Krekkk!
Rissa mengalihkan pandangannya kesumber bunyi, terlihat 5 orang berjubah itu ada disana.
Rissa segera berjalan ke depan untuk menutupi Antonio. Ia segera menatap tajam mereka semua. "Apa mau kalian?" tanyanya dingin.
Salah satu dari mereka maju. "Aku mau dia!" ucapnya seraya menunjuk Antonio.
Rissa menatap mereka dengan tatapan meremehkan, walaupun setengah wajahnya tertutup tudung. Ekspresi itu sungguh terlihat. "Coba aja kalau bisa," ucapnya acuh.
Mereka menggerang marah, mereka mengeluarkan pedang lalu melapisinya dengan element mereka masing-masing.
Mereka langsung berlari, mengayunkan pedang mereka ke arah Rissa bersama-sama. Rissa menepis pedang mereka dengan element icenya lalu mereka terpental jauh.
Rissa mengangkat tangannya ke depan, ia mengeluarkan pedangnya lalu dilapisi dengan element api. Tapi api ini bukan api biasa, melainkan api biru.
5 orang berjubah itu bangun, mereka terkejut dengan warna api yang ada dipedang Rissa. "Api apa itu?" gumam mereka.
Rissa berlari, ia mengayunkan pedangnya dan...
Sringg!
Ke-5 orang berjubah itu terbelah menjadi 2 bagian seketika. Tubuh mereka dilahap oleh api berwarna biru. Lalu hangus menjadi debu.
Rissa menghela napas pelan, lalu ia menghilangkan pedangnya. "Kamu gak terluka kan?" tanya Rissa datar ke Antonio tanpa menatapnya.
"I-iya, tapi... Siapa kamu sebenarnya?" tanya Antonio terbata-bata, ia masih syok.
Rissa menyeringai samar, bahkan hampir tak terlihat. "Bukan urusanmu."
lalu Rissa hilang seketika.
🌙🌙🌙
Tampak para murid berlalu-lalang, hari ini Battle war akan dilaksanakan.
Para Raja dan Ratu dari semua kerajaan juga diundang untuk melihat acara Battle war ini.Acara Battle War ini bertahap, hari ini adalah lomba senjata. Besok Ramuan, Racun-Penawarnya, Sihir, dan terakhir Element.
Rissa dan kelompoknya sudah duduk ditempat yang disediakan untuk melihat pertarungan. Bentuknya itu seperti stadion.
"Baiklah anak-anak, lomba akan dilaksanakan, yang pertama adalah lomba dengan menggunakan senjata. Mohon untuk para ketua kelompok untuk mengambil nomor undian," ucap MC.
Rissa segera maju, ia mengambil kertas lalu membukanya. "2," gumamnya pelan. Ia langsung kembali duduk ditempatnya.
"Dapet nomor berapa?" tanya Nessy penasaran.
"2," ucap Rissa.
Semuanya terkejut tak terkecuali Vino. "APAAAAA?!" teriak mereka ber-9.
"Sst! Jangan berisik, udah mau dimulai," tegur anak disamping mereka, mereka terkekeh.
"Kok dapet nomor 2? Arghh!" ucap Rian, pasalnya ia yang mengikuti lomba senjata.
"Sabar bro! Pasti ada hikmahnya," ucap Fiki sambil menepuk-nepuk pundak Rian.
Rissa dan Vino hanya melihat mereka datar. "Kalian gak gugup?" tanya Janneta ke Rissa dan Vino.
"Gak," ucap mereka berdua bersamaan.
Janneta hanya menaikkan bahunya acuh, lalu ia kembali fokus kedepan.
"Baiklah, untuk kelompok yang mendapat nomor 1 silahkan maju untuk perwakilannya," ucap MC.
Lalu terlihat 8 orang maju, dari sebelah kanan 4 dan sebelah kiri 4.
Terlihat dari baju kelompok sebelah kanan, mereka dari Magical Academy. Sedangkan sebelah kanan dari Floral Academy.
"Baik, peraturannya. Terkena 3 kali serangan berarti gugur. Jika ada bagian tubuh yang terputus tidak usah khawatir. Karena bisa ditumbuhkan kembali menggunakan alat," ucapnya lagi.
Mereka ber-8 mengambil posisi saling berhadapan dengan jarak sekitar 2 meter. "Start!" seru sang MC.
Drap! Drap! Drap!
Mereka berlari lalu...
Sring!
"AAAKHHHH!" teriak anak dari Floral Academy, lengan sebelah kanannya putus.
Ia terlihat kesakitan, sedangkan lawannya menyeringai. Tiba-tiba...
Sring!
Blast!
"Itu balasannya," ucapnya dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mage Academy
FantasyClarissa menjalani hidupnya dengan bahagia bersama keluarga angkatnya, tapi dibalik kebahagiaan yang ia tampilkan, Sebenarnya memiliki kesedihan yang mendalam. Clarissa hidup berpisah dari keluarga kandungnya karena sebuah kekuatan, kekuatan yang h...