13. Rencana Rissa

14.6K 847 6
                                    

Author POV

Hari sudah berganti yang berarti hari ini Mage Academy akan diserang oleh Dark Kingdom, sekarang Rissa dan Vino berada di ruang rapat bersama guru-guru untuk membahas masalah itu.

"Raja dari Dark Kingdom tidak akan ada saat penyerangan tapi hanya orang-orang kuat dari pihak mereka," ucap Vino dengan serius.

"Kau tau darimana?" tanya Mr. Bryan sambil melihat Vino.

Vino meilirik Rissa, memberi kode kalau Rissa yang memberitahunya. Mr. Bryan mengerti dan hanya mengangguk.

"Gimana?" tanya Rissa dingin dan datar.

"Maksudnya yang mulia?" tanya salah satu guru dengan sopan.

Rissa hanya diam, ia menatap Vino seolah berkata: "Jelasin." Sungguh ia sedang malas untuk berbicara hari ini.

Vino mengerti dan menjelaskan maksud kembaran nya itu. "Maksudnya, sekarang kita harus bagaimana? Saya dan Rissa sudah menyusun rencana Tapi kita ingin tahu bagaimana pendapat kalian," ucapnya menjelaskan.

"Baiklah, jelaskan!" ucap Mr. Bryan tegas.

Lalu Vino menjelaskan rencana mereka untuk melawan Kegelapan dengan santai, tegas dan penuh wibawa sedangkan Rissa hanya menyauti Vino dengan deheman dan anggukan kepalanya.

Setelah selesai menjelaskan rencana mereka, para guru bertepuk tangan dan setuju dengan rencana mereka.

"Sekarang tinggal menunggu mereka," Batin Rissa sambil menyeringai samar.

🌙🌙🌙

Setelah rapat mereka selesai, para guru langsung buru-buru memindahkan murid-murid tingkat junior menuju tempat yang lebih aman karena mendapat pesan kalau kegelapan akan menyerang mereka sebentar lagi atau bisa dibilang Dark kingdom akan menyerang mereka.

Rissa POV

Aku hanya melihat mereka semua berlalu lalang ke aula tengah untuk mengamankan diri, kadang ada yang menanyakanku kenapa tidak ke aula dan hanya kujawab dengan senyum dan berkata, "Nanti saja". Merepotkan saja mereka.

Aku dan Vino memutuskan untuk berada diurutan belakang saat melawan kegelapan karena ingin menjalankan rencana kami--yang tentunya tidak ada yang tahu selain kami.

"Hei!" seru seseorang sambil menepuk pundakku.

Secara reflek aku menoleh ke arahnya dan mendapatkan Vino dengan cengirannya yang sedang menatapku.

"Kenapa melamun? Takut hm?" tanya sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Tidak--" ucapku sambil memperlihatkan seringaianku. "--Tapi aku menunggu untuk bersenang-senang," lanjut ku sambil menatapnya yang bergidik ngeri.

"Dasar sadis," ucapnya lalu menjitak pelan dahiku.

"Aw! Apaansih main jitak aja," ucapku dan menjitak kepalanya. "Impas!" seruku sambil tersenyum puas, lalu saat dia ingin protes aku memotongnya.

"Sudahlah, ayo kita jalankan rencana kita," ucapku sambil tersenyum penuh arti.

Ia menatapku lalu memegang kedua pipiku dan mencium dahiku dengan lembut. Aku terkekeh pelan lalu kembali mencium pipinya.

"Lets go!" serunya sambil memegang tanganku, lalu kita teleport ke kamarku dan bersiap-siap.

Saat sudah siap, aku dan Vino hanya tinggal menunggu mereka menyerang dan kita akan keluar.

DHUAARRR!

Tiba-tiba ada suara ledakan yang cukup keras di luar. "Sudah saatnya.." ucap Vino sambil menyeringai.

"Yeah!" seruku sambil menyeringai lalu memakai tudungku Vino juga memakai tudung nya.

"Let's go my lady.." ucap Vino menundukkan sedikit tubuhnya lalu menjulurkan tangannya kepadaku dan tanpa ragu aku menerima juluran tangannya.

--TBC--

Mage Academy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang