PERBUDAKAN
"Tidak akan ku biarkan kalian melukai Raka Walangsungsang!" Ancam seorang gadis kecil yang tak lain Nyimas Rara Santang. Gadis itu juga yang telah melepaskan anak panah dari belakang punggungnya.
Kedua pria itu terperanjat. Jadi yang tadi ia lawan adalah Prabu Siliwangi dan kedua anaknya. Mereka menyesali perbuatannya dan berlutut dihadapan Prabu memohon ampun. Andai saja mereka tau lebih awal, setidaknya mereka hanya akan kehilangan dua anak itu dan kini mereka harus membayar mahal perbuatan mereka apalagi mereka sempat mengancam membutakan mata putra mahkota. Jelas itu adalah kejahatan berat.
Tentu saja dua pria itu tidak langsung mengenali anggota kerajaan. Mereka tampil biasa saja saat keluar istana seakan mereka hanya bangsawan biasa dan bukan Prabu ataupun Putri.
Raden dan Prabu tak percaya melihat adik dan putri mereka begitu berani melawan penjahat. Tak perlu membuang waktu, Prabu langsung mengeksekusi keduanya dan memberikan isyarat pada pengawal istana melalui tembakan panah ke udara tanda darurat.
Menunggu bantuan dari istana datang, Prabu beserta kedua anaknya dan dua anak yang baru ditolongnya terpaksa berkemah disana untuk beberapa saat. Prabu memperkenalkan dirinya dan kedua anaknya pada dua anak tadi.
"Ampun Gusti Prabu. Mohon maaf karena kami telah merepotkan Gusti Prabu dan anak anak Gusti Prabu." Ucap anak lelaki itu takut takut.
"Gusti Prabu terima kasih..." Sambung sang anak perempuan yang dibalas senyuman manis oleh ketiganya.
"Kalian tidak perlu berterima kasih. Ini sudah tugasku sebagai pemimpin kalian untuk melindungi kalian. Dari mana asal kalian sebenarnya?" Tanya prabu.
"Kami dari desa yang jauh dari sini, Gusti Prabu. Desa kami berada di ujung selatan kerajaan Sunda Pura. Desa kami diserang oleh para perampok pada malam hari. Harta kami dirampas, anak anak di culik dan dijadikan budak. Selain kami masih banyak anak yang diperbudak di tempat tuan itu." Cerita sang anak laki laki.
Raden marah dan sedih mendengar cerita kedua anak itu. Ia melihat luka cambuk yang kentara di lengan anak anak itu dan sebagian di tubuh keduanya yang terlihat dari sisa sisa tubuh yang tak terbungkus baju. Sangat kejam!
"Ayahanda, kasihan mereka. Ayahanda harus menolong mereka..." Pinta Nyimas Rara dengan sedih.
Anak lelaki itu menatap tulus pada kedua anak Prabu. Ia sangat terkesan dengan kebaikan keduanya terlebih dengan keberanian dan ketangkasan Nyimas Rara. Walau dia seorang anak perempuan, Nyimas tetap berani dan dia lihai dalam memanah. Anak lelaki itu berjanji akan membalas kebaikan mereka dengan segala cara dan dia sangat berjanji akan menjaga Nyimas Rara dengan segenap jiwanya sebagai ucapan terima kasih dan balas budi.
"Siapa nama kalian?" Tanya Raden.
"Saya Ayu Lakhsmi...."
"Saya Arya Dana"
******
Sesampainya di istana Prabu langsung mengadakan rapat mendadak. Ekspresi wajahnya begitu kesal dan kecewa.
Ia memasuki ruang istana tanpa menyapa atau tersenyum tidak seperti biasanya. Semua pejabat yang hadir saling bertanya tanya untuk apa mereka dikumpulkan. Dan apa yang terjadi hingga Prabu mengadakan pertemuan mendadak seperti ini bahkan tidak seperti biasanya Prabu bersikap sangat tidak ramah hari ini.
"Ku dengar Gusti Prabu dan kedua anaknya di serang dekat hutan perbatasan dalam kerajaan Galuh." Bisik peserta pertemuan. Kasak kusuk antara penasihat meramaikan ruang pertemuan.
Nyimas Subang Larang yang mendengar kabar suaminya kembali dalam keadaan terluka menjadi cemas. Ia segera mencari suaminya dan kedua anaknya. Ia juga mendapat kabar bahwa ketiganya mengalami penyerangan secara tak seimbang dan Raden bahkan disandera oleh para penjahat. Ia berharap ketiganya baik baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRABU SILIWANGI RAJA PADJAJARAN
Ficción históricaPrabu Siliwangi adalah seorang raja legendaris yang amat terkenal di wilayah Nusantara terutama di tanah Jawa Barat. Ia adalah seorang Raja besar yang memimpin kerajaan Padjajaran bergelar Sri Baduga Maharaja. Raja yang telah memimpin dan menyatukan...