39. [RAMA]

706 39 0
                                        

Semuanya terasa berbeda. Tidak seperti dulu saat aku sangat hobi melukis. Kini, yang aku lakukan hanya mengurung diri di kamar. Aku bangun tidur membuka mata hanya mengecek ponsel lalu tertidur kembali. Bahkan aku keluar kamar saat aku lapar atau ingin menonton TV. Kadang juga Rindi atau Surya yang mengantarkan makanan kepadaku. Tapi lebih sering Rindi.

Contohnya seperti pagi ini, Rindi menyembul di balik pintu kamarku. Wajahnya sangat lucu. Ia membawakan roti dan satu gelas susu putih. *Fyi aku tidak suka susu coklat.

"Abang, ini sarapan buat Abang," ucap Rindi memberikan roti dan susu.

Aku bangkit dari tempat tidur dan duduk di sampingnya. "Makasih," lalu aku menyeruput susu itu.

"Abang marah ya sama Rindi?" tanyanya tiba-tiba membuat aku menaikan satu alisku bingung. "Kenapa Abang Rama sekarang nggak pernah ngelukis lagi? Rindi janji deh, Rindi nggak akan ngadu sama Bunda kalau baju Rindi kena cat air Abang,"

Leherku seakan tercekik mendengar pernyataan itu. Sejak kapan Rindi bisa membuat kata-kata yanh menelusup jantungku? Astaga, dia sangat lugu. Sama seperti----ah sudahlah.

"Bang Rama ngelukis lagi ya?" pintanya dengan kedua tangan memohon. Lucu sekali, aku mana bisa menolaknya.

"Oke," jawabku tanpa ragu.

Tapi aku seketika teringat sesuatu. Kalau aku melukis, kapan aku bisa move on dari dia?

*Fyi = For Your Information

PAINTED // [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang