-21.Kekuatan Terpilih-
Author POV
Para guru yang tidak ikut melawan segerombolan monster itu langsung mengamankan semua murid menuju tempat yang lebih aman.
Rissa langsung membawa Vino ke kamarnya menggunakan kekuatannya, ia segera memakai jubah dan tak lupa memberikan satu jubah kepada Vino.
"Vin, cepetan pake jubahnya!" seru Rissa dengan tak sabar.
"Iya udah nih, Ayo!" ucap Vino.
Mereka berdua langsung berteleport ke halaman depan dan menerjang para monster itu dengan pedang andalan mereka.
Tak lama kemudian semua monster telah mati karena dibantai oleh Rissa dan Vino alias dua kesatria pedang yang identitasnya tidak diketahui oleh siapapun.
Tiba-tiba salah satu raja monster datang dengan aura kebenciannya. "Kalian berdua telah membunuh pasukanku!" ucapnya marah.
Fyi, raja monster itu dibagi sesuai jenisnya.
"Iya kami sudah membunuh pasukan lemahmu itu, lagi pula itu salah para pasukanmu karena telah menyerang kami," ucap Rissa dingin dan menatap tajam raja monster itu.
"Kami menyerang kalian karena mencium kekuatan terpilihmu itu putri!" ucapnya lagi.
"Oh kalian sudah mengetahuinya ya?" ucap Rissa menyeringai dan langsung menghilang, tiba-tiba...
Sring!
Seketika kepala dari Raja monster itu putus karena ulah Rissa. Semua guru dan senior yang melihat kejadian itu diam, tidak bisa berkata apa-apa.
Rissa tersenyum sinis lalu ia melirik Vino. Mengerti kode dari Rissa, Vino tersenyum tipis dan memegang tangan Rissa. Mereka langsung teleport ke kamar Rissa karena tugas mereka sudah selesai.
🌙🌙🌙
"Capek banget.." keluh Rissa. Sekarang mereka berdua sudah berada di dalam kamar Rissa.
"Apalagi aku Zi," timpal Vino.
Sedari tadi Vino merasa gelisah, ia bingung ingin menanyakan hal ini atau tidak. Dan Rissa bisa merasakan hal ini, tapi ia tetap diam. Karena itu keputusan Vino ingin mengutarakan perasaannya atau tidak.
Akhirnya Vino memberanikan diri untuk bertanya. "Zi!" ucap Vino pelan
"Hmm.." dehem Rissa.
"Aku mau nanya," ucapnya lagi.
Rissa langsung duduk dipinggir kasur, ia menatap Vino sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Itu... Maksud Raja monster tadi apa? Yang tentang kekuatan terpilih?" tanya Vino penasaran.
Rissa POV
"Itu... Maksud Raja monster tadi apa? Yang tentang kekuatan terpilih?" tanya Vino penasaran.
Aku menghela napas pelan, akhirnya ia mau menanyakan hal yang membuatnya gelisah daritadi.
"Kekuatan terpilih itu, kekuatan yang hanya dimiliki oleh orang yang terpilih. Ada beberapa element, dan... Kamu salah satu orang yang memiliki element itu Vin," ucapku sambil menatap matanya dalam.
"Dan karena element ini lah aku diincar oleh om kita, dia ingin memanfaatkan elementku ini untuk kejahatan.." ucapku lirih.
"A-Apa? Aku memilikinya juga? Dan karena ini dia mengincarmu?" ucap Vino tak percaya.
"Iya kamu memilikinya Vino," ucapku sambil mengelus kepalanya dengan sayang.
"Elementnya apa aja Zi?" tanyanya penasaran.
"Element Crystal, element kertas, element pengendalian darah, element kaca, dan element pelenyap.." ucapku sambil terkekeh pelan melihat reaksinya.
"Ha? Bukankah element itu element legenda? Belum pernah ada yang memilikinya?" tanya Vino tak percaya.
Aku menghela napas pelan. "Element itu ada Vin, kamu termasuk. Kamu memiliki element kertas," ucapku.
"Aku punya element kertas? Tapi kenapa kamu tau Zi? Sedangkan aku gak?" tanya Vino dengan tatapan heran.
Aku tertawa pelan. "Aku bisa merasakan kehadiran orang yang mempunyai element terpilih lainnya, karena aku memiliki element yang terkuat.." ucapku.
"Element terkuat? Element apa Zi?" tanyanya penasaran.
"Element Crystal dan pengendalian darah," ucapku sambil tersenyum.
"Kenapa kamu punya dua Zi?" tanyanya lagi dengan wajah serius.
"Kenapa kamu cerewet sekali Vin? Aku juga gak tau Kenapa punya dua," ucapku jengkel.
"Yaudahlah sekarang aku mau mandi, badan penuh darah gini," lanjuku lalu berjalan masuk kekamar mandi.
"Yaudah, eh aku minjem kamar mandi yang di ruang tamu ya!" seru Vino.
"Pake aja," sahutku dari dalam kamar mandi.
--TBC--
KAMU SEDANG MEMBACA
Mage Academy
FantasyClarissa menjalani hidupnya dengan bahagia bersama keluarga angkatnya, tapi dibalik kebahagiaan yang ia tampilkan, Sebenarnya memiliki kesedihan yang mendalam. Clarissa hidup berpisah dari keluarga kandungnya karena sebuah kekuatan, kekuatan yang h...