Sepi. Benar-benar sepi. Orangtuaku pergi menyisakan aku bersama kakak laki-lakiku. Entahlah, itu kakak laki-laki atau hanya patung hiasan saja.
Aku berulang kali mengecek ponsel namun tidak ada satu chat pun yang masuk untuk mengajak main. Apa aku benar-benar payah dalam bersosialisasi? Dengan rasa percaya diri aku duduk di samping kakaku itu.
"Kak, kenapa teman-teman aku nggak ada yang jenguk aku?" tanyaku dengan nada pelan. Aku harap Kak Mail mau menjawabnya.
Ia melirikku sekilas lalu melanjutkan aktivitasnya menonton TV. Tuhkan! Aku salah besar bertanya sama dia.
"Teman-teman? Lo cuma punya satu teman Mel," tiba-tiba Kak Mail berbicara. Aku yang mendengarnya kaget. Satu teman? Apa benar? Apa dia tidak bercanda?
"Gue bukan orang yang suka bercanda. Jadi buat apa gue bercanda. Ke mana teman lo yang selalu bawa kanvas seperti lo? Apa dia nggak jenguk lo?"
Aku tertegun mendengarnya. Teman? Yang membawa kanvas? Sepertiku? Apa aku bisa melukis? Apa itu...benar? Dengan gerakan cepat aku berlari menaiki tangga dan mengobrak-abrik setiap bagian kamarku. Semoga saja aku menemukan jawaban.

KAMU SEDANG MEMBACA
PAINTED // [SELESAI]
Short StoryBagi Rama, Melodi adalah gadis terpolos yang pernah ia temui. Dia itu introvert, dan dia itu punya julukannya sendiri. Katanya, Melodi itu bagaikan kanvas putih yang masih suci. Bagi Melodi, Rama adalah laki-laki ter-ramah yang pernah ia temui. Hid...