorang pun. Mereka memutuskan untuk duduk di bawah pohon untuk menunggu yang lain datang.

Beberapa menit kemudian datang Mr. Ferdinant dan beberapa murid.

Rissa POV

"Kok kalian sudah sampai?" tanya Mr. Ferdinant.

"Teleport," ucapku singkat.

Mr. Ferdinant mengangguk mengerti dan murid-murid pun mulai berdatangan.

"Baiklah anak-anak, kalian pilih beberapa senjata yang ada di depan saya dan saya akan panggil secara acak untuk duel," ucapnya dan menunjuk beberapa senjata.

"Baik Mr," jawab kami serempak.

Tapi aku mendengar beberapa murid berbisik.

"Yah masa baru masuk udah duel? "

"Males banget ih."

"Ah elah, napa ada duel segala sih!"

Aku memutar bola mataku malas mendengar ocehan mereka. Aku sudah tidak peduli lagi dengan tata krama seorang 'Tuan Putri' yang baik.

Aku maju dan mengambil pedang berwarna perak. pegangannya berwarna Putih dengan ukiran yang rumit, diujungnya ada permata berwarna baby pink dan pedang ini sangat ringan.

"Peraturannya sekali terluka berarti dia kalah. Sekarang saya panggil satu-persatu," ucap Mr. Ferdinant tegas.

Beberapa orang maju dan sekarang giliranku untuk maju. "Yang mulia putri Clarissa-" ucap Mr. Ferdinant tegas lalu ia seperti sedang mencari-cari nama orang yang akan aku lawan di kertas yang ia pegang.

"-Dareen Maxus," lanjutnya.

Aku maju dan melihat lawanku dengan datar. Di depanku berdiri seorang laki-laki yang mempunyai rambut berwarna pirang, iris mata emerlad yang tatapannya sangat tajam tapi tatapanku juga tak kalah tajam dengan miliknya, malah lebih tajam milikku.

Ia memegang dual sword berwarna perak ditangannya, pegangan dual sword itu berwarna hitam dengan ukiran yang cukup rumit.

Mage Academy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang