09. [MELODI]

1.3K 74 0
                                    

Sudah dua minggu lebih aku mengenal Rama. Ya, dia benar-benar Ramah. Satu hal unik yang aku tahu dari Rama, dia selalu membawa note kecil. Note itu digunakan setelah ia melukis, Rama selalu menuliskan alasan mengapa ia melukis objek tersebut di dalam note-nya. Aku sempat ingin melihat apa saja alasannya, tapi katanya nggak boleh. Ini rahasia alam semesta. 

"Jadi gimana? Lo bisa 'kan?" suara cempreng itu menyadarkanku dari lamunan. 

Aku mengangguk ragu. "I--iya, aku coba deh,"

Dia tersenyum manis. "Oke, gue tunggu ya Mel," balasnya menepuk pundakku pelan.

Jadi begini rasanya saat dibutuhkan olehn seseorang, lalu orang itu juga merespons baik?

Aku segera mengambil tas ranselku dan berjalan menuju toko lukis. Cat-ku sudah habis, hehe. 

Baru saja aku memegang pintu toko, aku melihat seseorang yang sangat aku kenal sedang membonceng seorang perempuan. Ya, bisa ku lihat kalau perempuan itu sangat cantik. Rama, aku yakin orang itu Rama. Motor Rama mendekat ke parkiran toko. Aku masih berdiri menunggu apa reaksi Rama. Kulihat dia membuka helm-nya dan melihatku. 

"Melodi?" katanya agak terkejut. "Mau beli keperluan lukis juga?" 

Aku refleks menggeleng. Aku hanya tersenyum simpul pada perempuan di sampingnya dan segera berjalan menjauh. 

Kenapa jantungku tiba-tiba ngilu? Aku nggak punya penyakit jantung kok, sungguh. 

PAINTED // [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang