PENOBATAN

2.5K 68 0
                                    

Sebulan telah berlalu sejak mangkatnya Gusti Prabu Anggalarang. Sudah saatnya bagi kerajaan Galuh menobatkan seorang raja baru. Dan sudah pasti Raden Pamanah Rasa adalah penerus Prabu yang akan dinobatkan. Juga sesuai mandat terakhir Prabu Anggalarang, Raden Walangsungsang juga akan dinobatkan menjadi putra mahkota penerus Raden Pamanah rasa.

Pagi hari di kerajaan Galuh terasa begitu riuh dan sibuk. Para dayang dan punggawa menyiapkan banyak hal untuk upacara penobatan dua anggota keluarga kerajaan sekaligus. Tak boleh sampai ada kesalahan apalagi penyusup datang untuk mengganggu jalannya penobatan karena penobatan ini tak hanya akan dihadiri oleh penduduk Galuh, tetapi juga oleh para utusan dari negri tetangga.

Para tamu terhormat dan rakyat biasa sudah mulai berdatangan untuk menyaksikan jalannya penobatan penggantian mendiang Prabu Anggalarang. Diantara para tamu yang hadir ada seseorang yang sudah sangat tidak asing. Raden Amuk Marugul juga ayahanda dan adiknya. Prabu Susuk Tunggal dan Nyimas Kentring Manik Mayang Sunda.

Meskipun Raden Amuk Marugul tidak begitu akur dengan kerajaan Galuh dan Raden Pamanah Rasa, ia tetap datang karena bagaimana pun juga kerajaan Sunda dan kerajaan Galuh adalah dua kerjaan yang saling berkerabat.

Raden Pamanah Rasa naik keatas singgasana dan dimahkotai oleh para tetua kerajaan dan digelari sebagai Prabu Jayadewata. Semua hadirin bersorak sorai penuh kekaguman dengan naik tahtanya Jayadewata kecuali Raden Amuk Marugul. Dalam hatinya terdapat iri dan dendam lama yang masih terpendam.

Setelah mendapat gelar Prabu Jayadewata, ia pun menobatkan Raden Walangsungsang sebagai putra mahkota. Dan kedua istrinya sebagai permaisuri kerjaan Galuh yang sah.

Ucapan selamat dan harapan datang untuk keluarga kerajaan. Banyak hadiah yang dikirimkan oleh para utusan kerajaan tetangga. Tak hanya para kalangan tinggi yang menikmati perjamuan dari penobatan, tetapi rakyat biasa pun turut ambil bagian dalam memeriahkan perjamuan tersebut.

Para utusan kerajaan begitu kagum pada keramahan keluarga kerajaan Galuh. Mereka tak sungkan atau merasa jijik untuk berinteraksi dengan para rakyatnya. Bahkan tak segan Nyimas Subang Larang yang notabene seorang ratu menyendokan makanan untuk rakyatnya. Mereka tersenyum manis dan tertawa bersama seakan tak ada penghalang apapun antara rakyat dan rajanya.

"Nyimas..." Sapa seseorang yang ternyata adalah Raden Amuk Marugul. Sedari tadi ia begitu sangat memperhatikan Nyimas Subang Larang karena memang sampai saat ini ia masih menyukai wanita itu walau jelas status wanita itu adalah ratu dari kerajaan saudaranya.

Nyimas tersenyum canggung pada Raden Amuk Marugul. Ia sangat ingat bagaimana pria dihadapannya ini selalu sangat berambisi untuk mengalahkan suaminya tetapi selalu gagal.

"Raka..." Sapa Nyimas Aci Putih tersenyum dengan sangat manis. Melihat sosok Aci Putih yang tampil dengan sangat menawan hari itu, Raden Amuk Marugul sangat terpesona olehnya. Dan tersirat dihatinya rasa iri dan ingin merebut kedua istri Prabu Jayadewata. Namun hasratnya hanya cukup jadi mimpi dan tak akan bisa baginya merebut apapun dari Jayadewata.

"Nyimas, perkenalkan namaku adalah Raden Amuk Marugul. Aku adalah calon Prabu dari kerajaan Sunda." Ucap Raden Amuk Marugul dengan angkuhnya. Ia menggapai telapak tangan ratu Galuh dengan lancang dan mengecup punggung tangannya. Nyimas Aci Putih terkejut dan spontan menampar keras pipi Raden Amuk Marugul karena telah lancang mengecup punggung tangannya.

"Lancang! Beraninya kau menampar seorang putra mahkota kerajaan Sunda!" Marah Amuk Marugul.

"Kau yang lancang! Beraninya kau berbuat hal yang tidak senonoh pada ratu Galuh dan istri Prabu Jayadewata di kerjaan Galuh ini!" Balas Aci Putih tegas. Ia merasa sangat dilecehkan oleh Raden dari Sunda itu. Nyimas yang melihatnya pun merasa sangat geram. Tak seharusnya sebagai seorang tamu Raden Amuk Marugul melakukan hal selancang itu.

PRABU SILIWANGI RAJA PADJAJARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang