Author POV
"Ris! Kita kebagian buat apa?" tanya Leon.
Hari sudah berganti, sekarang mereka akan mengikuti lomba membuat ramuan.
"Kita kebagian bikin ramuan tingkat A," ucap Rissa acuh.
"HAHHH?!" teriak Nessy dan Marie. Sedangkan Leon hanya menganggukkan kepalanya.
"Tapi kan kita berdua gak bisa buat yang tingkat A," ucap Marie frustasi.
Rissa menghela napas pelan. "Yaudah, kalian bantuin aja. Biar gue sama Leon yang buat," ucap Rissa acuh.
Marie dan Nessy hanya mengangguk mengiyakan. "Emang ramuan apa?" tanya Nessy penasaran.
"Night Vision," ucap Rissa santai.
"WHAATT?!" pekik Leon, ia menghela napas panjang.
"Kalau ramuan itu gue gak terlalu bisa," ucapnya lesu.
Rissa mendengus. "Yaudah, gue aja yang buat, gitu aja repot."
"Tapi ka–"
"Udah gue aja yang buat," ucap Rissa final.
Marie, Nessy dan Leon hanya mengangguk. "Gue bantu dikit ya," ucap Leon, Rissa mengangguk.
"Untuk yang mengikuti lomba ramuan, silahkan menuju tempatnya masing-masing. Kalian akan diniali oleh senior-senior kalian," ucap MC.
Tempat lomba kali ini diadakan di aula. Rissa, Nessy, Leon, dan Marie segera menuju tempat mereka. Meja mereka berada diurutan terdepan, disana terdapat berbagai macam bahan untuk membuat ramuan.
"Waktunya hanya 1 jam untuk membuat ramuan, oke.. Start!" seru sang MC.
Rissa langsung memasukkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat ramuan night vision, sedangkan Leon, Nessy dan Marie hanya memperhatikan. Sesekali mereka membantu.
Dalam 10 menit, ramuan mereka sudah jadi. Senior yang memperhatikan mereka segera menilai ramuan mereka. Ia tersenyum lalu mengangguk.
Leon, Nessy dan Marie menghela napas lega sedangkan Rissa biasa-biasa saja.
Rissa, Leon, Nessy dan Marie berjalan menuju tempat penonton yang berada di belakang.
"Gimana tadi?" tanya Vino.
"Bagus!" ucap Leon, sedangkan yang lain hanya mengangguk.
Mereka menunggu sampai perlombaan selesai, setelah selesai. Mereka segera kembali ketenda masing-masing.
Karena lomba membuat ramuan ini hanya sebentar, lomba membuat racun-penawarnya dilaksanakan hari ini.
Rissa, Janneta, Rian dan Vino sudah berada ditempat mereka, mereka mendapatkan racun tingkat S, dark heart. Racun yang akan menghitamkan hati seseorang yang meminumnya, menjadi tidak berperasaan.
Yang bisa membuat racun itu hanya Rissa lagi.
"Siap semua? Waktu membuat racunnya sama seperti membuat ramuan. Oke... Start!" seru sang MC semangat.
Rissa segera membuat racun itu, warna racun itu hitam pekat, tapi tidak berbau.
Selanjutnya ia membuat penawarnya, hanya beberapa menit lalu selesai. Mereka membuat racun dan penawarnya hanya dalam 20 menit.
Senior itu segera melihat hasil kerja mereka, ia tersenyum lalu mengangguk. Mereka semua lega kecuali Rissa lagi.
🌙🌙🌙
"Vino..." ucap Rissa.
"Iya kenapa?" tanya Vino sambil membelai kepala Rissa. Mereka sedang berada di kamar Rissa seperti biasa.
"Aku kangen tau sama ibunda dan ayahanda. Aku bisa liat mereka tapi gak bisa peluk mereka," ucap Rissa sendu.
Memang ia terlihat kuat diluar tapi sangat rapuh di dalam. "Kenapa gak kamu peluk aja?" tanya Vino.
Rissa mendengus. "Kalau aku peluk, nanti 'Dia' bisa tau anak mereka tuh siapa. Lalu kalau dia tau, dia bakalan nyerang aku, dan... Aku mati," ucap Rissa datar.
"Lah kok kamu mati? Kamu kan kuat?" tanya Vino bingung.
Rissa menghela napas pelan. "Aku belum bisa ngasih tau kenapa, tapi... Kalau aku sama dia bertarung, aku bakalan mati. Aku cuma bisa melukainya tapi tidak akan pernah bisa membunuhnya Vino," ucap Rissa lesu.
Vino menghela napas pelan. "Gak apa-apa kalau kamu belum mau kasih tau aku, kamu bisa kasih tau aku kalau sudah siap okey?" tanya Vino sambil tersenyum.
Rissa tersenyum, ia mengangguk lalu memeluk Vino erat. Vino membalas pelukan Rissa dengan erat juga.
DEG!
"Vin... Perasaan ini..." ucap Rissa ragu.
"iya... 'Dia' datang," ucap Vino menahan marah.Rissa segera memakai jubahnya lalu memakai tudungnya, Vino juga. Mereka segera teleport pergi.
Disana terlihat 'Dia' sedang duduk santai di kursi taman belakang, sambil meminum teh.
"Kalian sudah datang," ucapnya santai sambil meminum tehnya.
Rissa mendekatinya dengan santai, wajahnya tidak memperlihatkan emosi apapun. Sedangkan Vino tetap diam dengan wajah tanpa ekspresi. "Apa maumu?" tanya Rissa datar dan dingin.
Ia menyeringai. "Aku mau... Kekuatanmu," ucapnya santai.
Rissa tetap diam, ia ikut duduk didepan 'Dia' lalu menyandarkan kepalanya di kursi. "Tidak semudah itu," ucapnya meremehkan.
'Dia' menggeram. "Cih!" decihnya.
Rissa menyeringai. "Mau duel?" tanyanya.
Vino terbelalak, ia memandang Rissa dengan ekspresi tidak percaya. "Sampai terluka saja 3 goresan," ucap Rissa santai.
'Dia' seperti sedang berpikir. "Boleh," ucapnya sambil menyeringai.
Sring!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mage Academy
FantasyClarissa menjalani hidupnya dengan bahagia bersama keluarga angkatnya, tapi dibalik kebahagiaan yang ia tampilkan, Sebenarnya memiliki kesedihan yang mendalam. Clarissa hidup berpisah dari keluarga kandungnya karena sebuah kekuatan, kekuatan yang h...