PADJAJARAN

2K 97 11
                                    

Gusti Prabu sangat bahagia mendengar isterinya tengah mengandung buah cinta mereka yang ketiga. Ia menyumbangkan banyak kebutuhan kepada rakyatnya yang tidak mampu sebagai rasa syukurnya atas kebahagiaannya kini.

Tak hanya berita kehamilan Nyimas Subang Larang yang membuatnya bahagia, kini isteri tercintanya sudah mulai memaafkannya dan melupakan kekecewaannya pada sang Prabu. Nyimas Subang Larang menerima madu barunya dengan sangat baik, bahkan ia memberikan jatah bermalamnya dengan sang Prabu untuk madu barunya. Prabu senang ketiga istrinya dapat hidup dengan rukun walaupun mereka berbeda latar belakang.

*****

Seperti yang sebelumnya diketahui bahwa Prabu Susuk Tunggal akan mangkat lebih awal dari posisinya saat ini dan berniat menyerahkan tahta pada menantu barunya. Prabu Jayadewata.

Hari ini adalah hari yang telah ditentukan bersama sebagai hari yang sangat spesial dan bersejarah. Dimana kedua kerajaan yang dulunya terpecah kembali dipersatukan dalam kekuasaan seorang raja muda yang sangat berprestasi.

Banyak tamu undangan yang hadir untuk menyaksikan acara penting dalam kamus kehidupan Prabu Jayadewata dimana ia akan dinobatkan menjadi Maharaja dua kerajaan Pasundan terbesar di zamannya.

Prabu Jayadewata menaiki singgasananya diiringi sorak ramai kebahagian dari tamu dan rakyatnya yang hadir. Ia membalas sorakan rakyatnya dengan senyum termanis yang bisa ia lukiskan. Tanpa mengulur waktu, Prabu Susuk Tunggal memahkotai menantunya dan menyerahkan mandat kepemimpinan kerajaannya pada menantunya itu. Prabu muda itu didudukan pada tahtanya dan dinobatkan sebagai Maharaja besar memimpin dua kerajaan baru yang kini bernama Padjajaran dengan gelar Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi.

Semua orang bersorak sorai meneriakan nama pimpinan mereka dan mengucapkan selamat.

"Selamat Gusti Prabu. Hidup yang mulia Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi!"

"Hidup!"

"Hidup yang mulia Prabu Susuk tunggal!"

"Hidup!"

"Hidup yang mulia Nyimas Subang Larang!"

"Hidup!"

"Hidup yang mulia Nyimas ratu Aci Putih!"

"Hidup!"

"Hidup yang mulia Nyimas ratu muda Kentring Manik!"

"Hidup!"

Begitulah kira kira rakyat memuja muja keluarga kerajaan mereka. Mereka sangat antusias dengan bersatunya kerajaan Galuh dan Sunda menjadi kerajaan Padjajaran dibawah pimpinan Prabu Siliwangi.

"Wahai rakyatku dan tamu terhormatku yang telah rela datang hari ini untuk menobatkanku memimpin amanat baruku. Izinkan aku menyampaikan kabar gembira ini pada kalian semua. Hari ini, aku Prabu Siliwangi, memohon doa dan restu kalian agar aku dapat menjalankan amanat kepemimpinan ini dengan baik. Doakan aku agar aku dapat menyuburkan tanah padjajaran kita tercinta ini! Doakan aku agar seluruh anggota keluarga kerajaan dapat menjadi abdi yang baik untuk kalian semua. Dan mohon doakan aku, agar calon anak ketigaku yang kini sedang dikandung oleh Dinda Nyimas Ratu Subang Larang dapat tumbuh sehat dan kelak akan terlahir menjadi orang yang hebat." Pidato singkat Gusti Prabu.

Semua hadirin bertambah senang. Mereka sangat terkejut mendapat dua kabar yang membahagiakan dalam satu hari. Ramai ramai mereka mengamini doa Prabu dan mendoakan agar calon anak ketiganya adalah seorang pangeran atau putri yang sehat, baik hati seperti kedua orang tuanya dan juga hebat mengayomi rakyatnya.

Prabu dan keluarganya sangat terharu mendapat doa dari para tetamu tercintanya. Dan lagi lagi Prabu Susuk Tunggal dibuat terperangah. Ia begitu kagum dengan kharisma menantunya yang sangat mencintai dan dicintai oleh rakyatnya. Bukan hanya oleh rakyat Galuh, tetapi juga dari rakyat kerajaan Sunda dan para tamu dari kerajaan lainnya. Ia jadi semakin yakin bahwa ia tidak akan salah membuat keputusan kali ini.

*****

Raden Walangsungsang adalah satu satunya anggota kerajaan yang tak dapat menghadiri penobatan ayahandanya. Ia sedang mengikuti kakeknya untuk melakukan perjalanan dakwah mencari dan menyebarkan ajaran Islam pada orang orang yang dilaluinya.

Dalam perjalannya ia banyak menemui pelajaran baru yang belum pernah ia ketahui. Ia memang tak pernah berfikir bahwa hidup itu mudah dan bergelimang kemewahan. Tetapi walau sejak kecil ia telah banyak diajarkan tentang kehidupan luar istana yang susah, ia tetap banyak mendapatkan pelajaran hidup yang baru. Ia melihat dengan matanya sendiri bagaimana rakyatnya harus bekerja keras menghasilkan butiran butiran beras yang selama ini ia makan. Bahkan ia pun tak sanggup melakukannya saat mencoba untuk membantu sang petani.

Ia baru mengetahui dengan menggembala domba dapat melatih kesabarannya. Tak hanya pelajaran kehidupan sosial yang ia terima dari perjalanannya, tetapi juga pelajaran tentang kerasnya kehidupan alam liar dan keindahan alam yang belum ia jamah satu persatu.

Sebagai seorang pangeran muda, ia merasa sangat bersyukur bisa mendapatkan banyak pelajaran hidup baru yang luar biasa diusianya yang masih sangat muda.

"Raden, cobalah kau renungkan tentang kemegahan alam yang kau lihat ini. Bagaiman Sang Maha Pencipta melukiskan dengan sangat indah bumi ini untuk kita hamba hambanya." Ucap Kakek lembut.

Raden memejamkan matanya. Kakinya ia lipat bersila dengan kedua telapak tangannya ia tidurkan pada kedua siku kakinya. Ditariknya udara segar secara perlahan untuk memenuhi pasokan oksigen dalam tubuhnya dan dengan tenang ia kembali menghembuskan nafas dari mulut kecilnya.

"Mahasuci Allah atas segala sesuatunya. Jika bukan karena kasih sayang-Nya, aku tak akan bisa menghirup udara yang sangat segar ini. Karena-Nya aku dapat menikmati sejuknya alam ini..." Ucap Raden masih dengan memejamkan kedua matanya. Ia begitu tenang menikmati keindahan alam dengan seluruh panca inderanya.

Ki Tapa tersenyum melihat kecerdasan akal dan iman dari cucunya. Ia berharap kelak cucunya dapat menjadi raja yang hebat dan bijaksana.

"Mahasuci Allah, atas karunia-Nya aku dapat terlahir sebagai pangeran Walangsungsang yang memiliki seorang ayah, tiga orang ibu dan Kakek yang baik hati. Kakek, rasanya segala pujianku tak akan pernah cukup untuk memuji segala keindahan dan kebesaran Sang pencipta. Bahkan segala yang kulakukan tak akan cukup untuk membayar hembusan nafas ku."

Kakeknya merasa tersentuh. Ia hanya tersenyum dan mengangguk kepalanya.

"Raden, kelak jika engkau telah menjadi raja, jangan pernah kau lupa kau adalah seorang raja yang dipilih oleh Sang Maharaja yaitu Allah Azza Wa Jalla. Jika kau mendzolimi rakyatmu maka Rajamu akan menghukum dirimu di dunia dan di akhirat. Kau mengerti nak?" Tanya Kakek lembut sambil mengusap lembut kepala cucunya. Raden membalasnya dengan sebuah senyuman manis.

Merekapun kembali melanjutkan perjalanan untuk pulang menuju kerajaan Padjajaran.

*****

Hai semua.... Salam hangat untuk semua pembaca yang sudah rela meluangkan waktunya untuk membaca cerita saya. Ini adalah karya yang murni saya buat dengan mengkolaborasikan sejarah dengan fiksi romantis didalamnya. Ya jujur saya terinspirasi buat gender cerita seperti ini dari drama Saeguk korea yang memadukan sejarah dan cinta 😍

Pembaca yang baik, jika kalian merasa cerita ini menarik dan juga kalian suka, saya minta tolong votenya ya dan pendapat kalian mengenai cerita ini. Juga kalau kalian ada kritik dan saran, langsung aja ya ketik di kolom komentar agar saya bisa baca dan segera memperbaiki apa yang masih kurang berkenan.

Dan kalau menurut kalian cerita ini jelek dan kurang menarik gpp, ndak usah dibaca ndak udah ditengok, tinggalkan saja dan cari bacaan yang lebih menarik dan bermanfaat.

Terima kasih ya sekali lagi untuk semua pembaca yang udah luangin waktunya hanya untuk baca cerita ini.. saya sebagai author sangat berterima kasih. Semoga kalian merasa terhibur dan bahagia selalu.

Salam dari author.


PRABU SILIWANGI RAJA PADJAJARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang