12. Alasan

15.1K 854 8
                                    

Author POV

Setelah Mereka selesai berbincang-bincang, nama kelompok mereka Crystal team dan ketuanya adalah Rissa.

"Untuk yang sudah menentukan nama kelompok dan ketuanya silahkan maju ke depan!" ucap Mr. Bryan tegas.

Lalu mereka semua alias Rissa dkk melihat Rissa penuh harap seolah-olah berkata: "Maju ya?? Please.. Kan kamu ketuanya."

Akhirnya Rissa maju ke depan dan memberitahukan nama kelompoknya di depan semua murid.

"Crystal team dan gue ketuanya," ucapnya dengan nada dingin.

🌙🌙🌙

Mereka semua mulai berhamburan pergi ke kamar masing-masing. "Vino! Aku mau ngomong sama kamu," ucap Rissa dengan nada serius.

"Ayo, di kamar kamu aja ya," ucap Vino sambil melihatkan puppy eyes nya yang menurut Rissa sangat menjijikan.

"Yaudah dah," ucap Rissa dengan nada malas.

Di kamar Rissa.

Rissa POV

"Aku mendapatkan ini," ucapku sambil memberikan secarik kertas kepada Vino.

Aku akan kembali dalam 2 Hari Dan menghancurkan sekolahmu itu, bersiaplah!.

-Dark Kingdom

"Kita harus memberitahukan kepala sekolah tentang ini," ucap Vino dengan nada dan ekspresi yang serius.

"Baiklah, tapi.. " ucapku ragu.

"Tapi apa Zi?" tanyanya sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Kita pake jubah kayak tadi, Biar nyembunyiin identitas," ucapku serius.

"Buat apa?" tanyanya polos, dan aku menjitak kepalanya karena merasa kesal.

"Aw sakit elah Zi!" protesnya.

"Lemot si! Kan biar aku gak ketahuan sama 'Dia' ish!" ucapku jengkel.

Ia hanya cengar-cengir gak jelas dan itu membuatku semakin kesal. "Jitak lagi mau?" tanyaku kesal.

"Eh?! Gak makasih.." ucapnya.

"Yaudah kita ke ruang kepala sekolah sekarang!" ucapku jutek.

"Kuy!" serunya semangat.

"Udah dijutekin masih aja kayak gitu, tenang Ris.. Dia saudara lu.. Jangan dibunuh," batinku menahan kesal.

Rissa POV end

Di depan ruang kepala sekolah.

Tok! tok! tok!

"Masuk!" seru suara di dalam. Lalu Rissa dan Vino pun masuk.

"Tuan putri dan Steviano ada perlu apa?" tanyanya sopan sambil menunduk kepada Rissa.

Rissa mengisyaratkan Mr. Bryan untuk kembali tegak menggunakan tangannya.

Mr. Bryan pun kembali tegak. "Kami mendapatkan ini Mr," ucap Vino sambil memeberikan secarik kertas yang tadi ke Mr. Bryan.

Lalu Mr. Bryan mengambil kertas itu dan mulai membacanya, raut wajahnya berubah menjadi khawatir dan cemas seketika.

"Kalau mereka datang 2 Hari lagi, waktu untuk latihan tidak akan cukup," ucapnya cemas.

"Tenang saja Mr. Kita pasti bisa melawan mereka," ucap Rissa datar."Kita berdua akan membantu."

"Baiklah." Mr. Bryan tersenyum tipis, tapi Rissa tahu pria itu sedang merasa khawatir.

🌙🌙🌙

Vino POV

"Hoam, Jam berapa sekarang?" gumamku pelan.

Aku melihat ke arah jam, sekarang masih jam 04.30 aku memutuskan mandi dan bersiap-siap.

Setelah selesai mandi dan memakai seragam aku melihat jam masih jam 05.00 jadi aku memutuskan untuk menelepati Rissa.

"Zi! Udah siap?" tanyaku

"Udah di cafeteria malahan, sarapan."

"Otw ya!" ucapku.

"Hmm," dehemnya.

Aku memutuskan telepatiku lalu menyambar tas ku yang ada di atas nakas dan berjalan ke cafetaria.

"Hai Zi!" seruku saat sudah sampai di cafetaria dan duduk di bangku kosong di samping Rissa.

"Hmm," dehemnya.

"Ini buatku?" tanyaku saat melihat roti bakar dan susu coklat di depanku.

"Hmm," dehemnya lagi.

Belum sempat aku memasukkan makananku ke dalam mulut mereka datang. Siapa lagi Kalau bukan Rayhan, Nessy, Marie, Fiki, Leon, Rian Dan Nao.

"Jahat lo gak bangunin gue!" ucap Fiki sambil melihatkan ekspresinya yang menurutku menjijikan. Ralat, sangat menjijikan. Apa-apaan ekspresinya itu?

"Hmm." Aku menjawab hanya dengan deheman. Lalu mereka semua pun ikut duduk.

"Gue mau nanya ke kalian berdua," ucap fiki dengan nada sok serius.

"Hmm." dehemku bersamaan dengan Rissa.

"Hubungan lo berdua apaan? Pacaran ya?" tanyanya sambil menggoda ku dengan menaik turunkan alisnya.

Aku dan Rissa tersedak makanan karena ucapannya lalu buru-buru minum, setelah itu kita berdua menatapnya tajam.

"Gak!" ucapku bersamaan dengan Rissa lagi.

"Cie barengan," goda Nessy, lalu mereka semua tertawa. Kita berdua hanya menatap mereka datar dan melanjutkan makan.

"Jujur aja deh Vin.." sekarang si Rian yang ngomong.

Aku hanya diam dan menelepati Rissa
"Ris, bilang apaan? Jujur aja kamu tuh saudaraku?" tanyaku.

"Diem aja dulu, jangan kasih tahu mereka dulu karena waktunya belum tepat," ucapnya.

"Oke!" ucapku.

Lalu aku memutuskan telepatinya dan menyelesaikan makan. "Gue ke kelas," ucap Rissa lalu berjalan meninggalkan cafetaria.

"Gue juga," ucapku lalu mengikuti Rissa.

Vino POV end

--TBC--

Mage Academy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang