Holla guys! ヽ('∀`)ノ
Jangan lupa vommentnya ya manteman, ini aku lagi mood nulis jadi double update 😁.
Siapa yang sering minta aku cepet-cepat buat update, angkat kakinya eh.. Tangannya wkwk. Ini buat kalian :")
Semoga menghibur ya...
Happy reading!
🌙🌙🌙
Author POV
"Hai Leon!" sapa Rissa.
"Hai Ris!" ucap Leon.
Rissa segera duduk disamping Leon, tatapan para laki-laki yang ada di kelas menatap tajam ke arah Leon tapi ia cuek saja.
"Gimana sekolah disana?" tanya Leon.
"Enak-enak aja, muridnya baik-baik semua," ucap Rissa."Mukalu disana gimana?" tanya Leon.
"Kayak gini," ucap Rissa, ia memperlihatkan raut mukanya yang datar.
Leon menahan tawanya. "Setiap saat lu kayak gitu kali Ris!" ucapnya.
Rissa hanya diam, lalu guru pun masuk. Pelajaran dimulai dengan lancar tanpa ada hambatan.
Kring! Kring! Kring!
"Jangan lupa ya untuk ujian minggu depan," ucap Mr. Sandro ramah.
"Baik Mr!" seru semua murid.
Mr. Sandro keluar dari kelas, satu persatu murid mulai berhamburan untuk pergi kecafetaria.
Rissa dan Leon berjalan bersama ke cafetaria, disana sudah terlihat Vino, Fiki, dan Rian.
Rissa dan Leon segera menghampiri mereka. "Tumben?" ucap Fiki saat Leon dan Rissa sudah duduk.
"Pelajaran Mr. Sandro," ucap Leon, Fiki hanya ber'oh'ria.
"Punyaku?" tanya Rissa ke Vino.
"Udah ko sama punya yang lain juga," ucap Vino, Rissa mengangguk.
"Makanan datang!" seru Nao.
"Makasih ya.." ucap Rissa, Nao mengangguk sambil tersenyum.
"Woi! Nessy yang cantik sudah datang yuhuuu~" seru Nessy lalu duduk disamping Rissa dan ikut makan.
Yang lain hanya menggelengkan kepalanya dan melanjutkan makan.
Selesai makan, Rissa dan Leon langsung pergi ke kelas mereka karena pelajaran kedua akan segera berlangsung.
Rissa dan Leon baru saja duduk dikursinya, bel langsung berbunyi. "Pas banget," batin Rissa.
Mr. Ferdinand masuk dan pelajaranpun dimulai, kali ini mereka tidak akan melakukan praktek, tapi hanya membahas macam-macam senjata saja.
Mereka disuruh merangkum macam-macam senjata, kegunaannya dan kelebihan serta kekurangan atau kelemahannya.
Mereka mengerjakannya secara perkelompok, satu kelompok beranggotakan tiga orang.
Rissa, Leon dan Dareen satu kelompok. Mereka segera berjalan menuju perpustakaan dan membuat tugas yang diberikan Mr. Ferdinand karena tugas itu harus langsung dikumpulkan.
Kelompok Rissa adalah kelompok yang pertama kali selesai mengerjakan tugas dari Mr. Ferdinand, jadi mereka diperboleh keluar dari kelas duluan.
"Vin, lagi pelajaran apa??" tanya Rissa dalam telepati.
"Free class nih," ucap Vino.
"Ke taman belakang ya," ucap Rissa.
"Ok!" ucap Vino, lalu telepati mereka terputus.
Rissa segera meneleportkan dirinya ke taman belakang, ia duduk di bawah pohon yang cukup rindang untuk berteduh.
Rissa menyenderkan badannya lalu menutup matanya, ia merasakan kesegaran udara yang ada disitu.
"Zi!" seru Vino sambil menepuk pundak Rissa.
Rissa membuka matanya, ia menatap Vino lalu tersenyum. "Udah lama nunggu?" tanya Vino.
Rissa hanya menggeleng, Vino ikut menyenderkan badannya disamping Rissa. Rissa menaruh kepalanya dipundak Vino.
"Kenapa hem?" tanya Vino sambil mengusap lembut surai Rissa.
Rissa menghela napas pelan. "Bosan," ucapnya, ia menggembungkan pipinya lucu.
Vino langsung mencubit pipi Rissa. "Aduh kembaran aku kok lucu banget sih!!" serunya gemas.
"Kalian..." tanya seseorang di depan mereka.
Vino langsung menjauhkan tangannya dari pipi Rissa dan menatap orang yang ada didepannya begitupun Rissa.
"Saudara?" sambungnya.
DEG!
#Author note :hai guys!
Ceritanya seru gak? Wkwk
Semoga menghibur kalian semua yang baca cerita ini ya...Aku mau kasih bonus pict nih wkwk
Ini pict Rissa sama Vino lagi pelukan nih wkwk, cocokkan jadi sepasang saudara apa kekasih nih? Wkwk 😂Comment juga ya kalau ada typo atau aku salah nulis wkwk, boleh kasih saran juga :)
Ok sekian terimakasih!
Salam manis,
-Crystal ~\(≧▽≦)/~
KAMU SEDANG MEMBACA
Mage Academy
FantasyClarissa menjalani hidupnya dengan bahagia bersama keluarga angkatnya, tapi dibalik kebahagiaan yang ia tampilkan, Sebenarnya memiliki kesedihan yang mendalam. Clarissa hidup berpisah dari keluarga kandungnya karena sebuah kekuatan, kekuatan yang h...