Aku tersenyum balik saat menjabat tangan dia. Entahlah, yang tadinya aku masih marah padanya tiba-tiba saja sirna. Apa aku masih menyayanginya? Ah, jangan ditanya soal itu. Aku pasti akan jawab, selalu.
"Kok bengong?" Melodi menepuk pundakku. Membuat aku memasang wajah cengo.
"Hah? Emang aku bengong?" tanyaku balik.
Melodi terkekeh. "Ya udah abaikan. Jadi, aku boleh minta ajarin untuk melukis?"
"Boleh. Boleh banget malah!" Aku berseru senang. Kulihat ia ikut tertawa renyah. Semesta, aku rindu tawa itu.
"Besok kita ketemu di sini?" tanyanya.
Aku sih ingin mengajak langsung ke pelaminan. Tapi, jangan deh, aku belum bisa kasih apa-apa untuk Melo.
"Boleh, habis ngelukis aku boleh ajak kamu ke suatu tempat?"
Ia terlihat bingung. "Ke mana?"
"Ada deh, kamu ikut aja. Nggak boleh nolak," lalu aku iseng mengedipkan sebelah mataku. Dan Melo langsung tertawa senang.
Terima kasih semesta, kamu mengembalikan bidadari yang selalu aku rindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAINTED // [SELESAI]
Short StoryBagi Rama, Melodi adalah gadis terpolos yang pernah ia temui. Dia itu introvert, dan dia itu punya julukannya sendiri. Katanya, Melodi itu bagaikan kanvas putih yang masih suci. Bagi Melodi, Rama adalah laki-laki ter-ramah yang pernah ia temui. Hid...